Jumat, 25 Maret 2011

Earth Hour 2011

Kantor mem-broadcast hal ini melalui email
http://www.earthhour.wwf.or.id/ 

Jujur aku hanya pernah dengar mengenai hal ini belum pernah ikut melakukannya tapi ku pikir tahun ini aku akan ikut ambil bagian, bukan karena siapapun tapi karena aku tau aku membutuhkan bumi lebih dari bumi membutuhkanku. ^-^

Rabu, 23 Maret 2011

Mangkelno!

hierdie irriterende, kjo i bezdisshëm, هذا مزعج, Այս annoying, bu zəhlətökən, hau gogaikarria, dit vervelende, това досадно, гэта раздражняе, to otravné, denne irriterende, see tüütu, این مزاحم, iso irritante, ამ უსიამოვნოს, इस कष्टप्रद, this annoying, an annoying, þetta pirrandi, questo fastidioso, この厄介な, diese ärgerliche, aquest molest, 성가신, sa a anmèdan, ovaj peckav, hoc molestiae, šo kaitinošas, tai erzina, ezt a bosszantó, ова досадно, dan annoying, 这个恼人, 這個惱人, denne irriterende, ito nakakainis, ten przykry, isso irritante, ce gênant, acest enervant, это раздражает, to siten, to otravné, este molesto, Tämä harmittaa, hii annoying, detta irriterande, นี้น่ารำคาญ, Bu rahatsız edici, це дратує, اس پریشان, gây phiền nhiễu này, hyn yn blino, דעם אַנויינג, αυτό το ενοχλητικό dan bahasa indonesianya adalah INI MENJENGKELKAN!.

>.<   hsstttt  p" "q

Minggu, 20 Maret 2011

Bintang

aku pernah memanah satu bintang jauh di atas sana, ingin membuatnya jatuh terhempas ketanah dan menjadikannya keping yang tak lagi berbentuk. Betapa melelahkannya itu ketika kau menyadari itu tak akan pernah mungkin terjadi. Aku seperti orang gila yang menyeret tubuhnya sendiri ke batas kesadaran yang tak lagi peduli apapun kecuali bintang itu. Dan pada akhirnya aku hanya merasakan sebuah kehampaan, menemukan lorong-lorong kosong dihatiku dan sudut-sudut gelap dipikiranku.


“Apa ini?” Terus bertanya pada diriku sendiri hingga tangis menjadi hujan malam itu. Ketika ketakutan perlahan meyelimutiku, aku berlari menjauh tanpa arah, kemana saja asal jangan disini. Terus berlari dalam dingin menjauh dari cahaya. Kebingungan dalam langkah hingga akhirnya tersungkur ketanah. Aku kembali menangis, terisak, tanganku mecoba meraih apapun tapi tak kudapatkan selain diriku sendiri dalam tangis dikegelapan.

Lama sebelum kudengar suara selain tangisku. Aku menemukan mu, duduk melihat ke atas, melihat ke bintang, bintang yang ingin ku panah.

“sinarnya paling terang diantara semua bintang. Itu bintangmu?”

Aku mengambil duduk di sebelahmu, masih terisak, tak menjawab hanya tertunduk.

“tak akan ada yang mampu membuatnya seterang itu selain dirimu, buatku saat ini kau hanya khawatir akan waktu, sudah terlalu lama hingga terasa begitu sangat melelahkan. Dimana akhirnya mungkin itu yang terus kau tanyakan, untuk itu aku hanya bisa katakan ‘kita tak akan pernah mampu menguasai waktu’ jadi ikut saja dengannya dan tentang masa depan tak ada yang bisa kujanjikan. Kau tau ketika kau meletakannya setinggi itu, seluruh alam mengamini. Memang tak mudah mewujudkannya tapi bukan mimpi namanya jika mudah diraih."

Diantara semua hal yang kau ucapkan malam itu hanya kalimat ini yang selalu  kuingat "bukan mimpi namanya jika mudah diraih"

Jumat, 18 Maret 2011

Rindu Kopi

Kukatakan padamu, ini bukan seperti perutmu dipenuhi oleh kupu-kupu yang terbang kesana kemari ... yang menggelitikmu untuk tersenyum sepanjang hari saat kamu jatuh cinta...  tapi ini juga bukan seperti balon-balon udara yang membuat perutmu penuh hingga tidak ada lagi ruang tersisa bahkan untuk sepotong roti.

Apa yang harus ku katakan padamu? yang ku tau adalah hitam yang kau cicipi akan menghantarkanmu ke tepi-tepi rasa yang (aku berani bertaruh untuk hal ini) tak kau kenali. Bukan manis yang biasanya membuatmu mual atau pahit yang membuat lidahmu kelu tapi diantara keduanya yang sayangnya tak mampu ku jelaskan padamu dalam satu kata. Yang pasti... manisnya akan membuatmu  jadi pesakitan dan pahitnya akan membuatmu jadi si pungguk.

