Sabtu, 31 Juli 2010

Sesuatu yang belum sempat ku katakan

SMS Mu : “bagaimana kamu bisa setegar itu?”

Pertannyaan Bayu membuat lidahku kelu, aku kehilangan kata-kata. Ada perasaan menyedihkan yang mengembang di hatiku dan satu pertanyaan apakah hidupku semerana itu?

SMS Ku : “Tegar? Gak aku tetap menangis untuk hari-hari itu”

Kamu seharusnya tau Yu, toh kamu juga nemeni aku saat-saat itu. Okey aku memang gak pernah menangis dan berkeluh kesah di depanmu tapi bukan berarti aku tidak melakukannya dan bukannya kamu bisa lihat ketika malam-malam saat kita nongkrong sampai pagi kamu bisa melihat wajah asliku. Wajah jengahku akan hidup.

SMS Mu : “bagaimana kamu mampu melakukannya?”

aku gak tau bagaimana aku bisa sampai pada titik ini, aku menyelesaikan kuliahku dengan baik dan mendapatkan pekerjaan yang bagus. Aku gak tau bagaimana caranya. Aku hanya tau, bagaimanapun aku harus menjaga apa yang bisa aku jaga terutama diriku. Orang lain boleh saja berbuat jahat padaku tapi aku gak akan berbuat jahat pada diriku sendiri. Hanya aku sendiri yang mampu memberi kesempatan pada diriku sendiri untuk bahagia. Bahagia itu sederhana. Ketika kamu mensyukuri hiduplah kamu bisa merasakannya, jangan lihat apa yang menjadi keinginanmu tapi apa yang telah kamu dapatkan.

SMS Ku : “kalau kamu capek, menyingkirlah dulu”

Tidak pernah ada salahnya lari dulu lari masalah, kita hanya manusia yang tak pernah siap dengan apapun dalam hidup kita jika memang seperti itu beri ruang untuk dirimu bernafas, oksigen untuk otakmu agar kau bisa berpikir lebih baik dan ruang untuk hatimu untuk bisa mengerti bahwa ini memang bagian dariNya.

SMS Mu : “gak, aku gak akan lari dari masalah ini, aku hanya gak bisa melihat orang-orang yang kusayangi saling menyakiti dan siapa yang harus kupilih?”

Siapa yang bisa? Sama saja tak ada yang bisa.

SMS Ku : “jangan memilih tapi jagalah mereka”

Dengan hal terbaik yang ada di dirimu. Karena itulah pilihan terbaik yang kau punya menurutku.

FB Massage
Title : Berbagi sesuatu yang belum sempat kukatakan padamu.

Jumat, 30 Juli 2010

foto lama

Selasa, 27 Juli 2010

Ku akui aku bukan teman bicara yang baik

“ Ku akui aku bukan teman bicara yang baik jadi jika berteman dengan ku jangan berharap aku akan menenangkan hatimu ketika kamu ‘curhat’ “
 
Mulai saat ini, itu yang akan kukatakan saat ada teman yang akan berkeluh kesah setelah sebuah sindiran terdengar. setidaknya dia tahu ada kemungkinan terburuk.
“ aku ingin dengar dukungan dari teman “ ucapnya di akhir obrolan kami
 
Kujelaskan padanya bukannya aku tak mendukung, aku hanya ingin membantunya melihat dari sisi lain ketika kurasa tidak seharusnya dia berpikir seperti itu. Disetiap hal yang membuat hati kita sakit atau kecewa, kita akan selalu merasa diri kita adalah korban, menyalahkan semuanya jarang sekali kita mencoba mencari tahu mengapa keadaannya seperti itu, kita hanya melihat bahwa keadaannya tidak sesuai dengan keinginan kita hingga muncul perasaan sedih dan marah, kalaupun kita mencari tahu kita akan mencari tahu hal yang dapat membenarkan perasaan sedih atau marah kita.
Kau ingin mendebat tapi mungkin terlalu jengah denganku dan aku tak punya lagi kata untuk menjelaskannya.

Bubur Nasi

“Mama ku mohon jangan suruh aku makan bubur nasi tak berasa itu lagi.”

