Rabu, 26 Desember 2012

Makan-makan dan Oleh-oleh, Jelajah Sumatera

Ada yang tersisa dari jalan-jalan ke Medan, Padang, Bukit Tinggi, kemarin, mungkin bukan hal unik tapi aku menyukainya. ^^
Roti Jala
Teri Jengkol :D
Martabak Mesir
Telur Puyuh
Sala Lauk / Sala Bulek
Kerang Pensi
Burung Ruak Ruak
































Oleh Oleh qeqeqe... pulkam pulkam
Terong Belanda
Marquisa













Bolu Gulung Meranti
Bika Ambon Zulaikha













Teri
Lemang, Ketan Bambu









Rendang Telor, Angka Delapan dan Kripik Sanjai
Roti Ganda, Siantar, Sumatera Utara (Saus Srikaya)

Jumat, 21 Desember 2012

Medan, Padang, Bukit Tinggi

Aku diberikan kesempatan untuk melihat tanah kecilku, tanah leluhurku, tanah yang selalu diceritakan dari masa ke masa padaku, lagi.

Pantai Air Manis, Reruntuhan Kapal Malin Kundang
Panggil aku, Fie, lahir dengan darah padang dan sedikit jawa. Besar di Surabaya membuatku memiliki sedikit memori tentang tanah kecilku, tanah leluhurku dan keluarga besarku. Meski tidak genap sepuluh hari perjalanan ini tapi aku akan menyimpan dengan baik memori yang ada.

Malin Kundang bertemu Sofie Malini, Pantai Air Manis
Banyak orang yang mempertanyakan kebenaran kisahnya, tentang anak durhaka yang menjadi batu tapi aku pikir ambil saja sebagai pelajaran dan biarkan kebenarannya.
Reruntuhan Kapal Malin Kundang, Pantai Air Manis
 Padang, Pantai Air Manis :
 
 
Perjalanan ku dilanjutkan ke Bukit Tinggi  melewati Lembah Anai lalu bertermu Jam Gadang.
Lembah Anai, Air terjun yang tepat di pinggir jalan
Penyegar dalam perjalanan, Lembah Anai
Jam Gadang, Bukit Tinggi
 Medan :
Mesjid Raya Medan

Istana Maimoen
Legenda Mariam Puntung, salah satu dari kisah Pangeran Naga, Putri Hijau dan Mariam Puntung
Bagian terakhir dalam perjalanan, Danau Toba :

 

Rumah Persinggahan Soekarno

 
 



Sun and The Sky, For You

Yopie, Ana, Herri, dan Sofie, Beutiful Trip with Friends

 

Senin, 17 Desember 2012

Menunggu, Waktu dan Kesempatan

Berapa banyak dari kita menunggu waktu yang tepat untuk melakukan sesuatu? Selalu mengingatkan diri  bahwa ini bukanlah saatnya, ada saat yang lebih baik dari ini.

Seperti yang selalu kulakukan. Kini kusadari menunggu membuatku kehilanggan lebih banyak hal dari yang kupikirkan. Aku tidak sedang berbicara tentang langkah terburu-buru yang tidak terpikirkan tapi langkah yang ditunda karena hal-hal yang tidak seharusnya.

Aku akan selalu mengingatkan diriku tentang hal ini, aku tak punya banyak waktu, aku tak punya banyak kesempatan, tetapi jika ku bertemu salah satunya aku akan memberanikan diriku melangkah jikapun aku tak bertemu keduanya, aku akan ambil resiko dan berharap hasilnya sama seperti yang kuinginkan.

Jumat, 14 Desember 2012

Tanah Leluhur, Sedikit Cerita Foto




Kamis, 06 Desember 2012

Irisan

Ada bagian dariku yang bukan menjadi bagian darimu. Ku mau kau memahaminya bukan sebagai suatu jarak yang memang sengaja ku ciptakan. Aku mengerti ini akan terasa seperti "aku mempercayaimu... tapi...". Ada kata "tapi" disitu yang akan menggantungkan semua hal, membuatnya tak lagi 100%. Mengapa ada persyaratan untuk "percaya"? akan menjadi pertanyaan yang terelakan.
  
Aku akan menggambarkannya secara sederhana, "bisakah aku berbicara padamu tentang masalah-masalah yang kurasakan karena dirimu?" jawabannya bisa tapi tak sepenuhnya akan ada irisan yang tak akan kubagikan denganmu.

Irisan ini bisa karena kekhawatiran atau keinginan untuk tidak menyakiti atau hal lainnya yang bisa menjadi alasan kuat untuk mengatakan ada bagian dariku yang bukan menjadi bagian darimu.