Teman sepi dan berbagi. Kekasih dan musuh saat bersamaan. Aku rindu kamu, dalam satu waktu.

Senin, 14 Maret 2011

Sista First Job

Melihat senyumnya dengan baju dominan biru menyadarkan ku bahwa dia sudah besar sekarang, bukan dalam bentuk fisik tapi besar untuk menerima tanggung jawab lebih dari seorang anak yang harus menyelesaikan tanggung jawabnya dalam belajar.


Kira-kira sebulan yang lalu Vio, adikku, meminta ijin untuk bekerja. Mangapa aku? yang notabene hanya Kakaknya? Ini adalah aturan dari Mama, kami kakak beradik bertanggung jawab atas satu sama lainnya. Kami semua berhak mengingatkan, memarahi bahkan melarang tidak peduli apakah itu kakak atau adik (tentunya dengan cara yang baik) dan untuk aktivitas diluar aktivitas utama meminta "ijin" itu wajib dilakukan, tak pernah ada pilihan lain selain menurut jika kata “tidak” menjadi jawabannya.

“mbak, aku kerja ya?”
“kerja? Ngapain kerja?”
“ya sudah kalo gak boleh, tambahin duit jajanku? Atau beli in hp baru?”
“apa? Hp? Aku ajah seumur-umur gak pernah beli hp, kamu tau sendiri itu!”
Vio diam dan melihatku. Banyak pertimbangan sebenarnya salah satunya, kalau ada apa-apa akulah yang pertama bakal kena marah oleh Mama dan Kakak bukan hanya kamu adikku sayang meski kamu yang bikin salah tapi sepertinya sudah saatnya kamu tau bagaimana susahnya mencari uang, agar kamu lebih menghargainya dan tidak marah jika keinginanmu untuk beli ini dan itu belum bisa terpenuhi

“hemm… oke, boleh dengan syarat tidak mengganggu jam kuliah, kamu boleh kerja hanya dihari libur, sekali nilaimu turun maka gak akan ada kerja lagi sebelum kamu lulus, kamu juga harus ingat kamu punya target waktu lulus seperti kami kakak-kakakmu dan kalau kamu melewati target itu kamu tau konsekuensinya kan? Bayar kuliahmu sendiri dan aku harus tau apa pekerjaanmu sebelum kamu benar-benar kerja” cerocosku. Dengan wajah malas karena mendengar banyak syarat vio menjawab iya

Dihari minggu, aku mengatar Mama keriting yang khawatir akan anak bungsunya ini, apa adek bisa kerja? Tanyanya tapi saat melihat bagaimana adek bekerja dia berbisik padaku “adekmu bisa kerja tuh lihat, waktu dia merayu pelanggan” aku mengangguk, ah andai Mama tau update statusnya.


Tapi bagaimanapun juga kamu membuat kami bangga dan kami hanya ingin kamu ingat setiap tahap dalam hidup itu menyenangkan, hari ini kamu menjadi tanggung jawab orantuamu, besok kamu bertanggung jawab terhadap dirimu sendiri dan nanti kamu akan bertanggung jawab terhadap orang lain selain dirimu. Setiap tahap akan memberikan cerita - certia yang menakjubkan. Percayalah sayang. Selamat menikmati perkerjaan paruh waktumu. ^-^

Love for you always.

Jumat, 11 Maret 2011

Pesan-pesan pengingat

Hampir setiap pagi aku mendapat pesan singkat dari seorang yang kupanggil Ayah Henky, seorang guru – pembimbing selama aku habiskan waktu dua bulan ku di kinasih – cimanggis – depok.

MQ : Manusia memilih dengan akalnya tetapi dia ditentukan oleh wataknya
MQ : Saya menghargai pertanyaan-pertanyaan saya tentang diri sendiri, dan secara sabar mencoba mencari jawabannya.
MQ : Kita dapat hidup dari apa yang kita peroleh, tetapi kita hanya dapat membuat kehidupan kita berarti dengan apa yang kita beri.
MQ : Kamu tidak akan pernah memiliki seorang teman, jika kamu mengharapkan seseorang tanpa kesalahan.

