Kamis, 29 November 2012

Mencoba Mengubah Dunia?

Q : Mencoba mengubah dunia? Apa yang kaulakukan, mencoba mengubah dunia? Mengapa?

A : Aku ingin membuat dunia lebih baik, Aku ingin menginspirasi banyak orang.

Q : Mengapa ingin membuat dunia lebih baik? Apakah saat ini dunia tidak baik? Lalu mengapa ingin menginspirasi banyak orang?

A : ...

Ketika hal ini ditanyakan padaku aku tak mampu menjawabnya, mungkin jika orang lainnya yang ditanya mereka dapat dengan mudah menjawabnya.

Aku, beberapa waktu yang lalu, selalu berpikir untuk mengubah dunia, menginspirasi banyak orang dengan tulisan ku. Cerita-cerita yang kutulis haruslah tetang sesuatu yang dapat membuat orang lain berpikir lebih baik untuk hidupnya. Aku terinspirasi orang-orang yang mampu menginspirasi banyak orang dengan apa yang mereka lakukan, aku ingin menjadi mereka.

Ini bagian yang menyedihkannya dari mimpi yang mengagumkan. Dunia lebih baik itu adalah dunia rekaan dikepalaku, hidup yang lebih baik itu adalah hidup sempurna menurutku. Dalam beberapa hal mungkin banyak orang yang setuju dalam hal lain belum tentu setuju dengan apa yang aku pikirkan. Bagian menyedihkan lainnya adalah bagaimana aku mampu untuk mengubah dunia lebih baik, jika aku sendiri belum mampu untuk mengubah diriku lebih baik?

Oke, aku tak mau meneruskan ini, cerita mengenaskan dari sipungguk merindukan bulan. Saat ini aku membiasakan diriku dengan semua yang berada di pelupuk mata. Mulai memperbaiki hal-hal yang sering kuremehkan tapi selalu jadi penyulut masalah. Membagi hal-hal kecil dari yang kupunya atau yang kutau. Hidup tidak hanya dengan pikiranku saja, mencoba untuk melihat dari sudut pikir yang berbeda.

Aku sedang mencoba mengubah duniaku lebih baik, mungkin ini bisa berkontribusi positif untuk dunia yang lebih besar tapi peti es kan saja permikiran seperti itu, sekarang aku hanya ingin lihat gajah yang ada di pelupuk mata bukan semut yang ada diseberang lautan.

love fie,
in the office with crazy day **

Minggu, 28 Oktober 2012

Karangasem, Bali, Sedikti Cerita Foto

Lift Up A Sunset (not perfect) at Pantai Mandira

On The Bridge, Pantai Mandira

Bridge of Taman Ujung

Taman Soekasada Ujung (Taman Ujung), Istana Air, Raja I Gusti Bagus Jelantik

Tirta Gangga, Taman Air Kerajaan Karangasem


Puri Agung Karangasem

Jumat, 05 Oktober 2012

Playing Under The Sun, Tanjung Papuma Jember

Tanjung Papuma terletak di Kota Jember, 5 jam dari kota Surabaya. Papuma merupakan singkatan dari kata Pasir Putih Malikan. Malikan merupakan karang-karang pipih yang mirip seperti sebuah kerang besar yang menjadi dasar sebuah batu karang besar, batu-batu Malikan ini bisa mengeluarkan bunyi-bunyian khas seperti musik bila terkena ombak.

Papuma terkenal akan Tujuh batu karangnya yang disebut sebagai pulau kecil oleh warga setempat. Enam dari tujuh pulau itu memiliki nama yang sesuai dengan bentuknya yaitu Pulau Batara Guru, Pulau Kresna, Pulau Narodo, Pulau Nusa Barong, Pulau Kajang, dan Pulau kodok.

Banyak hal yang bisa kamu lakukan disini seperti - Camping - Climbing - bahkan Snorkling (untuk info lengkap ke sini ajah www.tanjungpapuma.com ). Jadi jangan lewatkan Tanjung Papuma di daftar - Tempat yang harus kamu kunjungi yah. ^^v


























Senin, 01 Oktober 2012

Tanjung Papuma - Jember, Cerita Foto

Not perfect but enough. Sunrise.

