Rabu, 30 Juni 2010

Aku rindu tepi sungai Mu, Ya Rabb

Aku rindu. Tempat dimana aku menghabiskan waktu akhir mingguku, berdiam diri untuk menemukan kekosongan dalam jiwa. Dibawah kaki ada air yang mengalir, di hadapanku ada rumah panggung… serasa di desa tapi tidak, aku ada di tengah-tengah kota metropolitan yang penuh dengan gedung-gedung angkuh untuk melayani kebutuhan kaum hedon dan aku tentunya. Ketika tidak ada lagi tempat untuk kaum papa tepi sungai adalah jawaban kota ini. Miris melihat mereka melakukan segala aktivitasnya dengan air yang sama.

Sebuah pertanyaan ‘tidakkah ada kehidupan yang lebih baik yang bisa di pilih?’ terlontar dariku dulu, jawaban mereka menjadi pelajaran hidup untukku ‘jika ada pilihan lebih baik, kami tak akan bertahan disini. Hari ini kami bisa makan itu hal yang paling baik apalagi mempuyai rumah. Memiliki rumah adalah hal yang istimewa meski kami harus membangunnya di tepian sungai. Kami tetap punya keinginan tapi bukan berarti kami tak menerima apa yang telah digariskan. Kami hanya ingin menjalaninya dengan baik’

Jawaban yang membuatku tertunduk malu karena semua keinginan dan tuntutanku Terhadapmu Ya Rabb.
Ingatkanlah aku selalu tentang hal ini Ya Rabb, buatlah aku selalu rindu tempat itu agar aku selalu ingat sesunguhnya hidup bahagia itu sederhana.

YM dan Egois

YM

Langkahfie : hay hay
Rafa : Jwb atuh yg q email td

Emailmu : astaghfirullah.... beres satu masalah datang lagi masalah baru.... fie, ap aku tuh egois bgt?

Emailku : iyah

Kamu tau aku mengatakan iyah hanya asal karena aku melihat bukan itu yang ingin kamu tanyakan sesungguhnya.
Langkahfie : udah neng
Rafa : Egoisx gmn mnrtmu?
Langkahfie : apa yang kamu pikirkan?
Rafa : Tell me first
Langkahfie : jawab dulu?
Rafa : No u 1st
Langkahfie : keras kepala! jawab dulu!
Rafa : No
Langkahfie : ya udah, terus ajah bermain dengan pikiranmu
Rafa : Y sudahlah kl g mo ksh tau

Aku bisa menebaknya apa yang kamu tanyakan, tapi aku perlu pembuktian.

Langkahfie : kamu terbiasa menurutkan apa yang dikatakan orang tentang kamu, meski itu bukan kamu yang sebenarnya kamu mengiyakan, sekarang kalau aku jawab maka aku cuma berbicara dari sisiku. ini kan masalahmu? kamu gak terbiasa mengatakan apa yang kamu rasakan istilah kasarnya, bunglon. sama seperti kasus aa, kamu tanyakan dulu mau dia apa? lalu kamu bilang oke, walau kamu gak setuju, endingnya kamu ribet sendiri sama perasaanmu, ketika kamu gak bisa menghandlenya lagi dan semua perasaan yang kamu jaga pecah, kamu baru berani mempertanyakan yang buatku itu sudah terlambat untuk di pertanyakan
Rafa : Entahlah dbilangx ap sikapq ni, Q ingin cb pnuhi keinginanq tp q g bs tnp mmikirkn org lain Yg scr lsg ato g lsg tkait
Langkahfie : sampai detik ini aku gak percaya dengan apa yang ku tulis tadi dan aku juga gak yakin kamu menyetujuinya atau hanya sekedar mengiyakannya?
Rafa : Q tdk m'iyakn tp q jg g mbantahx
Langkahfie : hay rafa, ini aku, kamu gak boleh berada di tengah, pilih salah satu
Rafa : Knp q yg hrs slalu ngalah.... Knp q hrs bjuang sendiri....

