Kamis, 30 September 2010

Minipop: "A New Hope"

ini bukan tentang pengetahuan tapi tentang perasaan

Ada sebuah kalimat yang kuingat dari sebuah film yang tak ku ingat judulnya,

"ini bukan tentang pengetahuan tapi tentang perasaan"

kalimat ini diucapkan oleh seorang perempuan kepada seorang lelaki ketika perempuan itu mengatakan cinta dan ditanggapi dengan peryataan dingin dari lelaki itu

"kamu tidak tahu apa-apa tentang diriku"

Kalimat perempuan itu menyadarkanku, sejauh apa kita harus tau tentang seseorang baru bisa katakan cinta padanya? apakah kita harus benar-benar tau? Aku selalu mengatakan pada diriku bahwa aku akan bersama seseorang yang benar-benar mengerti aku (yang artinya benar-benar tau tentangku karena rasa mengerti hadir saat kau tau)  jika ada seseorang mendekatiku tapi dia tak mampu mengerti maka aku tak akan pernah menganggap cintanya sesuatu yang serius, tapi kalimat itu kini telah membuat lubang di hatiku. Haruskah kita benar-benar tau? kupikir kita tak akan pernah tau secara pasti, yang bisa kita tau secara pasti adalah apa yang kita rasakan bukan pengetahuan tentang seseorang tapi rasa kita yang ada di hati terhadap seseorang.

Selasa, 28 September 2010

rumah kedua

"Selamat pagi pada pengunjung toko buku gramedia surabaya expo, selamat datang di toko kami.. " sangat hafal dengan announcement ini, satu tahun lebih setiap hari kecuali hari libur ku ucapkan, rindu untuk melakukannya lagi.

Ini adalah rumah kedua bagiku, Gramedia Surabaya Expo, bukan hanya karena aku suka membaca sehingga ku merasa punya perpustakaan sendiri tapi karena wajah-wajah ini. aku menemukan teka-teki tentang diriku sendiri saat bersama mereka.

Black (dian), Cece Yenny, Panda, Moli, Bang Qei, Vivi, Got, Jangkung, Fala, Yudas, Entong, Tyo, Wisnu, Eko, Nyit-nyit, Ling-ling, Ny.Liem, Mas Rudi, Rini, Sulis, Nilam, Yudi, Fitri dan nama-nama yang berbekas di ingatan namun tak kusebutkan. rindu kalian, rindu kebersaman kita.