 With Buntu Family. Find Peacefull Mind.

 Haze in my heart .

 Playground for every soul

 Precious memory

Minggu, 23 September 2012

Tidakkah biru itu akan selalu jadi biru?


Pertanyaan itu jawaban normalnya adalah “iya”

Tapi manusia dengan otak unik seperti kamu tidak akan berhenti sampai disitukan? Jelas sudah pertanyaan selanjutnya adalah “kenapa selalu seperti itu?”

Tapi jika kujawab “tidak” juga tidak akan berhenti sampai disitukan?

Lalu kalau kujawab “tergantung situasi” juga samakan.

Huft… bisakah kita tidak mempermasalahkan hal itu? Itu sama sepertinya bertanya mengapa bumi ini harus berputar. Meski aku punya jawaban sederhanya tapi bukan berarti aku siap dengan pertanyaan selanjutnya. Hem… sekarang aku baru sadar bahwa ternyata aku punya batas untuk menjawab pertanyaan.

Berputar


“Berputar-putar, membiarkan petunjuk arah yang ada. Berhenti atau bergerak sesuai dengan suasana hati. Tak sedikitpun takut dengan peran sang waktu yang akan menghancurkan apa saja yang ada dijalurnya. Menutup mata dari semuanya.”

Mungkin terlihat seperti sesuatu yang bodoh tapi jika itu yang diperlukan maka itulah yang seharusnya dilakukan. Jangan tanyakan sampai kapan, seperti sebuah gangsing yang berputar akan selalu ada titik hentinya, jadi biarkan. Biarkan dia terus berputar mungkin dengan begitu ia dapat melepas semuanya. Melepas semua energi yang terendap yang tidak mampu diekspresikan dalam kata atau sekedar garis diwajah.

Esok, ketika matahari mulai menghangatkan tubuh ini perlahan dan putaran itu menemui titik hentinya, kuyakin hal yang pertamaku jumpai adalah senyumnya. Dan aku akan bersiap untuk memberinya sebuah pelukan. Setelah itu mungkin kita akan duduk bersebelahan dan saling bercerita untuk waktu yang hilang diantara kita tapi mungkin juga kita akan langsung berjalan atau bahkan berlari menyusuri cerita lainnya. Apapun itu aku akan menunggu dengan caraku tentunya.

Jumat, 13 Juli 2012

Sempu, Segara Anakan with Buntu Family

AYOOOOO KITAAAAA JALANNNNN JALANNNNN @.@


Aku pikir ini hanya perjalanan jauh ke Sitiarjo, rumah Black, hanya membayangkan bermain di sungai di belakang rumah atau sawah di depan rumah tapi ternyata lebih dari itu. ^^


Segara Anakan, Sempu, Malang, selalu bermimpi untuk kesana, salah satu dari daftar "suatu hari suatu saat aku akan berada disini" akhirnya terwujud juga.

 Bersama Fala, Black, Panda 

dan A Boy menikmati indahnya Sempu


Segara Anakan adalah sebuah danau kecil yang terletak di dalam Pulau Sempu di kota Malang. Membutuhkan waktu untuk kesana kurang lebih 1,5 jam hanya untuk mencapai Sendang Biru dari Kota Malang, perjalanan akan dilanjutkan dengan Kapal sekitar 5 menitan dan 1 jam Jalan Kaki untuk ke Segara Anakan-nya. Jika tidak menggunakan kendaraan pribadi, ada Angkot dari daerah Turen yang bisa mencapai Sendang Biru, angkot ini hanya akan berangkat jika penumpangnya penuh jadi jika mau kesana dengan kendaraan umum di wajibkan untuk meperhitungkan waktu.

 Sendang Biru, Pulau yang terlihat di depan itu adalah Pulau Sempu

Naik kapal ke Pulau Sempu, Harga Sewa Kapal Rp.100.000,-

Jalan kurang lebih 1 jam untuk mencapai Segara Anakan dan jika kamu tak tau arah kesana, kamu bisa menyewa Guide dengan biaya Rp.100.000,-.

Perjalanan jauh tapi itu semua terbayarkan ketika kamu sudah menjejakan kaki ke Segara Anakan.
 









