Bukanlah "apa kabarmu fie?" yang menjadi pertanyaan utama sekarang tapi "kapan nikah fie?" dan aku hanya punya senyum sebagai jawabannya.
Beberapa orang yang kutemui mencoba menasehati seakan aku tak pernah memikirkan hal ini sama sekali dan beberapa orang lainnya serta merta menarik kesimpulan bahwa aku terlalu memilih, si penuntut kesempurnaan. Tak ada yang bisa ku katakan kecuali membuat sebuah anggukan bukan tanda setuju hanya sebuah jalan pintas agar aku keluar dari pembicaraan ini.
Apakah aku anti? .... Tidak. Apakah ada trauma?... ah itu tidak bisa dijadikan alasan. Lalu?... bolehkan aku menjawabnya dengan senyum?. Aku tau aku tak boleh bermain-main dengan hal ini jadi senyum adalah hal baik untuk saat ini. Bagaimanapun juga menikah adalah hal wajib, harus kujalani, tak ada alasan yang bisa kuajukan untuk menghindarinya (atau dibenarkan untuk menghindarinya) oleh karena itu aku telah mengambil keputusanku, aku akan menjalaninya tapi menjalaninya dengan kesenangan hati agar aku bisa menjalani semua tanggung jawab itu, melepaskan semua egoku, rela membagi hidupku serta ......
Oh ya, aku sedang bertanya-tanya pada diri sendiri bagaimana diriku dalam balutan kebaya pernikahan nantinya ya?
4 komentar:
wah,,kebayang tuh, ko pasti akan sangat "berbeda"..
hehehe
hahaha mungkin :P
Pasti akan sangat canti, fie, dalam kebayamu... :)
wury hemmm kalo soal itu gak tau lagi heheheh
Posting Komentar