akhir minggu kemarin

Akhir minggu yang menyenangkan langit, sabtu malam dengan sandal merah pinjaman dari dedek, aku bersama doggy kesayangan menyusuri jalanan Surabaya. Perjalanan satu jam ke Sedayu tak terasa mungkin karena memang ini yang kutunggu-tunggu bertemu Sahabat-sahabat Gramedia setelah hampir setengah tahun berpisah karena kami tak lagi bekerja di sana, meski tak semuanya tapi aku senang, setidaknya aku bertemu sebagian dari mereka. Jeritan Mryna membuatku tutup telinga, dia menghampiri dan memelukku setalah itu  memukul lenganku “jarene nang Jakarta tiba’e nang suroboyo” aku tertawa cekikian mendengar ucapannya “gak, aku di Jakarta cuma 2 bulan buat pendidikan, trus penempatan disini jadi sekarang disini sayang” jawabku. hai sana hai sini peluk sana peluk sini dan denger sapaan khas Surabaya "nang di ae cuk?" membuat senyumku semakin lebar.
Tanpa komando dan tanpa permisi dari tuan rumah kami langsung menyerbu makanan yang tersedia dan mulai membuka percakapan dengan membongkar memori lalu.
“satu hal yang kuingat dari kamu fie” ucap Sekek “kata-katamu itu yang langsung nusuk di hati”
“ah masa sih?” ucapku membela diri
“iya” jawab fala dan moli sengit
“aku masih ingat banget tuh waktu training gak kenal gak apa tiba-tiba kamu ngomong gini ‘mbk, kalau seperti ini bikin bingung, kamu tau mana buku yang sudah selesai di display dengan yang belum kalau bertumpuk seperti ini. Pasti bingung. Kalau sudah selesai didisplay dan masih banyak sisa bukunya masukin ajah ke kardus kemudian bikin catatan biar tau buku apa saja di dalam kardus itu’ kamu tau dalam hatiku denger kamu ngomong gitu ‘jasik, sopo kon ngongkon-ngongkon’”
“haha.. ya ya aku ingat itu waktu persiapan soft opening tokokan”
“iyah, kamu tuh jarang ngomong tapi sekalinya ngomong langsung nancep di hati” ucap fala
“gak ah biasa ajah” bela diri lagi
“biasa ajah gimana, kamu tau anak-anak baru yang kamu training bilang gini ‘mbk sofie nyuruh keliling-keliling toko ajah dari kemarin, gak disuruh kerja, jadi capek dan bosan’ tapi mereka gak berani bilang sama kamu, mereka sampai takut ngomong sama kamu” moli menambahi
“hahaha… masa sih… yah wajar lah anak baru gak mungkin langsung kerja, pasti pengenalan toko dulu lah, kita ajah yang berbulan-bulan kadang masih bingung nyari buku apa lagi yang baru, gimana bisa melayani customer kalo gak ngerti toko sendiri” lagi lagi bela diri dari aku
“jadi sekarang, aku bilang sama anak baru ‘kalian masih mending aku yang ngajari, kalau kalian ketemu sofie em.. bisa sakit hati kalian’” ucap sekek dengan sumringah dikuti tawa anak-anak
“what? Pencemaran nama baik ituh”
“satu lagi, kamu tuh biang keributan yang gak kelihatan dan yang kena selalu aku” ucap sekek
Untuk yang satu ini aku gak bisa mengelak Sekek (nama aslinya Anita) ini adalah teman baikku dalam hal memberontak kebijakan toko, bedanya adalah cara kami memberontak, kalau Sekek dengan perkataan kalau aku dengan perbuatan. Pernah satu kali kami protes mengenai jadwal ketika Sekek beradu mulut dengan Supervisor kami tentang jadwal yang gak adil, aku asik mencoret-coret jadwal yang terpasang di papan lalu pulang begitu saja, besoknya jadi heboh seisi kantor dan ada ancaman SP di papan pengumuman “JADWAL ADALAH HAK SUPERVISOR UNTUK MENGATURNYA. SEMUA HARUS DATANG SESUAI JADWAL JIKA ADA PELANGGARAN AKAN DIBERIKAN SURAT PERINGATAN”

“la kamu suka banget bertengkar sama orang, mending kayak aku, gak suka yah mangkir, hehehe… lagian gak adil banget bikin jadwalnya, ya udah ku coret-coret ajah tuh papan”
Cerita tak berhenti sampai disitu saja karena ingin meneruskannya dan tak ingin pulang akhirnya kami memutuskan untuk buka kamar di IP sampai jam 11 esok hari baru kami pulang kerumah masing-masing. entah kapan lagi bisa berkumpul ku harap secepatnya.

Jumat, 24 September 2010

Tepat buatku

Benar itu relatif begitu juga dengan salah
Cantik itu relatif begitu juga dengan jelek
Cinta itu relatif begitu juga dengan benci

tapi....
Kamu bukan relatif
Kamu itu 'tepat'
dan 'tepat' buatku bernilai mutlak

Kau harus tau 'tepat' itu berarti tak ada yang mampu menggantimu dihidupku.


ingin mendengar kata-kata ini suatu saat nanti

Life must go on

Banyak orang yang mengatakan 'Hidup harus terus berjalan" tapi akan selalu ada bagian dari kita yang  tertinggal di masa lalu. Dia terkadang menyapa dalam bentuk rindu dan... terkadang kesedihan. tapi apapun itu harusnya kamu mengerti bahwa itu hanya cerita di masa lalu.