Inilah arti pertanyaanmu, kalimat ‘aku tuh egois banget yah’ bukan tentang mengutamakan diri sendiri tanpa menghiraukan orang lain yg ada disekitarmu tapi ‘egoiskah aku jika aku minta sedikit dimengerti, egoiskah aku jika aku minta sedikit saja perhatian, egoiskah aku jika aku ingin mengatakan apa yang kurasa tanpa harus dipandang egois’

Langkahfie : kenapa kamu berpikir seperti itu?
Rafa : Krn emg spt it
Langkahfie : bullshit
Rafa : Thats what i feel thats what think
Last message received on 6/29 at 2:33 PM
Rafa has signed out. (6/29/2010 2:35 PM)

Langkahfie : no, thats what you believe
Kamu harus menghadapinya Rafa, menghadapi dirimu sendiri
Kamu harus menjelaskannya Rafa, menjelaskan pada dirimu sendiri
Karena itu jalan terbaik untuk mendapatkan jawaban dari banyak pertanyaanmu
Karena aku dan orang-orang yang ada dihidupmu tak akan mampu menjawabnya

Selasa, 29 Juni 2010

Inilah perhelatan besar manusia,

Inilah perhelatan besar manusia,
Perperangan, pembunuhan, penganiyayaan, penghianatan, penjarahan, perampasan, pemerkosaan, penipuan, pembodohan, penjajahan yang mengatas namakan cinta, pembelaan diri, agama, warna kulit, keyakinan, kebebasan sebagai pembenaran.

Aku menangis…
Aku menangis bukan karena darah yang mengalir, bukan karena nyawa-nyawa yang melayang, bukan karena tubuh-tubuh yang tergeletak tak berdaya, bukan karena luka-luka di hati tapi karena diamku saat itu semua terjadi.

Jumat, 25 Juni 2010

Ini bukan tentang fisik...

Ini bukan tentang fisik
Tapi tentang hati yang ingin kau bagi dengan hati yang lain
Tak pernah berpikir untuk hanya sekedar singgahi, hanya sekedar untuk mengobati kesepian ini.

Kamis, 24 Juni 2010

Ketika

ketika ragaku tak dapat lagi merangkulmu, ketika senyumku hanya tinggal kenangan, ketika itu pula kau tau bahwa aku hanya sepenggal kisah yang pernah di titipkan Tuhan kepadamu. mensyukurinya atau menyesalinya itu pilihanmu tapi jika kau tanyakan padaku tentang waktu dan kisah yang terukir diantara kita dengan lugas kukatakan padamu aku mensyukurinya meski kisah itu membuatku menangis.

Bahagia..

Mereka mencarinya hingga ujung dunia, dunia yang tak pernah mampu kureka.
Mereka minimbangnya dengan kata iya dan tidak, pertimbangan yang tak pernah mampu kupahami.
Mereka memperumitnya dengan banyak syarat bukankah hal ini seharusnya sederhana?
Mereka mengkhususkannya dalam bentuk satu bukankah hal ini dalam banyak bentuk?
Dan parahnya Mereka percaya manusia-manusia itu, benda-benda itu, jabatan-jabatan itu yang mampu membuat mereka tersenyum setiap detik. Seharusnya mereka menyadari hidup tak akan pernah berhenti membuat mereka berkeinginan kemudian menguapkannya sesaat setelah mereka mendapatkannya, tak berbekas.

Tidakah mereka tahu ketika hati terlapangkan dengan ucap syukur, ketika pikiran menjadi tenang dengan keikhlasan adalah apa yang mereka cari sesungguhnya.

Selasa, 22 Juni 2010

gerah...

gerah... melihat kata yang melompat-lompat dari otak kiri ke otak kanan atau sebaliknya lalu berseluncur ke hati kemudian memanjat tulang makna berkali-kali. gak berhenti
 kumohon berhentilah kata, tidakkah kau lelah? di luar sana ruang dan waktu telah menunggumu untuk melengkapi mereka sebagai ucap atau laku.

Dapatkah selamanya kita bersama…

Mendengarkan lagu Astrid tentang rasa tengah malam ini membuatku berpikir tetang sebuah pertemuan dan kehilangan. Rasa yang tergeneralkan bagi siapa saja yang ada di hidupku, bukankah kita butuh rasa sayang untuk dapat merasa kehilangan. Aku telah mengenal sayang itu dan sayang itu juga telah memperkenalkan aku dengan rasa kehilangan.
 
Aku menutup mataku, membayangkan wajah-wajah yang telah meninggalkan rasa dalam hidupku. Ada yang tinggal dalam waktu yang lama ada yang sementara tapi tetap memberikan arti. Dan aku membayangkan bagaimana aku tinggal untuk waktu yang lama atau sementara dalam hidup mereka. Bukan hanya mereka yang hilir mudik dalam hidupku tapi aku juga hilir mudik dalam hidup mereka.
 