Wisdom : jadilah diri kamu sendiri, jika ada menjadi orang lain kemudian untuk apa orang lain membutuhkan kamu? (bernadette Peters, USA)
Wisdom : kekuatan tidak bersumber dari kemampuan fisik. Kekuatan datang dari kehendak yang tak tertaklukan. (Mahatma Gandhi)
Wisdom : Agar bisa maju kamu perlu yakin pada diri sendiri, teguh pendirian, dan percaya diri melaksanakan keyakinan-keyakinan itu. (Adlin Sinclair, Inggris)
Wisdom : Banyak pendapat bagus yang dirusak oleh orang-orang bodoh yang tidak paham dengan apa yang dibicarakan (Miquel deUnamuno)

QS Fathir 3 : Wahai manusia! Ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah Pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepadamu dari langit dan bumi? Tidak ada Tuhan selain Dia, maka mengapa kamu berpaling (dari ketauhidan)?
QS HUD 112 : Dan tetaplah kamu pada jalan yang benar sebagaimana diperintahkan kepadamu dan orang-orang yang telah taubat bersama kamu dan janganlah kamu melampaui batas.
QS Al-Israa 82 : Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugiaan.

Terimakasih Ayah atas pesan-pesan singkatnya, doakan kami anak-anakmu bisa menjadi yang terbaik. Seperti mu yang belajar hal-hal baik dari siapa saja tanpa melihat ‘siapa yang berbicara tapi apa yang dibicarakan’.

Love for you always.




Kamis, 10 Maret 2011

Mbak ato Mas


Arrrgghh… apa-apaan neh?  Mbak atau Mas? Gak lihat apa? Perlu operasi mata keliatannya nih orang atau perlu di ajak kebelakang biar lihat sendiri??? Huft…

 setelah sekian lama ada lagi yang berbicara seperti itu?!!! sepertinya perlu ke ketok magic lagi neh. huffff....

Senin, 07 Maret 2011

Ordinary Miracle in the Morning

“Moy dah siang” sayup ku dengar suara khas yang sudah sangat ku kenal. “moy, dah jam berapa ini?” Telingaku semakin jelas menangkap suaranya seiring dengan semakin penuhnya kesadaranku. Kukerjapkan mataku untuk membuatnya terbiasa dengan cahaya. Pagi. Aku menemukan satu hari lagi pagi dalam waktuku. Pagi. Aku masih memiliki satu pagi lagi untuk bersama orang terkasih. Pagi. Batapa menakjubkannya hidup jika kamu bisa menikmati satu pagi lagi.

“Moy, ayo bangun katanya gak mau telat” aku melihatnya dan pagi ini rasanya ingin sedikit bermanja-manja. Aku mengulurkan tanganku, menggerakan jari-jariku membuat tanda padanya untuk membantuku duduk. Dia menarik nafas dan mengeleng kemudian mendekatiku. “dah gede kok masih gini!” aku tersenyum dengan suara parau berguman “maaasih ngantuuk loooh Maaa”. Mama tersenyum lalu membantuku untuk duduk dengan memelukku. “ayo cepet” bisiknya setelah menciumku lalu beranjak pergi. Aku mengangguk lalu diam sejenak, aku termasuk orang yang tak pernah berkeberatan dengan kalimat bahwa “anak tetaplah anak-anak bagi orang tuanya”  karena pada kenyataannya setua apapun kita, orang tua kita pasti akan terus mengkhawatirkan kita, anak-anaknya, diucapkan atau tidak diucapkan, diperlihatkan atau tidak diperlihatkan. Dan oleh karena itu, sah-sah saja buatku sekali waktu bermanja-manja dengan mereka, pada dasarnya aku hanya ingin menikmati anugerah waktu yang diberikan padaku untuk bersama mereka itu saja tak ada yang lainnya.

Duduk diam menikmati anugerah pagi ini, mengisi paru-paruku dengan oksigen, membuka selimut dan membiarkan pori-pori kulitku menikmati dinginnya udara pagi. Merasakan jantungku berdegup pelan lalu mulai menggerakan kakiku yang masih pegal, “minggu yang unik yah kaki, pagi kau dengan high heels dan sore kau dengan sepatu futsal, bertahan yah ini demi kerjaan” aku terkekeh sendiri mendengar ucapanku. Setelah kesimbangan ku dapat dan kakiku kuat untuk menopang tubuh, aku mulai melangkah, tulang-tulangku bergerak seirama, kaki ku bergerak kearah yang sama bukan berlawanan itu artinya saraf-saraf otakku bekerja baik. Apa jadinya jika yang kaki kanan bergerak kedepan dan yang kiri bergerak kebelakang? Mungkin aku tak akan pernah tau bau harum apa ini yang tercium hidungku. “masak apa ma?” tanyaku setelah sampai di dapur. “nasi goreng, udah sana mandi dulu” kata Mama, aku menganguk tak sabar menikmati makanan favoritku.