Kamis, 23 September 2010

menjadi tau

Melihat buku-buku yang bertumpuk, catatan - catatan yang beralih tangan, manusia - manusia yang berdiskusi di lorong - lorong kampus, papan - papan pengumuman yang berisi nilai - mata kuliah - aktivitas - aktivitas kampus dan yang lainnya menyisipkan rasa takjub dihatiku.

Buatku manusia terbaik adalah manusia yang tak pernah berhenti belajar, kepintaran bukan tujuan utama tapi menjadi tau adalah impiannya.

05.00 am to 09.00 pm and Mama

05.00 am to 09.00 pm, kurang lebih itu jadwal baruku, 15 jam'an diluar rumah. Lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah mengingatkanku pada pesan Mama dulu saat aku sudah mengenal kata "Ma, aku pulang telat yah" atau "Ma, aku gak pulang".

Pesan yang sederhana dan satu-satunya tidak ada lagi setelah itu.
"Mama gak bisa untuk selalu cek apa yang kamu lakukan di luar, baik atau buruknya apa yang kamu lakukan di luar sana kamu yang paling tau. Kamu berbohong sama Mama atau enggak juga gak bisa Mama pastikan. Tapi satu yang harus kamu ingat baik dan buruk akan kembali ke kamu. kalau baik berarti itu bagus buat kamu, tapi kalau itu buruk maka kamu yang akan rugi sendiri. kalau hal itu memalukan, Mama sama Papa hanya malu sebentar karena sisa waktu kami juga sudah tidak banyak lagi sedangkan kamu, kamu akan menanggungnya seumur hidup dan mungkin ini juga berdampak sama keluarga barumu nantinya. Jadi pertimbangkan baik-baik dulu apa yang akan kamu lakukan untuk hidupmu"

Sederhana tapi itu yang membuatku selalu berpikir dua kali sebelum melakukan sesuatu dan dari kata-katanya aku tahu aku adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap diriku sendiri bukan orang lain jika terjadi sesuatu hal yang tidak baik dan Mama percaya padaku bahwa aku mampu mengambil keputusan untuk diriku sendiri.


Love U Mom ^-^
Tak pernah ingin mengecewakanmu

Sabtu, 18 September 2010

letih dan biru

Sebenarnya letih yang membuat hatimu biru atau hati birumu yang membuat mu letih? Ini yang sedang ku tanyakan pada diriku. aku tak lagi fokus, tak mampu mengartikan rasaku dengan benar, tak mampu menguraikan pikiranku dengan tepat karena hatiku yang sedang biru atau mungkin karena ragaku yang letih.

Jumat, 17 September 2010

aku suka...

aku suka berbicara hak daripada kewajiban
aku suka lari dari tanggung jawab
aku suka bersembunyi dari dari masalah
aku suka dibantu daripada membantu
aku suka memuji untuk satu tujuan pribadi
aku suka bercerita satu kebohongan
aku suka tersenyum menghina
aku suka mentertawakan kemalangan orang lain
aku suka memberi hal yang tak kusuka
dan
aku suka saat menemukan kenyataan bahwa banyak orang yang sepertiku

Sekolah

Mengisi paru-paruku lagi dengan udara kampus, menyenangkan rasanya setelah 4 tahun tertunda. Membaca kitab suci anak-anak pemasaran, Kotler, mengingatkanku pada masa-masa kuliah D3 dulu dimana banyak cerita terukir yang meninggalkan rasa rindu saat ini.

Sekolah buatku bukan hal yang mudah, tidak mudah dari segi otak kecilku tapi juga uangku yang pas-pasan.
aku adalah satu dari sekian ribu orang yang sadar bahwa beasiswa prestasi itu bukan untuk manusia yang punya otak sepertiku.
aku adalah satu dari sekian ribu orang yang sadar bahwa sekolah itu mahal harganya.
tapi aku juga adalah satu dari sekian ribu orang yang sadar bahwa menjaga semangat dan bersabar dengan waktu adalah hal terbaik yang bisa kulakukan untuk mewujudkan keinginan bersekolah menjadi nyata dalam hidupku.

