Jumat, 22 April 2011

Meng-akali

aku sedang duduk santai menikmati lagu accoustic bossa yang baru saja gila-gilaan ku download ketika kau datang dengan pertanyaan 

"apa batas manusia?"

aku melirikmu, berpikir sejenak... "em... menjadi Tuhan atau berpura-pura menjadi Tuhan"

"berarti hampir tidak ada yang tidak bisa kita lakukan selain hal yang kau ucapkan"

aku narik nafas lalu menjawab "terbang"

"eh... bukankah kau orang yang setuju bahwa takdir kita memang tak bersayap tapi kita masih bisa terbang  seperti burungkan dengan pesawat terbang atau paralayang, kita mungkin tak punya insang tapi kita masih bisa seperti ikan, menyelam?"

kau membuatku menarik nafas dalam, percakapan ini... "jangan lagi tentang takdir dan nasib!"

"ah bukan bukan" kau menggeser duduk mu mengarah padaku "kita bisa mengakali takdir"

aku menoleh padamu cepat, apa yang sedang kau pikirkan? "kau ingin mengakali Tuhan?"

"eh, gak mungkin itu, Dia sang pencipta. Kita terlahir dengan fisik terbatas tapi bukan otak kita ,bukan pikiran kita, bukan hati kita"

Kau mengakhir katamu dengan senyuman dan membuat ku khawatir, apa yang ingin kau lakukan?

Jumat, 15 April 2011

Anak Sungai Waktu

Seberapa jauh kita telah terpisah? Aku masih melihatmu duduk di sisi anak sungai yang bersebrangan dengan ku, kita masih saling melambaikan tangan dan mentertawai hal yang sama, karena itu kupikir kita masih bersama… karena itu kupikir kita tak terpisah, tapi saat ku langkahkan kakiku di sungai mencoba mendekatimu, aku menyadari sesuatu bahwa langkahku tak sedikitpun mendekatimu. Ini hanya anak sungai… hanya 5 meter jarak kita tapi mengapa langkahku tak berkesudahan?.

Sepertinya aku harus menerima kenyataan bahwa kau hanya proyeksi pikiranku saja. Sebuah film tentangmu yang terus ku putar diotakku, dimana waktu yang membawa perubahan tak berlaku disana. Benar kiranya kata mereka bahwa kita hanya melihat hal yang ingin kita lihat, seperti ku yang ingin selalu melihatmu sebagai teman kecilku, yang selalu berusaha membuatku bergerak dari depan TV dan meninggalkan Mario bross untuk berlarian di gang-gang kecil diantara rumah tetangga hanya untuk buah kersen kegemaran kita yang bisa ditemukan di ujung gang terakhir.

Inilah kenyataannya yang harus aku terima bahwa kita telah terpisah, terpisah oleh anak sungai, anak sungai waktu yang setiap tetes airnya adalah milidetik yang terkumpul saat kita memilih pilihan-pilihan yang berbeda yang membuat kita berada pada sisi anak sungai yang berbeda seperti sekarang. Membuat kita jauh.

Pada sebuah daun yang kuhanyutkan dalam air kutuliskan tentang kita “aku baru sadar ternyata seorang sahabat itu ada harganya memang bukan dalam bentuk rupiah tapi kau telah membeli persahabatan itu untukku, kau telah membelinya dengan waktu kebersamaan, kau telah membelinya dengan mendengarkan keluh kesah, kau telah membelinya dengan senyum dan dukungan diatas kebahagian dan cita sahabatmu.” Aku hanya berharap daun ini sampai ketanganmu agar kau tau bahwa aku kehilanganmu.



saat kau katakan kau baik-baik saja dan ku tau kau berbohong.

Senin, 11 April 2011

Bosan, Email dan Tugu Khatulistiwa

Aku hanya sedang benar-benar bosan dengan semua hal. Kerja, kuliah, jadwal-jadwal yang harus dipenuhi, tugas-tugas yang harus diselesaikan, janji-janji yang harus ditepati, rencana-rencana yang harus dibuat dan masalah-masalah yang datang silih berganti. Ingin rasanya pergi ke suatu tempat, sendiri, menghabiskan waktu yang ada. Menemukan kembali semangat yang telah hilang. Menjauhkan diri dengan semua pertanyaan tentang hidup (sok berat…), bagaimana masa lalu dan seperti apa masa depan (mulai lebay…) hahaha… sok serius deh fie…… ;D

Tapi beneran blog, fie lagi bosan banget, apa lagi waktu opie ngirim fotonya yang lagi nunjuk Jam Gadang di Bukit Tinggi ahhh… rasanya mau fie jual ajah tuh jam gadang… hehehe ^-^ (boleh gak yah?). Opie, temen yang stay di medan ini sering sekali berpergian keliling sumatera, bikin iri? Em… sebenarnya sih enggak karena fie juga cukup sering keliling kota di pulau jawa (mulai sombong :P hehehe) tapi kali ini! karena fie terperangkap dengan banyak sekali laporan yang membuat tidur fie hanya 2 jam sehari ingin sekali rasanya nge-trip, untuk sehari dua hari saja keluar dari kantor urusan kerjaan gak masalah-lah karena cuti nil kemungkinannya yang penting nge-trip!.