Dulu aku berharap tak akan ada yang berubah, aku benci perubahan bukan karena aku harus menyesuaikan diri lagi tetapi rasa kehilangan yang berjejak kerinduan yang membuatku merasa tak perlu ada perubahan. Tapi aku tak ada daya menghentikan waktu yang membawa hujan untuk menggantikan kemarau. Beberapa kali aku tersesat karena cahaya-cahaya itu terus berganti. Hingga aku memohon pada Tuhan. Biarkan cahaya-cahaya itu tetap menyala jangan meredup atau bahkan tak lagi bersinar. Tapi Tuhan selalu punya sesuatu yang lain. Sesuatu yang menyisakan pertanyaan “apakah aku sendiri yang berpikir seperti ini?” “apakah mereka merasakan seperti apa yang kurasakan?” “Apakah mereka merasa kerinduan sepertiku karena aku sangat merindukan mereka?” Karena Sepertinya mereka baik-baik saja tanpaku membuatku merasa tak berarti saat tak kutemui pesan kerinduan dari mereka.
 
Pertanyaanku menjadi tak berarti saat ku temukan beberapa pesan singkat yang tak pernah kusadari bahwa itu adalah bentuk paling sederhana dari kerinduan seperti karakter senyum ^.^ tanpa kata-kata dalam beberapa pesan dari orang yang berbeda dan salah satunya pesan singkat yang tersimpan rapi tertanggal 1 januari 2010 di telepon gengamku
 
Dalam keheningan kumencari satu titik suara untuk kuanggap tanda bahwa aku tak sendiri.
Dalam gelap ku pejamkan mata menemui bayang manusia-manusia yang kucinta untuk membodohi diri sendiri bahwa aku tak sendiri.
Dalam larut malam ku bernyanyi tetap terpejam memecah hening menemui bayang manusia yang ku cinta untuk berpikir aku tak sendiri.
Aku tau, aku memang tak sendiri… tapi entah kemana semua manusia-manusia yang ku cinta dalam bayangangku

(Bung)
 
Ternyata bukan hanya aku yang merasakan ini, tapi semua orang yang telah bersentuhan dan merasakan sayang kemudian berpisah karena satu dan lain hal akan merasakan hal ini, Kehilangan, yang akan menciptakan kerinduan karena tak akan ada yang memberikan rasa yang sama di hati kita, mereka tak akan terganti oleh mereka yang lain.
Ketika aku menemui kesepian, mereka pasti juga menemukan kesepian yang sama. Tapi hidup tak akan berhenti untuk merancang pertemuan dan perpisahan. aku dan mereka meyadari itu setidaknya kami pernah bertemu dan pilihan untuk terus melangkah adalah hal terbaik karena aku dan mereka tak ingin melewatkan kesempatan untuk bertemu orang-orang hebat lainnya.

Jika bukan jam pasirku yang berhenti mungkin jam pasir mereka, jika bukan pilihan hidupku yang menciptakan jarak dan waktu mungkin pilihan hidup mereka. Apapun itu kehilangan patut kusyukuri seperti aku mensyukuri sebuah pertemuan.
Kini aku menemukan rasa damai diantara pertemuan dan kehilangan. Dan pertanyaan dapatkah kita selamanya bersama? Kita akan selalu bersama selamanya setidaknya dalam kenangan.

Bahagia mengenal kalian, bahagia merindukan kalian.

Senin, 21 Juni 2010

Poison

Ini seperti memilih racun untuk kamu nikmati sendiri, kamu tak berkeberatan dengan itu meski ia membunuhmu karena daya tarik yang dimiliki poison.
Banyak dari kita melakukan hal bodoh tapi tak merasa dibodohi. Banyak hal salah yang kita buat tapi kita tak berhenti untuk mengulangi. Banyak yang bertanya “mengapa kau mau melakukan hal bodoh ini?” atau “tidakkah kau belajar dari kesalahan? dasar keledai!”
Apa yang harus kukatakan? Bayak hal bodoh dan salah telah kulakukan dan aku tetap mengulanginya dengan kesadaran penuh bahwa hal itu bodoh dan salah. Dan jika ada yang bertanya “mengapa?” Aku punya seribu alasan untuk membenarkan kebodohan dan kesalahan itu, jika Aku tak menemukan lagi alasan dengan tegas Aku berkata “ini hidupku jangan ikut campur!”
Kebodohan dan kesalahan adalah racun yang akan mendatangkan masalah di hidupku, anehnya aku tak berkeberatan dengan itu malah aku kencanduan dengannya. Alasan yang paling sederhanaku adalah racun itu membuatku nyaman.
“dasar bebal!” itu kata kakakku karena sudah terlalu jengkel melihatku yang tak merubah kebiasaan.