Terimakasih Allah, untuk semuanya
16.09.2010/Maghrib

Kamis, 16 September 2010

Cantik, Hati-Hati

Kamu tak perlu cantik untuk merasa cantik terlebih saat mencuat fakta bahwa kecantikan itu tidak ada standarisasinya. Jangan bingung saat ada yang bilang cantik itu dari dalam atau cantik adalah fisik yang enak dilihat. gak perlu besar kepala saat ada seribu orang yang bilang kamu cantik dan gak perlu berkecil hati ketika ada satu orang yang bilang kamu tidak cantik yang harus kamu perhatikan dan camkam dengan benar adalah kamu harus berhati-hati agar tidak tertipu dirimu sendiri saat kamu mengucapkan kata "aku cantik" saat becermin. ^-^

Jadi jangan tertipu diri sendiri yah. :P

cerita hari raya

Weeeh.. langit aku lupa menceritakan padamu tentang hari rayaku emm… gak ada yang special sih cuma bagi-bagi duit sama anak-anak kecil di kampungku, makan ketupat yang ada sambal teri kacangnya (yummy yummy yummy), kue-kue lebaran yang bisa jadi camilan sepanjang hari tanpa harus takut batal puasa, saudara yang jam 3 subuh datang dari Jakarta, keliling kampung untuk mencicipi kue-lue unik sekaligus meminta maaf atas semua salah dan sebagainya.

Yang special mungkin satu, lebaran tahun ini pertama kali ku rayakan tanpa Kakak dan Adik karena mereka lagi mengunjungi keluarga besar kakak iparku di Pacitan. Awalnya sih seneng Langit karena itu artinya aku bisa menguasai semua makanan yang dibuat special oleh si chef keriting tanpa harus berebut tapi ternyata aku menemukan fakta bahwa jadi anak tunggal itu tidak menyenangkan. Gak ada yang bisa diajak berantem, gak berebut apapun dan gak ada ritual tolak-tolakan kerjaan yang dikasih Si keriting. Tapi mau gimana lagi gak mungkin banget ikut ke Pacitan, kasihan Si Kriting dan Si Gaek (red : Mama dan Papa) dunk berdua ajah di rumah, jadi deh tinggal di Surabaya yang sepi karena penghuninya juga banyak yang pulkam.
Setelah keliling ke tetangga yang gak mudik, si Kriting nyuruh aku jadi ATM buat anak-anak kecil yang silih berganti datang ke rumah, “minta sama tante yah?” si keriting berbicara santai sambil menunjukku, what!!! TTTAAANNNTEEE!!! yang bener ajah, aku se angkatan sama anak-anak kecil itu cuma beda beberapa belas tahun ajah kok harusnya gak usah dipanggil TXXXX,catat yah Ting hal ini akan masuk ke evaluasi lebaran agar tahun depan tidak terjadi lagi.
Berhubung aku di rumah sendirian, akhirnya Si Kriting mengabulkan proposal THR ku, awalnya 2 juta tapi di hilangkan 2 nolnya jadi deh cuma 20 ribu tapi gak apa-apa yang penting dapat walaupun kalau dipikir-pikir ini sebagai ganti rugi karena ketupatnya habis di makan si Kriting dan Si Gaek, mereka makan lebih dari 5 piring hanya dalam satu hari dan aku cuma 2 piring, ckckc… kalah deh, gak sesuai dengan spiritnya Idul Fitri, Kemenangan ^-^
Bagaimanapun langit, hari itu adalah anugrah apapun cerita di dalamnya. :D lovely day.

