Kamis, 29 Oktober 2009

langit di ruang kerja

langit, aku bisa melihatmu dari tempat dudukku kini tapi tidak warna asli mu, hanya abu-abu, seperti hati dan logikaku

Rabu, 28 Oktober 2009

aku, kopi, dan sekotak cerita

aku rindu kamu, kopi, dan sekotak cerita tentang langit. rindu menjadi aku yang tak peduli apapun, rindu kamu yang tak pernah menganggap ku aneh saat berceloteh tetang langit yang berbeda setiap incinya. rindu gelap dimana kita biasa membuka topeng, tidak berpura-pura kuat dengan segala masalah, jujur pada diri sendiri. rindu untuk menangisi kegetiran hidup. rindu menjadi gila saat matahari datang mengusir malam.

kau tau aku punya sekotak cerita tentang langit, disana ada hal lucu yang membuatku menangis bukti dari kata-kata mu 'hidup semakin lucu dan aneh saja', kau benar, aku menemukan sesuatu yang lucu tentang langit dan anehnya aku menangis bukan tertawa. kau tau aku menangis bukan tertawa. aku menangis bukan tertawa. menangis bukan tertawa. bukan tertawa. tangis yang membuatku lelah.

jadi, kuinginkan secangkir kopi lagi, untuk menghapus jarak, untuk mengurai mimpi menjadi kata, untuk mengubah lelah menjadi tawa.

Senin, 26 Oktober 2009

Langit 25 oktober 2009

11.00 pm 25 oktober 2009

Malam ini ingin sekali rasanya menatap mu langit, membebaskan segala rasa bercerita tentang hatiku yang tak lagi mampu untuk memahami apa yang terjadi. Taukah kah kau betapa tenangnya hatiku saat ku melihatmu, kau yang tak pernah menggunakan hakmu bertanya tapi membiarkanku untuk menggunakan hakku untuk bercerita. kau yang tak pernah menghakimi, kau yang membiarkan ku mengerti dan memahami melalui cerita yang ku dongengkan sendiri.
Malam ini ingin sekali melihatmu langit, karena tangisku kini tak mampu meringankan beban ini, aku tak mungkin menyerah tapi aku tak tau bagaimana harus bertahan, kau pernah bilang padaku tidak semua doa diamini, kehidupan tidak hanya berjalan direl keinginan tapi juga kebutuhan, lalu bagaimana aku mampu membasuh luka ku dengan cuka kehidupan. Bagaimana aku mampu?
Malam ini ingin sekali melihatmu langit, untuk menghapus garis hukum sebab akibat, berbelok arah dari takdir atau nasib, untuk berlayar di padang pasir ini.