Mama meliriku sebentar lalu kembali menyuapiku dengan bubur nasi “siapa suruh makan telat dan makan pedas? Kamu kan tau sakit maag mu dah parah, bukannya di jaga makannya malah sembarangan”
Sakit dan dimarahi lengkap sudah. Aku melengos berusaha menelan bubur nasi yang tak berasa itu. Gara-gara penyakit ini bubur nasi yang tak berasa itu sekarang tersedia setiap jadwal makan. Tidak boleh ada garam yang otomatis setiap makananku tak akan terasa asin dan tak akan pernah ada sambal hanya boleh kecap sedangkan aku benci makanan manis. Selera makan dan beratku turun drastis tapi tak bisa berbuat banyak selain menelan bubur itu beberapa sendok setiap jam. SMS mama tak berhenti mengingatkan ketika aku kerja membuatku bertambah mual terlebih ketika tak bisa nimbrung makan sama rekan kerja. Uch… bĂȘte.

Jalan-jalan dengan keluarga baru

Setelah sekian lama akhirnya bisa berlibur juga dengan keluarga baru, keluarga besar dari tempat kerja. Tahun ini memang banyak tempat yang di kunjungi seperti Jakarta, Bandung, Bali, Madura dan jadwal trip lainnya tapi dalam rangka dinas bukan berlibur. Kali ini baru benar-benar bisa berlibur, menenangkan rasanya jauh dari pekerjaan dan melihat gunung Panderman di belakang villa apa lagi ketika melihat malaikat – malaikat kecil berulah. bikin aku tak pernah berhenti tertawa.

Malaikat kecil berbaju merah disamping panggilannya Eca. Pernah aku mengganggunya dengan melotot dia memukul meja dan berucap “heh” yang membuatku kaget karena aku tak pernah menemukan reaksi itu pada anak kecil seusia dia, penasaran aku coba terus menggangunya lalu dia menjerit dan memukul, hebatnya dia tak menangis dan tak beralih tapi terus melihatku seperti menentang. Ingin terus menggangunya tapi melihat Ibunya yang ikutan melotot membuatku mengurungkan niat. Ketika sore terjadwal renang buat mereka, dialah yang pertama mengganti bajunya dengan semangat berlari ke kolam renang tapi jangan berharap melihatnya berenang, menyentuh air saja tidak. Dia asik berlari kesana kemari mencoba semua permain yang ada di area itu ketika ibunya berusaha menurunkannya ke kolam, Dia menjerit, meronta dan menangis membuat ibunya menyerah.

Sedangkan si keriting satu ini namanya Alexa tapi panggilannya “Co atau Alexco”. Dia sendiri yang mangganti namanya dengan alasan nama itu gak pantes buat dia. Anak yang sangat pintar. Tak pernah berhenti bertanya. Ini apa? Itu apa? Kenapa? Dan banyak pertanyaan lainnya yang tak mampu ku jawab. Sayang, tante memang lebih lama sekolah dari pada kamu tapi tante mohon jangan tanya lagi? Dan jangan terus mengulangi pertanyaan yang sama?. Aku tau Dia tak akan pernah berhenti hingga dapat jawaban pasti karena dia tidak menerima jawaban tidak tahu tapi mau gimana lagi hehehe tante memang gak sepintar kamu sayang.

Masih ada malaikat kecil lainnya yang berulah ada Hera, Hilda dan Rara dengan pesonanya masing-masing. Membuat dua hari liburku menyenangkan. gak sabar untuk merencanakan jalan - jalan berikutnya bersama mereka.

Kamis, 22 Juli 2010

Karma

Karma
Banyak orang yang menggambarkannya sebagai bola liar dari kesalahan yang akan menghantam siapa saja yang berhubungan darah kental. Aku menggugatnya.

Sang Buddha berkata : " Sesuai dengan benih yang ditanam, itulah buah yang akan Anda peroleh. Pelaku kebaikan akan mengumpulkan kebaikan. Pelaku keburukan, memperoleh keburukan. Jika Anda menanamkan benih yang baik, maka Anda menikmati buah yang baik." (Samyutta Nikaya I, 227).