Apakah aku bebal? Aku lebih suka mengatakan ini adalah aplikasi sederhana dari menyakiti diri sendiri selama itu membuatku nyaman tak akan menjadi masalah buatku. Bukankah kita manusia-manusia yang mengejar kenyamanan hidup? Apapun bentuknya.

ps:tulisan ini membuatku terlihat bodoh :D

Jumat, 18 Juni 2010

terasa asing dengan masa lalu

‘Ada yang harus dibuang dek’ aku mengangguk melihat tumpukan kardus yang entah berisi apa saja dari masa lalu. Membukanya seperti membuka kenangan yang telah tersimpan rapih. Buku-buku kuliah, novel, komik, hadiah-hadiah ulang tahun, dan buku-buku catatan yang di dalamnya banyak kutemukan catatan-catatan kaki.

Membaca satu persatu catatan kaki itu membuatku merasa bahwa aku tak pernah benar-benar ada di kelas waktu kuliah. Dan sepertinya itu adalah tahun-tahun penuh kemarahan buatku…

Aku melihat dunia seperti sebuah neraka
Neraka abadi untuk jiwa yang hidup
Aku mendengar kata dunia seperti hujan simbal
Simbal yang memekan telinga
Aku mencium dunia seperti bau nanah
Bau nanah yang selalu membuatku muntah
(catatan 2005)

Fuck – aku menuliskan kata itu selembar penuh di sebuah buku catatan. wow akukah yang melakukannya?

Ada lagi catatan yang membuatku bergidik ngeri.

Jika ada yang berani menjamin bahwa kematian menyelesaikan masalaku, dengan senang hati aku akan mengakhiri hidupku.
(catatan 2007)
Tapi tak ada yang berani menjamin, buktinya aku masih memilih untuk hidup sampai saat ini.

Ada pertanyaan yang muncul dihatiku, seperti apa aku dulu? Aku merasa tak mengenali sosok yang menulis catatan itu. terasa asing.

Kamis, 17 Juni 2010

Babi Disco

Saat membongkar kotak masa lalu aku menemukan beberapa hadiah ulang tahun salah satunya adalah lampu babi dari sahabat-sahabat sma. aku gak tau kenapa aku menyukai babi tapi yang pasti banyak corat-coret dalam buku catatanku menyerupai babi saat itu. dan aku ingat ada yang menuliskan 'babi plastik' dalam phonebooknya saat menyimpan nomor telepon ku. panggilan ini bukan sebuah penghinaan tapi panggilan sayang mungkin aneh terasa tapi memang seperti itulah kenyataannya.

akhir-akhir ini semuanya terasa berat, tapi saat melihatnya bersinar ketika lampu di matikan, ada perasaan tenang, apa lagi ketika lampu disko kunyalakan membuatku tertawa saat melihat 'babi disco dalam bayangan'

jadi siapa yang mau berdisco dengan babiku?

Rabu, 16 Juni 2010

Stop Kekerasan Terhadap Anak-Anak

Akhir2 ini bayak terjadi kekerasan terhadap anak-2, foto di bawah ini adalah sindiran, coba cermati kata2 di bawah fotonya…
Jika di perbesar kata-katanya seperti ini : “ Andai Dia Anak Anda, Masih Nekat Menamparnya”

aku pikir tak akan pernah ada. kita akan lebih semena-mena sama mereka yang lemah secara fisik, mental, maupun otak.

STOP KEKERASAN TERHADAP ANAK-ANAK
 
lihatlah kepolosan mereka yang tidak mengerti tentang perang dan segala kepentingan politik
  Ingatlah mereka yang memberi warna di dunia...
 
  senyum mereka, tawa mereka, kepolosan mereka, semangat mereka.

Selasa, 15 Juni 2010

harga mati surga

membuka email kantor senin pagi minggu lalu,

Dear sahabat.