Sampai Jumpa diperjalanan berikutnya. ^^


Rabu, 11 Juli 2012

Sedikit Cerita Foto, Sempu, Segara Anakan





Kamis, 21 Juni 2012

Tersesat Fie?


Ada apa fie? tersesat karena pikiranmu sendiri? yah kurasa ini hanya satu fase untuk mengantarkanmu ke fase lainnya.


Aku bangga padamu, sudah mau mencoba untuk keluar dari zona nyamanmu meski masih dalam batas zona aman tapi kurasa itu sudah lebih baik, kau sudah sangat paham bahwa pundakmu terlalu kecil untuk semua masalah dan hanya orang bodohlah yang selalu menampilkan wajah "aku baik-baik saja" meski sesungguhnya tidak.

Saat ini Kamu hanya sedang gamang  bukan tersesat dan itu wajar karena kamu tak lagi berada dalam tempurungmu, hanya perlu waktu untuk terbiasa melihat cahaya warna-warni yang belum pernah kamu lihat sebelumnya. Jika seperti ini kamu bisa lihatkan bahwa kamu tidak pernah sendiri dalam perjalanan ini. Kau selalu dikeliliingi orang-orang yang menyayangimu, yang akan selalu menguatkan langkahmu.


Ini langkah awal sayang tapi setidaknya ini memberikan sedikit jarak padamu agar kau bisa melihat lebih jelas apa itu kepercayaan, kehati-hatian dengan ketakutan yang sebenarnya tidak bisa dijadikan alasan untuk membiarkan semuanya berjalan dengan sendirinya dan berdiam diri dalam tempurung waktumu.

selamat belajar.

Selasa, 12 Juni 2012

Allah adalah guru yang paling sabar

Allah, Engkau adalah guru yang paling sabar. Engkau pasti tau dari SMA aku sudah menghindari untuk mempelajari Akuntansi, buatku aku lebih siap untuk menyelesaikan seribu soal Fisika dari pada harus belajar Aktiva, Passiva, L/R, A/R , Cash Flow dan teman - temannya tapi ternyata Engkau berpikir berbeda.

Seperti berjalan di jaring laba-laba, setiap gerakan hanya akan menjerat semakin erat. Itulah yang Engkau lakukan dengan Akuntansi pada hidupku, aku tak punya pilihan lainkan?, dan kali ini jelas aku tak bisa menghindar lagi jadi baiklah aku akan belajar apa itu Akuntansi dan anak-anaknya.

Mohon beri nilai A yah ya Allah, aku tak bisa berbohong, aku tetap tak menyukainya tapi aku akan mempelajarinya dengan baik karena ku tau dimasa yang akan datang pasti aku akan membutuhkannya, Akuntansi. okey.


Pelatihan Akuntansi Keuangan Angkatan 5
Bandung, IBIS Hotel

Minggu, 13 Mei 2012

Bubbling Lemonade, Hidup yang Menyenangkan

Bubbling Lemonade minuman malam itu menemani perbincangan kita di Library Cafe. "Kecut" itulah yang kurasakan seperti minuman malam itu saat mendengar orang - orang berkata hal-hal aneh padaku tapi untunglah aku selalu dapat pemanisnya. Hidup sangat menyenangkan bisa bertemu dengan orang - orang sepertinya, membantuku menerima hal-hal yang tak kusakai, hal-hal yang membuatku sedih dengan cara yang lebih baik, lebih meyenangkan.

"kita bukan malaikat, ngelempar bunga sebagai balasnya adalah hal baik tapi kalau kamu merasa tak cukup, gak ada yang ngelarang kok kamu ngelempar sekalian sama potnya"

kata - kata itu membuatku tertawa, bukanlah kata yang kuharapkan tapi toh itu mampu menguapkan yang ada dihatiku. Aku mengantongi banyak tips mu dan sekali waktu boleh juga memperaktekannya. :P

Jumat, 04 Mei 2012

Kerangka Waktu

Hidup memiliki kerangka waktunya. Taklah merasa terjebak akannya tapi ketika berjalan beriringan aku mengerti ada detik pemberhentian dari semua ini. Kata orang 20 tahun dari saat ini kita akan lebih banyak menyesal akan hal - hal yang tidak kita lakukan daripada menikmati hasil dari hal hal yang telah kita lakukan karena itu saat umurku 47 kelak, aku (setidaknya) tak ingin menyesal akan banyak hal oleh karena itu mulai hari ini aku akan melakukan banyak hal yang belum pernah kulakukan sebelumnya.