Aku mengamini kata-katanya bukan kepercayaannya. Aku mengamini bahwa siapa yang menabur dialah yang akan menuai, apakah itu hal baik atau hal buruk tetap namanya karma.

Penggambaran yang ku gugat adalah ketika Karma dikaitkan dengan kesalahan yang akan berbalik menjadi pembalasan, pembalasan yang sama dengan kesalahan yang kita buat jika bukan berbalik kepada kita langsung akan berbalik pada orang-orang yang kita sayangi seperti pewarisan dosa. Aku tak bisa membayangkannya bagaimana itu bisa berlaku terlebih jika pembalasan itu bukan dilakukan oleh orang yang kita sakiti tapi oleh orang lain. sedangkan nanti jika kita mati, kita sendirilah yang akan mempertanggungjawabkan kesalahan yang kita buat. bisakah kita bilang pada Tuhan “aku lakukan itu untuk membalas kejahatannya (dia / ibunya / ayahnya / kakaknya / adiknya / istrinya / suaminya / keluarganya), itu karmanya” padahal bukan dia yang berbuat salah padahal bukan kita yang disakitinya. Bisakah Tuhan menerima alasan itu?

Lalu bagaimana jika anaknya dibunuh karena ayahnya yang seorang pembunuh, bukankah itu karma? buatku itu namanya kejahatan. Coba bayangkan jika kau mengamininya sebagai karma maka kau mengamini bahwa pembunuhan itu pantas dilakukan sebagai pembalasan, betapa mengerikannya hal itu.

Kitalah yang akan mempertanggunjawabkan apa yang kita lakukan. Semua akan berbalik pada kita. Jika bukan dengan hal yang sama pasti dengan hal yang berbeda, jika bukan saat ini mungkin di akhir kemudian dan ini bukan hanya tentang keburukan tapi juga kebaikan.

Selasa, 20 Juli 2010

Secangkir Kopi

kuinginkan secangkir kopi lagi

untuk menghapus jarak

untuk mengurai mimpi menjadi kata

untuk menyimpan satu memori lagi tentangmu

Sendiri

kopi itu sahabat

tapi lebih banyak tentang kesendirian

Kopi Pahit

ini seperti memonumenkan rasa sakit
secangkir kopi

pahit

Lebih baik

Itu sebuah jabat tangan yang membuat segala kemarahanku menghilangan. Jabat tangan yang mengikat yang diikuti tangis karena memori yang berulang. Entah karena perasaan bersalah yang membuncah atau karena hal lainnya yang tak berani kupikirkan. Manarik nafas dalam, memalingkan wajah, menyiapkan diri untuk melihat drama ini. Berkali-kali kukatakan pada diriku “sudahlah, ini yang terbaik” berkali-kali juga aku menggugatnya “mengapa aku tak boleh egois dengan memikirkan diriku sendiri sama seperti mu”. Sempat terpikirkan untuk ikut menghancurkannya biar sama-sama sakit tapi tidak aku tak akan mengikuti permainan ini. Boleh saja dunia tak mencintaiku tapi jika aku tidak mencintai diriku sendiri itu keterlaluan namanya. Aku akan menjaga diriku sendiri, kau boleh menghancurkan apapun tapi tidak hidupku. Aku akan melangkah berbelok dari arahmu hingga saat kita bertemu kembali seperti saat ini kau akan lihat aku baik - baik saja tanpamu dan ternyata bukan hanya aku baik-baik saja tanpamu tapi aku lebih baik darimu.

Senin, 19 Juli 2010

Akan seperti apa?

Pada akhirnya akan seperti apa?
Bukankah kamu akan menyadari bahwa ini harus diakhiri. Kamu tahu pemilik keputusan itu adalah kamu. Persidangan saling menyalahkan ini sangat memuakkan karena Ego dari kata Maaf itu.

Hati yang telah menghitam kau tetesi air mata dari segala sakit yang kau runut, hukum sebab akibat yang berjalan mundur mencari butiran masalah sesungguhnya, awal dari gurun kepedihan ini. Kau menyeretnya hingga pada akhir kata, kata yang tertunda beberapa tahun, kata yang tidak sama karena jalan yang dianggap benar itu berbeda.
Kata yang membuat ku paham

Tetap tak menemukan jalan tengah,
Tetap tak menemukan titik balik,
Dan tetap tak menemukan akhir.