Selesai sudah mandi, bersiap-siap dengan pakaian kerja terbaik yang artinya tidak ada yang sobek ^-^. Lalu beranjak pada anugerah pagi lainnya di atas meja makan, anugerah pagi untuk tubuhku. Sarapan nasi goreng dengan telur dadar dan segelas susu cokelat. Asupan energi sampai tengah hari, aku siap beraktifitas. Sebelum pergi aku kembali bercermin untuk memastikan aku berpenampilan dengan baik. Aku tersenyum melihat bayangku dalam cermin dan berbicara pada diri sendiri “banyak yang mengangapnya bukan anugerah karena selalu ada dalam hari-hari kita padahal itu adalah anugerah jika kita mau berpikir ^-^ "

Selamat beraktifitas semuanya, selamat menikmati minggu yang menyenangkan, selamat menikmati anugerah-anugerah dihidupmu.

Minggu, 06 Maret 2011

Rumah untuk pulang


    
Float - Pulang

Mencoba mengusir dingin dengan memeluk diri sendiri, menghitung mundur detik, menunggu lampu bewarna merah itu berganti hijau di atas sepeda motorku. Jam 09.20 malam, aku masih dalam perjalanan pulang ke rumah. Rumah yah rumah untuk pulang. Siapa yang tak menginginkannya? Setiap dari kita pasti menginginkannya. Banyak dari kita yang bekerja keras untuk membangunnya, memenuhinya dengan banyak hal, mempercantiknya dan semua itu adalah untuk membuatnya menjadi surga kecil kita, tempat ternyaman di dunia yang tak akan terganti apapun. Mungkin jika ditanya seperti apa rumahmu? Kita mungkin sepakat dengan mengatakan “tak ada yang lebih indah dari rumahku” dan kita bersedia berkelahi untuk itu. 30 menit dalam perjalanan ada perasaan rindu yang menggenang dihatiku, malam ini aku ingin cepat sampai dirumah

Sebuah rumah bercat kuning muda dengan lampu ruang tamu yang masih menyala. Aku bisa menebak siapa yang menungguku. Pintu terbuka. Aku melihat wajah yang sangat ku kenal, Mama menyambut dengan senyum, terlihat lelah tapi tetap memaksakan diri menungguku. “dah makan?” tanyanya setelah ku lepaskan helm dan sepatu, aku menggeleng, nasi terakhir yang masuk ke perutku tadi siang tapi malas sekali rasanya untuk makan “mama, buatin susu yah?” aku tersenyum dan mengangguk cepat. Mama sudah sangat tau jika aku tak mengucapkan iya maka aku menolak untuk makan tapi aku tak pernah menolak jika dibuatkan susu coklat olehnya.

Setelah selesai membersihkan diri, ku ambil segelas coklat yang sudah tersedia dan mulai meminumnya. Di dalam sini aku merasa hangat dan ini bukan karena susu coklatnya. Kusadari rumah ini taklah sempurna, ada guratan-guratan sedih di dindingnya yang ingin ku lupakan, bagian-bagian yang ingin ku buang, pertengkaran-pertengkaran yang menguap tapi masih kuingat, keinginan untuk pergi dari sini yang masih tergantung di langit-langit rumah tapi tak akan pernah ku lakukan karena kusadari apalah artinya sempurna jika ini sudah cukup bagiku.

Rumah ini taklah sempurna tapi apalah artinya sempurna jika ini sudah cukup bagiku. Banyak orang yang tak seberuntung aku memiliki rumah untuk pulang apa lagi merasakan hangatnya cinta dari orang terkasih. Alhamdulillah. Syukur ku untuk mu Allah.


bon jovi You take the home from the boy, but not the boy from his home”

Selasa, 01 Maret 2011

Berbagi Sesuatu

Desa Tukul Beras, Kec. Sumber, Probolinggo 19 Februari 2011

Seseorang pernah berkata padaku “Segala sesuatu akan terlihat kecil jika kau menggenggamnya ditanganmu sendiri tetapi ketika kamu mencoba membaginya kamu akan menyadari betapa besar itu dapat terbagi”

Apa yang bisa kau bagi? Kupikir banyak hal yang bisa kau bagi dengan orang-orang yang kau temui, tak selalu berupa uang, bisa waktu, tenaga, pikiran dan banyak hal lainnya. Tak terbatas. Buatku berbagi itu bisa membuatku bahagia, bisa membuat hariku bertambah ceria setidaknya itulah yang kurasakan saat bersama mereka, masyarakat desa tukul beras, desa yang berjarak 10 kilometer dari gunung Bromo. Salah satu desa yang terkena imbas abu pasir gunung bromo.


Abu pasir dan Kabut Jam 12.00

Allahualam mengapa semua ini terjadi. tapi aku tak ingin memikirkan itu, yang ku tau dapat berbagi meskipun bukan hal yang besar akan membawa kebahagiannya tersendiri.

Love for you, always.