Malam terkahir di Semarang, belajar dari guru kehidupan.
04.05.2012

Kamis, 29 Maret 2012

Nasionalisasi Migas ala Bolivia

Bersedih untuk negara ini tapi aku tak akan berhenti disini masih banyak waktu untuk terus memperbaiki tak akan pernah menyerah dan tak akan pernah kehilangan harap untuk hal lebih baik.

Tulisan ini di ambil dari  http://lib.geologi.ugm.ac.id/web/index.php?option=com_content&view=article&id=93:nasionalisasi-migas-ala-bolivia-&catid=1:latest-news , email seorang teman, Mohamad Khoirul Anam.


Nasionalisasi Migas ala Bolivia


Written by Administrator   
Monday, 19 September 2011 04:49
Kita tidak perlu galak dan terlalu keras seperti Bolivia dan Venezuela menghadapi koporasi asing. Cukup dengan ketegasan, kemandirian, dan komitmen kebangsaan. Mereka adalah mitra, bukan majikan kita. Namun, kepemimpinan nasional yang ada harus lebih visioner, lebih tegas, dan lebih berani. Kita sudah terlalu lama jadi bangsa miskin di tengah sumber daya alam melimpah.
***
Evo Morales (46) memenangi pemilihan presiden atau pilpres Bolivia pada Desember 2005 dan dilantik Januari 2006. Ia adalah penduduk asli Bolivia dari suku Indian Aymara, yang dalam kampanyenya menekankan perlunya pemilikan kembali rakyat Bolivia atas sumber daya alam, khususnya hydrocarbon (migas) yang selama itu dikuasai korporasi asing.

Cadangan gas alam Bolivia ditaksir lebih dari 50 triliun kaki kubik dengan nilai lebih dari 70 miliar dollar AS, sementara penduduknya sekitar sembilan juta.belum lagi kekayaan alam seperti minyak, barang-barang mineral, dan kekayaan hutan. Morales menyatakan dirinya tidak gila jika bercita-cita memakmurkan rakyat Bolivia sejajar rakyat Swedia.

Selama berkampanye, Morales berjanji sumber daya alam tidak dapat diprivatisasi, tidak boleh dikuasai korporasi asing, dan harus dilakukan renegosiasi (negosiasi ulang) atas seluruh kontrak karya pertambangan. Evo juga setuju bila perlu melakukan nasionalisasi tanpa konfiskasi, nasioanalisasi tanpa ekspropriasi, alias negosiasi tanpa perampokan. Dengan kata lain, akan ada kompensasi (ganti rugi) terhadap korporasi asing bila Bolivia terpaksa melakukan nasionalisasi.

Di Bolivia ada 20-an korporasi asing bergerak di pertambangan migas, antara lain Repsol YPF (Spanyol), Petrobras (Brasil), Total (Perancis), Exxon (Amerika), British Gas (Inggris), dan Royal Dutch Shell (Belanda).

Mereka mencoba menakut-nakuti Morales dengan gertak sambal. Katanya, Bolivia dapat dibawa ke arbitrase internasional dan rugi miliaran dollar AS karena berani mengotak-atik, bahkan menuntut negosiasi ulang berbagai kontrak karya dan bagi hasil yang telah ditandatangani.

Akan tetapi, Morales bukan Si Peragu seperti dua presiden sebelumnya, Gonzalo Sanches de Lozada dan Carlos Mesa yang diusir rakyatnya karena menempatkan diri sebagai pembela kepentingan korporasi asing, bukan kepentingan rakyat Bilivia.

Morales membangun axis of good atau poros kebaikan terdiri dari Bolivia, Venezuela, dan Kuba, untuk menyindir axis of evil atau poros kejahatan yang kata George Bush terdiri dari Korea Utara, Iran, dan Irak. Dalam wawancaranya dengan Der Spiegel, Morales mengatakan, reserve moral yang ia miliki terdiri dari trilogy sederhana: jangan mencuri, jangan bohong, dan jangan malas (do not steal, do not lie, and do not be idle).