Selasa, 14 September 2010

pilih suasana hatimu

"kesedihan itu indah, siapa yang percaya?" itu status fb-ku kemarin, seorang sahabat baik dari medan, Yopi, mengomentarinya "Esok hari pasti menerbitkan angin segar, mengusir semua kesedihan, dan menggantinya dgn keceriaan.." lalu kukatakan padanya "malam membuatnya tak kekal yopi" lalu dia menjawab sesuatu yang membuatku berpikir kembali


aku telah melupakan sesuatu, mungkin kita berpikir bisakah kita mengatur perasaan kita? jika sedih yah sedih jika bahagia ya bahagia. kita tidak bisa mengatur perasaan yang timbul di hati kita, tapi kita bisa memilih mendominankan suasana hati yang buruk atau meminimalkannya, dan tak seharusnya aku mendominankannya karena banyak hal yang harus kusyukuri dalam hidup.


"ketika malam tak pernah mengekalkan siang, ketika cerita silih berganti maka pastikan warna langitmu"

bolehkah aku pergi dariMu


Ya Allah, akulah hambamu yang selalu bersembunyi dibalik kata khilaf atau lupa, hamba yang mengagungkan kalimat “hamba adalah manusia biasa yang tak luput dari salah dan dosa” untuk menghalalkan segala salah dan dosa hamba. Hamba adalah hambamu yang sangat percaya bahwa Engkau Maha Memaafkan dan Mengampuni Segala Dosa dan memanfaatkan kemahaan itu untuk mengulangi kesalahan dan dosa-dosa hamba. Hamba adalah hamba yang tak memberikan Hak Mu sepenuhnya ketika saatnya sujud, ketika saatnya bersyukur, ketika melafalkan namaMu, ketika menjalani hidup.
Hamba malu jika harus memohon ampunanmu lagi, hamba telah mempermaikanMu, hamba telah menyakitiMu, hamba terus memintaMu untuk mengerti hamba tapi tak pernah sekalipun hamba mencoba untuk mengertiMu.
Apa yang harus hamba lakukan, hamba tak ingin terus menyakitiMu. Bolehkah hamba pergi dariMU, biar hamba tak terus mengulanginya lagi? Agar hamba berhenti membuatMu kecewa?

skeptisku akan kata maaf

aku berpikir kenapa aku harus berpikir. Otakku bekerja berlebihan, hatiku menambahkannya, perhitungan 1 + 1 tidak lagi menjadi 2, mempertanyakan hal-hal remeh membuatku terlihat semakin konyol saja.

Seperti kemarin, melihat banyak orang yang sibuk bertanya “ada kata-kata bagus gak untuk mengucapkan maaf dan selamat idul fitri?” membuatku berpikir kenapa kita harus merangkai kata untuk meminta maaf? Bukankah meminta maaf adalah hal yang paling susah sesusah mengucapkan terimakasih, di titik ini aku bertanya “apakah kita benar-benar meminta maaf?” atau “mungkin kita meminta maaf pada orang-orang yang memang tak berseteru dengan kita? jadi hal itu menjadi mudah”.
Skeptis? Manusia yang mengabaikan niat baik? Yah… itulah aku.
Banyak sekali Pesan-pesan singkat atau email-email yang sama yang hanya diganti nama pengirimnya saja, sebegitu pentingkah kata indah? Kupikir hanya sebaris kalimat “aku minta maaf, fie” lebih indah dari apapun karena ada kata “Aku” dan "Fie" sebuah nama yang disebutkan.

Apakah pikiran ini berlebihan? Jika jabatan tangan, pelukan, atau ucapan yang menggambarkan dengan jelas tentang kalimat “maafkan aku atas segala salahku” tidak bisa dilakukan karena jarak atau nominal pulsa yang tak mencukupi dan hanya ada pesan singkat setidaknya sebutkan namaku dalam pesan singkat itu.

Aku tak pernah ingin kata maaf yang terangkai indah hanya sebagai penghias di hari yang fitrah ini.

