Kamis, 20 Januari 2011

Si Ceria

Satu malam saat aku menemukan sepi dan dingin, aku juga menemukanmu sedang ribut dengan malam. Air mukamu tetap sama, tetap ceria meski langit hitam warnanya. Cukup sudah kau membuat rasa iri ku kini jadi benci.

Aku  mendekatimu, mengambil duduk disebelahmu mencoba melihat apa yang kau lihat tapi aku tak menemukan apa-apa selain tawamu.

"apa yang kau sedihkan? kehilangan, keinginan yang tidak tercapai atau keadaan yang tidak sesuai harapan?" pertanyaanmu membuatku merasa bahwa perasaan ini adalah perasaan remah yang tidak seharusnya ada.

"hey aku tidak sedang meremahkan, aku hanya bertanya apa yang membuatmu sedih? saat hujan kau mengumpat karena kau mengganggapnya tidak datang pada saat yang tepat, saat matahari bersinar indah kau malah lari darinya. sekarang saat malam menghadirkan kedamaian kau malah...."

Aku memotong kata-katamu cepat "apa yang salah dengan merasa sedih?"

Kau tersenyum "tidak ada yang salah dengan merasa sedih, yang salah adalah selalu merasa sedih"

"jika itu yang memang aku rasakan!" bantahku

"berarti kau melewatkan banyak hal." ucapanmu membuatku kehabisan kata. "kau tau... aku tak punya banyak hal, terus berpikir banyak hal yang tak kupunya hanya akan membuatku tak melihat apa yang kupunya dan itu hanya akan membuat ku kehilangan banyak hal lagi"

...

"suatu hari ketika aku bangun pagi, duduk dipinggir kasur mencoba mengusir dingin, saat aku mau mengumpat pada pagi yang datang terlalu awal, aku dapat sms yang isinya 'selamat pagi, pagi ini aku beruntung aku masih bisa melihat pagi jadi aku bisa mengatakan ini padamu, aku sayang kamu' ada dua kata yang membuatku menyadari sesuatu 'beruntung' dan 'melihat'. aku melihat tanganku yang masih bisa kugunakan untuk menutup mulut saat menguap, aku melihat kakiku yang bisa kugerakan untuk menendang baju yang berserakan di lantai, aku masih bisa melihat mama dan adikku yang sedang ribut tentang sarapan pagi dari pintu kamar yang terbuka setengah, aku beruntung pagi itu aku terbangun dalam keadaan yang masih bisa melihat semua yang ada disekitarku. tapi itu hanya sebagian kecil keberuntunganku, telingaku yang masih bisa mendengar, tulangku yang masih bisa menopang badanku, paru-paruku yang berfungsi, jantung ku yang berdenyut, semua tentang fisiku, lalu kulihat rumah yang kujadikan tempatku berteduh, uang di dompetku, barang-barang yang kupunya dan banyak hal lain. aku tak bisa bilang kalau cuma beruntung, aku sangat beruntung"

...

"mulai saat itu aku berjanji, aku tak mau satu hal yang menyedihkan merusak satu hari ku, tapi aku maunya satu hal yang menyenangkan bisa bertahan dalam satu hari. aku tak mau menghitung kesedihan tapi aku akan menghitung kebahagiaan karena pada dasarnya hidup itu anugerah, mampu atau tidak mampu mataku melihat warna, hidup tetaplah anugerah. aku ingin menikmati setiap detiknya"


kamu menyelesaikan kata-katamu, dan aku menjadi sangat iri tapi kali ini iri yang membuatku ingin melihat hidup dengan cara yang lebih baik lagi. terimakasih sahabat.


untuk wanita perkasa terimakasih untuk 'there is something to share'-nya ya :D

0 komentar:

Posting Komentar