Korporasi asing tunduk


Setelah lima bulan menjadi Presiden Bolivia, Morales melaksanakan janjinya. Tanggal 1 Mei 2006 tentara Bolivia menduduki 56 ladang gas dan minyak  serta instalasi penyulingan di sekluruh negeri. Dekrit Presiden Nomor 28701 tentang nasionalisasi industri migas diterbitkan. Rakyat Bolivia lega, Presiden memenuhi janji.

Dalam dekrit itu, antara lain ditegaskan, cadangan minyak dan gas Bolivia dinasionalisasi, 51 persen saham pemerintah yang pernah diprivatisasi di lima perusahaan migas pada tahun 1990 diambil kembali; seluruh perusahaan migas asing harus menyetujui kontrak baru yang ditentukan Yaciementos Petroliferos Fiscales Bolivianos (YPFB), perusahaan negara milik Bolivia dalam tempo 180 hari; gabungan pajak dan royalty yang diserahkan perusahaan gas asing yang memproduksi lebih dari 100 juta kaki kubik dinaikkan menjadi 82 persen dari sebelumnya yang hanya 50 persen dan mula-mula hanya 30 persen; Pemerintah Bolivia melkukan audit investasi dan keuntungan semua perusahaan migas asing di Bolivia untuk menentukan pajak, jumlah royalty dan ketentuan operasi di masa depan; dan tak kalah penting, migas hanya boleh diekspor setelah kebutuhan domestic Bolivia dipenuhi. Jika tidak setuju isi dekrit, perusahaan asing itu dipersilahkan meninggalkan Bolivia.

Apa yang terjadi? Sehari sebelum tanggal, 29 Oktober 2006, semua korporasi besar yang beroperasi di Bolivia memilih tetap di Bolivia, tunduk kepada kemauan pemerintah, yang hakikatnya kemauan rakyat Bolivia.

Evo Morales, seperti Hugo Chavez, Presiden Venezuela sebelumnya, membuktikan kekeliruan brain washing, menuntut renegosiasi kontrak karya yang merugikan rakyat mustahil dilakukan bila sudah ditandatangani.

Keuntungan Bolivia

Chavez dan Morales mampu menerobos kendala mental, moral, politik, dan ekonomi yang sengaja dipasang berbagai korporasi asing. Menurut Morales, berkat negosiasi ulang, Bolivia meraup satu miliar dollar AS, dan empat miliar dollar AS per tahun pada tahun-tahun berikutnya. Belum lagi jika renegosiasi kontrak nonmigas dan sumber-sumber non-renewable lain juga berhasil.

Mengingat jumlah rakyat Bolivia hanya seperduapuluhdua rakyat Indonesia, perolehan Bolivia seperti jika Indonesia mendapat 88 miliar dollar AS per tahun. Rakyat Bolivia tentu lebih bahagia dibandingkan rakyat Bangdades yang salah satu putra terbaiknya meraih Nobel Perdamaian. Dan tentu lebih berbahagia dibanding rakyat Indonesia yang diberi tahu para pemimpinnya bahwa kontrak karya migas dan nonmigas dengan korporasi asing tidak bisa diubah.
Mengapa? Katanya, jika menuntut negosiasi ulang, apalagi nasionalisasi industri migas dan pertambangan, Indonesia bisa dikucilkan masyarakat internasional. Katanya, investasi asing emoh masuk Indonesia. Selain itu, ada adagium pacta sunt servanda, sekali kontrak di tandatangani, perlu dihormati “kesuciannya”, meski menempatkan Indonesia for sale, dijual untuk umum.

Kita tidak perlu galak dan terlalu keras seperti Bolivia dan Venezuela menghadapi koporasi asing. Cukup dengan ketegasan, kemandirian, dan komitmen kebangsaan. Kita dapat melindungi dan menomorsatukan kepentingan korporasi asing. Mereka adalah mitra, bukan majikan kita. Namun, kepemimpinan nasional yang ada harus lebih visioner, lebih tegas, dan lebih berani. Kita sudah terlalu lama jadi bangsa miskin di tengah sumber daya alam melimpah.