Saya merenungkan,

Salah satu "syarat" masuk surga adalah mati. Jika aku memang mau surga beneran, aku harus mati beneran. Aku sebenarnya anggota resmi "pasukan berani mati". Inilah jati diri. Maka, jika aku mau "surga-surgaan", aku harus mau mati-matian. Jika aku mau "setengah surga" maka aku harus mau setengah mati. The question is, how this is gonna be fun? Selamat menyongsong hari minggu yang baru.

Tetap semangaaaaaat !!!

best regard's

Y. f. R.


seorang sahabat me-replay "membaca ini membuatku merasa Hidup lebih indah bahkan maut pun terasa manis."

aku mengamininya. harusnya permainan hidup-mati ini menyenangkan bagi setiap jiwa.

Sabtu, 12 Juni 2010

setahun mengenangmu, Suki

hari ini tepat harimu, 12 Juni. hari dimana aku tak lagi bisa bersentuhan fisik denganmu. sudah satu tahun, tak terasa sahabat.

kamu sudah tenang disana tak lagi diributi sama urusan dunia yang semakin aneh dan lucu saja buatku. kamu tau akhir-akhir ini aku selalu merasa marah, berusaha untuk terus berpikir positif membuatku sangat lelah jika sudah seperti ini aku rindu malam-malam saat kita dan beberapa sahabat yang lain menghabiskan waktu bersama. rindu mencaci maki hidup, tertawa sampai suara serak dan menangis sampai tak ada lagi air mata dan akhirnya menyerahkannya pada yang punya hidup. rindu kamu.

tadi kerumah mu, bertemu ibu bapak, masih ada air mata saat bercerita tentangmu, meski sudah satu tahun lamanya sepertinya kamu tak pernah benar-benar pergi.

Jumat, 11 Juni 2010

dia dan aku, sama

dia berkata seolah dia benar,

dan

aku berkata seolah aku benar,

tapi benar kami berbeda dan saling melukai

Selasa, 08 Juni 2010

masa lalu

ketika masa lalu hanya mengganggumu dan kau tak mampu mengenyahkannya seperti inginmu,

lalu apa?

tangismu tak teracuhkan, marahmu terabaikan hingga kau lelah sendiri dengan segala emosi yang tak merubah apapun, memilih diam dan tak peduli tetap saja melukaimu

lalu apa?

jika kamu adalah dia

jika kita adalah masa lalu itu

pilihan hidupmu

tak mampu melihatmu lagi
pilihan hidupmu
meninggalkan sakit yang mengakar tepat pada ulu hati ku

Senin, 07 Juni 2010

cukup!!!!

logika mandek
hati ngambek

Bahwa hidup…

bahwa hidup haruslah ditempuh,
menolong, tertolong
bahwa ketertindasan selayaknya disudahi,
mendidik, terdidik
bahwa alam menggeliat naluriku,
air, mata, tanah, raga, kalbu
bahwa rona mereka merenggut jiwaku,
tawa, tangis, harap
bahwa hidup haruslah bermanfaat,
bagimu, bagiku

Catatan Butet Manurung

Belajar darinya…

Ada pahlawan disetiap kita, yang menjaga untuk tetap teguh, yakin dan kuat menjalaninya, walau terkadang harus merelakan apa yang kita inginkan (impian sekalipun…)

Catatan Yopimsari

Jumat, 04 Juni 2010

Skenario

terlalu banyak catatan dengan kata "WARNING"
dilingkari sebagai opsi lainnya jika tidak berhasil
--------
SKENARIO
--------


PAYAH

Kamis, 03 Juni 2010

Langit, Bumi dan Langkah

Seorang sahabat bertanya “Mengapa?” ketika tulisan Langitku berganti Bumi disebuah catatan.
“aku melihat bumi lebih menarik untuk di jelajah sekarang, lebih banyak warna dari pada warna langit”
“lelah dengan semua impian?” tanyanya
“bukan, aku tetap menggantungkan impianku pada langit, dia akan tetap menjadi petunjuk bumi mana yang harus kujelajah untuk menorehkan warna baru di buku catatanku yang usang”
“warna baru, benar, terlalu banyak kata dilangit dengan warna stabil seperti ingin mengamini semua kisah sebagai sesuatu yang telah tercatat sebelum lahir dalam dunia fisik dan waktu”
Kita diam lama sebelum kamu kembali bertanya
“lalu apa selanjutnya?”
Aku tersenyum, Kamu mampu meraba kata Bumi yang kutuliskan tidaklah kuat seperti akan diganti, hanya tinggal menunggu waktu saja.
“Langkah. Langit adalah Suar. Bumi adalah Cerita. Langkahlah yang membuat Suar dan Cerita itu Nyata di buku catatan usangku.”