A atau B mungkin tidak keduanya

Mereka mengatakan seolah mereka tidak berpihak.
“kami tidak memilih A dan kami tidak memilih B, intinya kami tidak akan memilih”
Aku tertawa mendengar kata-kata mereka. Bukankah tidak memilih antara A dan B juga merupakan sebuah pilihan. Memilih untuk tidak memilih. Memang tidak berpihak pada A dan B tapi berpihak pada diri sendirikan (mereka).

Minggu, 18 Juli 2010

Cincin waktu

Apakah kita harus kehilangan untuk mengerti arti nilai?
Jika kita tak mengijinkan diri dalam penyesalan
Maka biarkalah waktu membentuk cincinnya
Mempertemukan kita kembali pada titik memahami mengapa ini terjadi

Penulis

Penulis sebagai pelaku adalah sesuatu yang langka
Dia melihat sesuatu yang biasa atau mungkin yang tak biasa
Atau dia berkhayal dan tergenapi oleh pelaku yang lain

Apaun itu lucu juga, tergenapi oleh sesuatu yang asing untuk mengenal diri sendiri.

Jumat, 16 Juli 2010

keinginan dan kebutuhan

hidup tidak hanya berjalan pada rel keinginan tapi juga kebutuhan.
Kita selalu berpikir bahwa apa yang kita inginkan adalah apa yang kita butuhkan. Sesungguhnya dua hal itu berbeda. Tidak semua keinginan adalah yang kita butuhkan dan tidak semua kebutuhan adalah apa yang kita inginkan.

Banyak dari kita menangis berhari-hari bahkan rela menyayat nadi demi keinginan yang tak terpenuhi. Bertanya pada Tuhan mengapa sulit buat Dia memberikan sedikit saja kebahagian pada kita dengan mengabulkan apa yang kita inginkan, apakah aku tak pantas jadi hambaNya?, apakah aku tak pantas untuk mendapatkan sedikit saja kebahagian? Dan banyak pertanyaan MENUDUH lainnya. Tapi apakah kita pernah memikirkan apa yang di beri Tuhan yang tak pernah kita minta tapi sesungguhnya kita butuhkan?
Mata yang mampu membedakan warna, telinga yang mampu mendengarkan nada, tangan yang mampu memeluk, kaki yang mengantarkan pada sudut dunia yang berbeda, jantung yang berdetak, ayah, ibu, kakak, adik, sahabat, hujan, matahari, malam, oksigen, air, makanan, rumah untuk berlindung, bisa tertawa dan menangis, mampu berpikir dengan baik dan banyak hal lainnya.

Bayangkan jika Dia memberikan yang kamu inginkan saja bisa jadi kamu memiliki kekasih hati tapi tak mampu melihatnya tak mampu memeluknya.

Rabu, 14 Juli 2010

pertaruhan

Hidup adalah sebuah pertaruhan tanpa penyesalan. Aneh rasanya saat aku mulai memikirkan kalimat ini. Tapi itulah yang kurasakan sekarang. Hidupku memang sebuah pertaruhan dan tanpa penyesalan.
Yah… ini sebuah pertaruhan, mungkin aku bisa mereka seperti apa nanti dari setiap pilihan yang ku buat tapi hanya sebatas itu pada kenyataannya aku gak tau apakah itu akan terjadi atau hanya sebuah rekaan. Aku bertaruh saat aku memilih bahwa pilihan ini memang seperti yang talah kureka, bertaruh dengan segala kemungkinan terburuk yang akan ku hadapi jadi aku tak pernah akan pernah mengijinkan diriku menyesal mungkin aku menangis untuk beberapa hal tapi aku tak pernah menyesalinya.
aku akan mengamini semuanya sebagai bagian dariku. Malam-malam dengan tangis tertahan, hari-hari yang menyesakan, diri yang lelah dengan semua cerita yang mengukir rasa sakit atau banyak hal yang menyedihkan lainnya termasuk darah dan rantai-ratai pengekang ini serta masa lalu itu. Sama seperti aku mengamini tawa canda ceria, kekasih-kekasih hati yang baru, langit yang berwarna-warni, rantai yang ternyata tak terkunci hingga aku bisa berlari kesudut bumi yang dapat kurasakan setelah pertaruhan.

