Selasa, 21 Februari 2012

Tidak Adil

"hidup ini tidak adil!" katamu. Ketika ku tanyakan padamu dimana letak keadilannya, kau diam dan menatapku seakan itu pertanyaan paling bodoh yang pernah ku ajukan. Aku hanya bisa menelan ludah saat kau lebih memilih menjawabku dengan beratnya nafas lalu pergi meninggalkanku sendiri.

Aku salah, berkata dengan tidak melihat situasi, hanya saja  kata 'tidak adil'mu mengingatkan ku pada sebuah daftar yang masih kosong diantara daftar - daftar lainnya yang kupunya yang penuh dengan coretan seperti target ku tahun ini atau tempat yang harus di kunjungi dan lainnya


Daftar itu masih kosong entah karena tidak ada keberanian untuk mengisi atau karena aku sudah sangat tau jelas hasilnya. Daftar yang bagian atasnya tertulis 'Hal Baik dan Hal Buruk yang terjadi pada dirimu' dan dibawahnya tertulis 'mana yang lebih banyak fie?'

Senin, 13 Februari 2012

Satu

Kita harus meluruskan hal ini. Ia-lah satu. Tapi kata satu disini bagimu dan bagiku bisa saja sama dan bisa jadi berbeda. Jadi jangan kau tarik garis lurus terlebih dahulu sebelum kita saling mengetahui dasar dari kata satu. 



Sekalipun pendapat itu dapat di nalar tapi belum tentu itu benar.

Jumat, 10 Februari 2012

D untuk tidak berusaha

"D lagi!!! Kamu tau fie? D adalah nilai untuk kamu yang tidak berusaha, tidak bertanggung jawab terhadap pilihan. Jangan banyak alasan apalagi melemparkan kesalahan pada yang lain.Ok, perbaiki itu."

uch... mau gimana lagi sudah coba diperbaiki tapi tetap saja D. Bisa di skip ajah gak sih? (tak ada keberanian untuk mengatakannya T.T)

Jumat, 03 Februari 2012

Pernikahan dan kesenangan hati

Bukanlah "apa kabarmu fie?" yang menjadi pertanyaan utama sekarang tapi "kapan nikah fie?" dan aku hanya punya senyum sebagai jawabannya.

Beberapa orang yang kutemui mencoba menasehati seakan aku tak pernah memikirkan hal ini sama sekali dan beberapa orang lainnya serta merta menarik kesimpulan bahwa aku terlalu memilih, si penuntut kesempurnaan. Tak ada yang bisa ku katakan kecuali membuat sebuah anggukan bukan tanda setuju hanya sebuah jalan pintas agar aku keluar dari pembicaraan ini.

Apakah aku anti? .... Tidak. Apakah ada trauma?... ah itu tidak bisa dijadikan alasan. Lalu?...  bolehkan aku menjawabnya dengan senyum?. Aku tau aku tak boleh bermain-main dengan hal ini jadi senyum adalah hal baik untuk saat ini. Bagaimanapun juga menikah adalah hal wajib, harus kujalani, tak ada alasan yang bisa kuajukan untuk menghindarinya (atau dibenarkan untuk menghindarinya) oleh karena itu aku telah mengambil keputusanku, aku akan menjalaninya tapi menjalaninya dengan kesenangan hati agar aku bisa menjalani semua tanggung jawab itu, melepaskan semua egoku, rela membagi hidupku serta ......


Oh ya, aku sedang bertanya-tanya pada diri sendiri bagaimana diriku dalam balutan kebaya pernikahan nantinya ya?