Puncuk di cinta ulam pun tiba blog, di senin pagi ketika fie berusaha buka mata yang rasanya semakin sipit saja, Si Bos manggil dan bilang “besok kamu sudah harus berada di pontianak, kita ada rapat piutang dengan customer b2b, enggak ada masalahkan dengan kuliahmu?” fie dengan suara datar menjawab “em, enggak ada masalah Pak, saya bisa bikin surat ijin” dalam hati fie sorak sorai bergembira blog, bayangin mulai dari Medan, Pekanbaru lanjut ke kota-kota di sumatera berikutnya ke tanah jawa hingga terakhir ke Kupang-NTT tak pernah sedikitpun fie berpikir untuk menginjakkan kaki di kalimantan terlebih di pontianak… ah… ini benar-benar keren… makasih bos… :D


                                             Source: http://id.wikipedia.org/wiki/Tugu_Khatulistiwa
Tugu Khatulistiwa atau Equator Monument berada di Jalan Khatulistiwa, Pontianak Utara, Propinsi Kalimantan Barat. Lokasinya berada sekitar 3 km dari pusat Kota Pontianak, ke arah kota Mempawah. Berdasarkan catatan yang diperoleh pada tahun 1941 dari V. en. W oleh Opzichter Wiese dikutip dari Bijdragen tot de geographie dari Chef Van den topographischen dienst in Nederlandsch- Indiƫ : Den 31 sten Maart 1928 telah datang di Pontianak satu ekspedisi Internasional yang dipimpin oleh seorang ahli Geografi berkebangsaan Belanda untuk menentukan titik/tonggak garis equator di kota Pontianak dengan konstruksi sebagai berikut :
a. Tugu pertama dibangun tahun 1928 berbentuk tonggak dengan anak panah.

b. Tahun 1930 disempurnakan, berbentuk tonggak dengan lingkarang dan anak panah.

c. Tahun 1938 dibangun kembali dengan penyempurnaan oleh opzicter / architech Silaban. Tugu asli tersebut dapat dilihat pada bagian dalam.

d. Tahun tahun 1990, kembali Tugu Khatulistiwa tersebut direnovasi dengan pembuatan kubah untuk melindungi tugu asli serta pembuatan duplikat tugu dengan ukuran lima kali lebih besar dari tugu yang aslinya. Peresmiannya pada tanggal 21 September 1991.

Bangunan tugu terdiri dari 4 buah tonggak kayu belian (kayu besi), masing-masing berdiameter 0,30 meter, dengan ketinggian tonggak bagian depan sebanyak dua buah setinggi 3,05 meter dan tonggak bagian belakang tempat lingkaran dan anak panah penunjuk arah setinggi 4,40 meter.


Diameter lingkaran yang ditengahnya terdapat tulisan EVENAAR sepanjang 2,11 meter. Panjang penunjuk arah 2,15 meter. Tulisan plat di bawah anak panah tertera 109o 20' OLvGr menunjukkan letak berdirinya tugu khatulistiwa pada garis Bujur Timur.
 
Peristiwa penting dan menakjubkan di sekitar Tugu Khatulistiwa adalah saat terjadinya titik kulminasi matahari, yakni fenomena alam ketika Matahari tepat berada di garis khatulistiwa. Pada saat itu posisi matahari akan tepat berada diatas kepala sehingga menghilangkan semua bayangan benda-benda dipermukaan bumi. Pada peristiwa kulminasi tersebut, bayangan tugu akan "menghilang" beberapa detik saat diterpa sinar Matahari. Demikian juga dengan bayangan benda-benda lain disekitar tugu. Peristiwa titik kulminasi Matahari itu terjadi setahun dua kali, yakni antara tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September. Peristiwa alam ini menjadi event tahunan kota Pontianak yang menarik kedatangan wisatawan.

Meski hanya sebentar, tapi fie senang banget karena bisa melihat sungai kapuas yang merupakan sungai terpanjang di indonesia. selamat tinggal Supadio (Bandar Udara Kalbar). suatu saat aku akan kembali lagi untuk berburu buaya. :D


really love job trip ^-^