berujar rindu

berujar rindu untuk sebuah masa lalu tapi buat apa semua itu jika hanya kau ikatkan pada ujung malam bukan pada jantung yang berdetak

Senin, 12 Juli 2010

Kalau sudah seperti ini…

Si numpang nyampah sepertinya sadar bahwa di dunia maya pun dia tidak bisa sembarangan membuang sampah. Hanya tiga sampah di blognya tapi tak pernah absen bertanya “siapa itu yang kamu tulis?”

kalau sudah seperti ini jadi menyesal menautkan diri.

Ketika pertanyaan kenapa pertanyaannya lebih banyak dari sampahnya terlontar dia menjawab dengan keluh kesah yang panjang “sebenarnya banyak yang pengen ku tulis, tapi gak ada waktu, kerjaan numpuk, bawahan gak ada yang bisa di harapkan, orang yang salah… aku yang dimarahin belum lagi tiap menit di panggil bos gede, gak bisa kerja dengan tenang. Dan persiapan pernikahan ini bikin aku stress mondar-mandir ngurusi hal kecilnya sendiri. Minta bantuan susah banget bukannya nolongin malah bikin tambah ribet….......”

kalau sudah seperti ini jadi menyesal bertanya.

berhenti

Seorang teman merasa lelah dengan hidup, smsnya tengah malam kemarin kubalas dengan hanya satu kata “SEMANGAT” tapi aku tak berhenti memikirkan smsnya.

Waktu itu tak akan pernah berhenti. Roda kehidupan terus saja berputar meski kita tidak menginginkannya, tapi bukankah kita bisa memilih untuk berhenti sejenak dan tidak mengikuti perputarannya. Kenapa harus memaksakan diri untuk terus melangkah?
Berhentilah sejenak sahabat jika kamu merasa lelah dengan semuanya jangan paksakan dirimu. Letakan semua beban itu duduklah dan nikmati apa yang telah ada didirimu.

Senin, 05 Juli 2010

Salah.. Bertanya... Pada Orang Yang Salah

Em…
kamu bertanya tentang cinta?

Em…
kamu bertanya apa yang harus kamu lakukan dengan cintamu?

Em…
Kamu bertanya apa pendapatku tentang masalah cintamu?

 
Apa yang harus kukatakan?
Kehidupan cintaku saja berantakan.
Jadi yang bisa kukatakan…
Kamu bertanya pada orang yang salah.

Kenangan Mati

Aku berharap kau mati dalam kenangan

Daripada aku menyumpahimu benar-benar mati dalam kenyataan

Jadi terima saja yah harapanku ini yang hanya sebatas kenangan kok

:D

Jumat, 02 Juli 2010

Marah

Aku ingin marah, mengucapkan hal-hal kasar bukannya terus mencari kata yang tepat untuk menggambarkan kemarahan dengan indah. Siapa yang butuh itu, aku bukan pujangga yang melukiskan segala rasa dengan kata yang tersusun rapi. Aku cuma seorang fie yang bisa saja melewati batas kesopanan. Ingin dipahami secara utuh bahwa kemarahanku bukan sesuatu yang memang ku niatkan untuk menyakiti cuma ingin menguras isi hati. Merefleksikan rasa dengan reaksi yang ada atas aksi.
Uch… benci

Bingung

Mengapa pemikiran yang telah kurancang dan kubangun dengan sempurna untuk melangkah dengan kepastian seketika runtuh? membuatku diam berdiri dalam kebingungan.

Lelah

Rasanya lelah sekali, mencoba memecah keburaman di hati dengan logika akhirnya fisik yang menderita. Menjadi sangat bosan dengan rasa yang tak bisa di jelaskan dengan kata. Ingin tidur di rahim bumi terselimuti damai tanpa terganggu mimpi dan ketika bangun menemukan diri utuh tanpa ada bagian yang tertinggal di masa lalu atau hilang ke masa depan.