Senin, 28 Desember 2009

Kapan kita bisa saling menemukan

langit, aku hanya inginkan seorang pria yang memiliki tatapan hangat yang membuatku betah berlama-lama melihatnya, yang mencintaiku dengan mencintai orang-orang yang kucintai, yang tidak berusaha mengucapkan kata cinta setiap menit tapi berusaha menjaga hatiku setiap detiknya karena kau tau langit rasa sakit yang tak mampu dilupakan hanya bisa dibuat oleh orang-orang yang kita cintai, yang kita percayai.
langit bahagia rasanya jika kami saling menemukan, membagi apa yang kami punya tanpa ada ketakutan terlihat lemah, hidup didalam rumah yang berwarna-warni yang tidak terukir janji "mencintai selama-lamanya" tapi terukir janji untuk "berusaha untuk mencintai selama-lamanya" karena janji ini lebih asuk akal, karena janji ini menunjukan pada kami bahwa kami adalah bagian dari penciptaan hidup.

Senin, 30 November 2009

sisi ketiga koin

Langit, bahagia bisa mendengar apa yang ingin kita dengar tapi lebih membahagiakan lagi jika kita bisa mengatakan apa yang kita rasakan. Aku baru menyadarinya hari ini saat Aku menemukan sisi lain dari koin tanpa harus bercermin, dan membuatku lega karena Aku juga di kenalkan pada sisi koin yang ketiga yang tak pernah di bicarakan orang padahal Dia selalu ada untuk meyanggah ke dua sisi agar terlihat dua sisi. Meski orang yang memperkenalkan ini berdoa semoga hanya dua sisi saja untukku karena itu adalah NORMAL, tapi Aku tak berkeberatan untuk TIDAK MENJADI NORMAL karena itu akan menjadi sketsa wajah sesungguhnya dariku. Kini Aku berdoa untuknya Langit semoga Dia mengakui sisi ketiganya, bakat alam aneh yang Dia miliki dan menjadi tidak normal untuk sketsa wajah sesungguhnya, untuk sketsa wajahnya, mengatakan apa yang dirasakan bukan hanya yang ingin di dengar, mencintai diri sendiri dengan jujur pada hidup.
30.11.09-12.40 Am.

Selasa, 03 November 2009

sebuah kenangan

02.11.2009 – 10.35 ( untuk mengenangnya )

Arus waktu menghanyutkan kita pada sebuah pertemuan dan mempertemukan kita pada sebuah perpisahan. Kupikir itu adalah hal biasa dan memang sudah seharusnya dalam hidup, ternyata tidak karena kini aku mempertanyakan keberadaanmu Sahabat.

Dimana Kamu?

Aku mencarimu…
Karena aku Ingin sekali mendengar cerita tentang cinta yang kini ada di hatimu
Karena aku ingin mengatakan padamu betapa bahagianya aku saat meraih mimpiku
Karena aku ingin sekali berteriak bersamamu untuk menghilangkan rasa jengah akan hidup yang tak lagi tertahan dan kemudian bersama-sama mentertawai nasib yang ada.
Seperti yang biasa kita lakukan bersama

Aku mencarimu tapi aku tak menemukanmu

Dimana Kamu?

Benarkah aku telah kehilanganmu?

Sahabat, Aku merasa sendiri saat ini, tak mampu lagi berlogika dan hatiku melemah. Aku berubah menjadi orang yang berbeda dan sangat ku benci.

Aku membutuhkanmu…
untuk mengingatkan siapa aku,
untuk menunjukan padaku tentang hitam dan putih yang sebenarnya

Kamis, 29 Oktober 2009

langit di ruang kerja

langit, aku bisa melihatmu dari tempat dudukku kini tapi tidak warna asli mu, hanya abu-abu, seperti hati dan logikaku

Rabu, 28 Oktober 2009

aku, kopi, dan sekotak cerita

aku rindu kamu, kopi, dan sekotak cerita tentang langit. rindu menjadi aku yang tak peduli apapun, rindu kamu yang tak pernah menganggap ku aneh saat berceloteh tetang langit yang berbeda setiap incinya. rindu gelap dimana kita biasa membuka topeng, tidak berpura-pura kuat dengan segala masalah, jujur pada diri sendiri. rindu untuk menangisi kegetiran hidup. rindu menjadi gila saat matahari datang mengusir malam.

kau tau aku punya sekotak cerita tentang langit, disana ada hal lucu yang membuatku menangis bukti dari kata-kata mu 'hidup semakin lucu dan aneh saja', kau benar, aku menemukan sesuatu yang lucu tentang langit dan anehnya aku menangis bukan tertawa. kau tau aku menangis bukan tertawa. aku menangis bukan tertawa. menangis bukan tertawa. bukan tertawa. tangis yang membuatku lelah.

jadi, kuinginkan secangkir kopi lagi, untuk menghapus jarak, untuk mengurai mimpi menjadi kata, untuk mengubah lelah menjadi tawa.

Senin, 26 Oktober 2009

Langit 25 oktober 2009

11.00 pm 25 oktober 2009

Malam ini ingin sekali rasanya menatap mu langit, membebaskan segala rasa bercerita tentang hatiku yang tak lagi mampu untuk memahami apa yang terjadi. Taukah kah kau betapa tenangnya hatiku saat ku melihatmu, kau yang tak pernah menggunakan hakmu bertanya tapi membiarkanku untuk menggunakan hakku untuk bercerita. kau yang tak pernah menghakimi, kau yang membiarkan ku mengerti dan memahami melalui cerita yang ku dongengkan sendiri.
Malam ini ingin sekali melihatmu langit, karena tangisku kini tak mampu meringankan beban ini, aku tak mungkin menyerah tapi aku tak tau bagaimana harus bertahan, kau pernah bilang padaku tidak semua doa diamini, kehidupan tidak hanya berjalan direl keinginan tapi juga kebutuhan, lalu bagaimana aku mampu membasuh luka ku dengan cuka kehidupan. Bagaimana aku mampu?
Malam ini ingin sekali melihatmu langit, untuk menghapus garis hukum sebab akibat, berbelok arah dari takdir atau nasib, untuk berlayar di padang pasir ini.