Rabu, 08 September 2010

Maaf



Lihat Kartu Ucapan Lainnya
(KapanLagi.com)

Senin, 06 September 2010

setelah hujan

menghilang suram
aroma tanah  yang menyerbak menemani langkahku
cermin sudah menjadi keping sekarang
bayangan menjadi teman yang tak hanya sekedarnya
mengukuhkah bahwa perjalan ini semakin dingin untuk jiwa ini

Minggu, 05 September 2010

monas, kemayoran, kota tua

setalah seharian berkutat dengan angka -angka ajaib akhirnya aku bisa jalan-jalan melihat kota jakarta yang sedikit lenggang . setelah makan di dekat Sarinah anak-anak memutuskan untuk ke melihat Monas  saat malam. nyaman itu yang kurasakan mungkin karena luasnya membuat ku lega bernafas.  tapi entah kenapa aku malah berpikir  lahan seluas ini harusnya bisa lebih produktif,  si endhar mengelangkan kepala saat kuucapkan pikiran itu "dasar orang ekonomi, gak bisa melihat lahan nganggur dikit udah gatel pengen bangun gedung" aku tertawa, aku tidak sedang membayangkan membangun gedung tapi aku merasa tempat ini harusnya bisa lebih produktif bukan hanya sekedar melihat monas.

setelah beberapa lama disana perjalanan berlanjut mencari kerak telor, seorang teman dari makasar penasaran ingin mencobanya,  aku juga  penasaran, akhirnya kami menemukannya di daerah  kemayoran, cukup jauh tapi  tidak ada pilihan tempat lain, si sasa yang jadi tour guide hanya tahu  tempat itu untuk mencari kerak telor, kami menemukannya di depan PRJ persis, sibapak inilah yang menuntaskan rasa penasaran kami. akan kerak telor, rasanya menarik buatku membayangkan bahwa dahulu makanan inilah yang menjadi favorit nenek kakek kita pada jamannya, sayangnya warisan kuliner ini tidak lagi dilirik generasi fastfood  saat ini dan akulah salah satunya. tapi kita akan bahas soal sejarah di entri lainnya.

karena malam masih terlalu panjang kami menyusuri kembali  ibukota yang terlihat berbeda, jauh dari kata macet, dan mobil kami berhenti di Kota Tua. aku suka sesuatu yang berbau kuno. terutama rumah, karena selalu terlihat 'adem' untuk di jadikan tempat tinggal. kupikir disana sepi, tapi ternyata rame, penuh sesak, banyak yang menjual aksesoris yang beraksen tempo dulu, ada sepeda antik, topi orang belanda, dan catur emm... meski aku gemar bermain catur tapi dengan duit enggak deh... menyusuri kota tua Nunk dan Ndaru berhenti di tempat meramal, mereka penasaran dengan yang satu ini. aku selalu tertarik dengan ramalam, mengagumkan melihat orang dengan yakin mengatakan sesuatu tentang masa depan. tapi aku tak terlalu memperhatikan karena ada sesuatu yang membuatku tertegun ketika menyadari kata yang tertulis di gedung ini.Bar jika satu artinya akan menyenangkan tapi

tapi jika di gandakan artinya akan berkebalikan. sepertinya  semua memang seperti itu jika digandakan akan selalu tidak baik jadinya. Nunk membuyarkan lamunanku dan mengajak untuk balik ke hotel. Akhirnya kami memutuskan untuk balik ke hotel, sudah jam satu lebih besok masih ada angka-angka ajaib yang harus di temukan dan membiarkan kaki ini beristirahat.

Senang melihat jakarta dari sisi lain, gak sabar dengan trip berikutnya. ^-^




Sabtu, 04 September 2010

this smile


Senyum manusia-manusia inilah yang membuat apa yang kulakukan semakin ringan. Undangan Rekonsiliasi audit datang dikamis sore, ketika ku sudah bersiap untuk pulang, isinnya tentu saja tentang penyelesaian data penjualan yang berbeda dengan data rekan-rekan audit, bukan auditnya yang membuat keningku berkerut tetapi tanggal pelaksanaannya, 3 hingga 6 September 2010 di Jakarta, ditanggal-tanggal yang seharusnya sibuk dengan persiapan hari raya atau ritual mudik dan dikota yang baru saja minggu lalu ku ucapkan selamat tinggal.