Selasa, 01 Juni 2010

Sombong

Hotel, Kamis 20 Mei 2010

Kamu menunduk, setelah obrolan panjang kita. Suara lirihmu masih bisa kudengar jelas setiap katanya karena aksen batakmu yang lugas.
“sombong sekali aku”
Aku bisa memahaminya sahabat karena itu manusiawi.
“kata sombong bukan hanya berkaitan dengan penghargaan, kekayaan atau kepintaran yang kita punya. Masalahpun bisa menjadikan kita orang yang sombong. Terkadang kita merasa masalah kita yang paling berat, orang lain tak akan mampu memahaminya karena hidup mereka lebih baik daripada kita. Hingga ada ucapan sinis ‘tau apa kamu tentang hidup?’, saat mereka mencoba membantu kita dengan keras kita berkata ‘kamu gak akan ngerti!’. Dan semua itu diperparah saat kita melihat mereka menangis untuk sesuatu yang tidak penting menurut kita, ‘Cuma masalah seperti itu saja kamu nangis, kalo kamu ngerasaain apa yang aku alami mungkin kamu dah bunuh diri’
Kamu masih menunduk membuatku merasa sedang menghakimimu.
“aku gak mengguruimu, terkadang aku masih merasakan hal yang sama. Tapi setiap kali merasa tidak baik aku coba untuk melihat dari sudut yang berbeda”
Kamu menoleh kearahku, bisa kulihat jejak air dipipimu.
“gak, kamu benar. Harusnya aku melihat dari sudut yang berbeda”
Aku tersenyum bukan karena aku benar tapi karena kamu mencoba untuk memahami pendapatku. Aku kembali melanjutkan kata-kataku
“yang terlihat terkadang bukan yang sesungguhnya. Kamu mungkin melihat temanmu bersendagurau, tertawa terbahak-bahak seperi tak ada beban dalam hidup mereka tapi siapa yang tau apa yang mereka simpan dalam hati. Sama seperti aku melihat kamu kalo kamu gak cerita apa yang menjadi beban dihati kamu mungkin selamanya aku berpikir kamu baik-baik saja. Sebelum kamu tau kesusahan hati mereka gak pantas kamu bilang ‘mereka tak akan mengerti karena meraka lebih beruntung daripadaku’.”
Aku menunggumu bereaksi.
“seperti katamu fie, aku punya makanan sedangkan kamu punya minuman. Tapi aku tak membutuhkan makanan itu karena aku haus bukan lapar dan kamu tak membutuhkan minuman itu karena kamu lapar bukan haus. Pada dasarnya masalah kita sama hanya apa yang kita butuhkan berbeda, tak bisa aku bilang makanan lebih penting dari minuman atau sebaliknya karena itu sama pentingnya buatmu dan buatku”
“esensinya sama, hanya cerita yang membalutnya berbeda. Dan terkadang kita tidak melihat itu karena kesombongan kita”

Menghayati hidup

Kutipan Koran kompas

Pemikiran Martin Heidegger (1889-1976)

Ada dua cara menghayati hidup, secara otentik dan tidak otentik. Manusia hidup di dunia (umwelt) melalui tiga cara. Manusia tidak hanya hidup dengan sesama (being-with-others) tetapi juga berdampingan dengan benda (being-alongside-things) dan bereksistensi pada dirinya sendiri (selbstein). Ketidak otentikan penghayatan hidup terjadi saat pertama manusia hanyut dalam dunia benda-benda dan dikuasai sepenuhnya oleh alat-alat yang diciptakan oleh manusia sendiri. Selain itu juga bagaimana manusia membiarkan diri dikuasai oleh mass (dasman-hilang dalam massa).
Yang benar adalah individu memahami dirinya sendiri sebagai “Ada” bukan hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bersama orang lain di dunia fisik. Ketidaksanggupan “Mengada bersama orang lain adalah bagian dari ketidaksanggupan untuk hidup”