Di wajah-wajah itu memang ku temui rasa lelah tapi itu tak berarti apa-apa karena mereka tetap bersemangat menyelesaikan tanggung jawabnya, tak kudengar keluh hanya canda sepanjang hari walau tak menemukan titik terang dari semua selisih.


kata-kata ini muncul ditengah-tengan keseriusan kami memecah teka-teki angka
"bagaimana kalau kita naik roller coaster dulu 3 kali, mungkin ajah kan tiba-tiba muncul angkanya?"
"gimana kalo rapatnya di pindah di Bunaken, sambil menyelam minum air"
"jadi pengen belanja angka..."
"ternyata malam pertama sakit yah" mendengar kata-kata terakhir membuat angkaku berantakan, inikah efek angka-angka ini? jika iya aku harus cepat menyelesaikannya biar efeknya tak bertambah parah, setidaknya gak perlu ke dokter cukup dukun.


^-^ just smile make everything gonna be okey, banzai..

Kamis, 02 September 2010

Bagaimana bisa kau tak marah?

Bagaimana bisa kau tak marah? tanyanya
Aku marah sangat marah, tapi menunjukannya dengan caci maki bukanlah yang terbaik. Aku membenci perbuatannya tapi aku tak bisa membenci dia, karena dia adalah salah satu orang yang kusayang. Bagaimanapun pada akhirnya dihadapan Allah kami akan mempertanggung jawabkan ikatan kami.
Aku bisa bayangkan Allah bertanya padaku “Mengapa kamu tidak berbuat baik pada dia?”
Lalu ku jawab “karena dia telah berbuat tidak baik padaku, ini balasannya”
Kemudian Allah bertanya lagi padaku “ingatkah kamu, ketika kamu lemah dulu, ketika tanganmu belum mampu kau pergunakan secara sempurna, dan kau hanya bisa menangis, dialah yang berbuat baik padamu? Jika kau tak mengingatnya, apakah kau tak ingat padaKu? Bukankah dalam kitab dan seribu kisah manusia telah tertulis bahwa Keburukan sepatutnya dibalas dengan Kebaikan karena itu adalah perbuatan yang paling Ku cintai, karena dengan itulah kau akan menyelesaikan masalah bukan mewariskannya pada masa depan. Tidakkah kau percaya dengan kuasaKu? Aku akan selalu berbuat adil padamu, segala hak yang diambil darimu akan Kukembalikan padamu, tak akan ada yang terlewat walupun itu hanya serupa duri.”
Lalu apa yang harus kukatakan kepada Allah untuk mempertanggungjawabkan semuanya. Aku tak akan punya kata lagi selain malu karena meragukanNya. Inilah mengapa aku tak menunjukan marahku dengan caci maki tapi dengan mengasihinya.

Membenci

Pernah kau membenci seseorang dengan sangat, hingga ada ucapan sampai matipun tak akan pernah kumaafkan? Siapa tak pernah sakit hati, tapi pilhan membenci seperti itu bukanlah hal yang paling tepat menurutku. Sebagian teman mengatakan “mudah fie untuk dikatakan tapi jika kau sudah merasakannya, kamu pasti berpikir lain”.
Aku tak mengatakan ini akan mudah karena ini tentang hati yang tersakiti, aku hanya ingin katakan akan selalu ada sisi baik dalam kejahatan dan akan selalu ada sisi jahat dalam kebaikan. Jika kau menemukan orang melakukan hal jahat terhadapmu berpikirlah tentang kebaikan orang itu jika kau tak menemukannya berpikirlah bahwa hal ini baik buatmu untuk lebih kuat dalam menjalani hidup, agar lebih berhati-hati dan tak melakukan hal yang sama pada orang lain.
Aku terus belajar untuk tidak membenci orangnya tapi membenci perbuatannya. Ini akan menjadi peringatan keras buatku untuk tak melakukan hal yang sama terhadap orang lain, jika aku memilih membenci orangnya akan selalu ada kemungkinan aku lupa dan berbuat sama pada orang lain. Aku tak inginkan itu.