Andaikata pemerintah, DPR, dan berbagai kekuatan masyarakat bersatu menjadikan koporasi pertambangan asing sebagai mitra, negeri ini tidak perlu menjadi bangsa musafir yang tiap tahun bingung mencari utang luar negeri baru. Sementara itu kekayaan sendiri disodorkan untuk penjarahan asing.

Jika direnungkan, Exxon dan Freeport Mc.Moran, misalnya keduanya bukan seperti a state above a state. Ingat, di Indonesia ada lusinan korporasi asing yang terus menyedot kekayaan migas dan non migas bangsa Indonesia. Sampai Sekarang.()

Makalah disampaikan pada Orasi Lingkungan “Selamatkan Indonesia”, pada 4 Juli 2008,  diselenggarakan KMPLHK RANITA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
sumber http://www.jatam.org/content/view/443/27/

Selasa, 27 Maret 2012

Jalan Sejenak

Malam ini aku ingin berjalan - jalan sejenak. Menikmati dinginnya malam. Menikmati kesunyian. Hening, damai rasanya terlepas dari segalanya.

Hari - hari berlalu begitu saja. Satu aktivitas tergantikan dengan aktivitas lainnya tak menyediakan ruangan untuk 'hanya' sekedar meluruskan punggung ini, tapi apa yang perlu dikeluhkan dari itu semua? Tak ada yang perlu di keluhkan karena akan selalu ku temui malam - malam seperti ini dimana aku bisa berjalan sejenak, bersantai dengan waktu yang biasanya memburuku.

Kini bayangan menjadi teman berbicara, obrolan ringan pada diri sendiri tentang hari yang terlewati dan tentang esok hari, mengisi ke kosongan. Di saat seperti inilah, aku lebih mampu untuk jujur terhadap diriku sendiri tentang perasaan ini. Apa yang tersimpan di dalamnya, yang tersembunyi di selanya dan ini lebih melegakan dari apapun bagiku.


Selamat malam semuanya. Selamat menikmati malammu. ^^

Minggu, 18 Maret 2012

Rumah, Kebahagian. Kesedihan

Rumah memberikan kita kebahagian dan kesedihan yang sama. Sejauh apapun keinginan kita berlari darinya sejauh itu pula keinginan kita untuk kembali padanya. Sebesar apapun kita membencinya sebesar itu pula kita mencintainya.

Mengapa? Karena itulah hati kita, pikiran kita mungkin mampu merancang hal lain seperti keluar darinya dan membangun rumah baru yang lebih baik tapi hati kita tak akan pernah mampu melakukan hal itu. Hati kita bisa merasakan bahwa rumah baru bukanlah jawaban dari setiap kesedihan tapi membangun rumah yang kita miliki saat ini menjadi lebih baik adalah pilihannya.

Kita tidak bisa menerima kebahagian saja tanpa mau menerima kesedihan darinya, karena kebahagian tak pernah ada artinya tanpa kesedihan. Jika kau memilih salah satunya saja sebagai dindingnya maka kuyakin rumah tak akan pernah ada artinya untukmu.

Rabu, 14 Maret 2012

Home Alone, bukan film

Cerita 10 hari ini.

Aku memaksa mata ini untuk terpejam dengan tujuan biar lebih cepat tertidur, efeknya adalah telinga ku semakin sensitif dengan suara suara sekeliling meski itu pelan, alih alih tertidur pikiranku malah dipenuhi banyangan bayangan yang bukan - bukan. Kemarin terbangun 4 kali dalam semalam dan sekarang tidak mengantuk sama sekali "Hufttt.... mengapa jadi takut dirumah sendiri sih fie?" aku merengek pada diri sendiri.

Suara sms membuatku membuka mata "adek, dah dirumahkan, jangan lupa matiin lampu, kompor, sama kunci rumah, oke. muachh" sms dari Kakak. Aku bangun dan duduk di pinggir tempat tidur. 2 bulan ini adalah training untukku belajar mandiri, mengurus segala sesuatunya sendiri, Si Mama keriting yang bisanya mengurus segalanya lagi pulang kampung meninggalkan anaknya yang manja ini untuk 2 bulan lamanya. Yup manja, si manja ini tak melakukan banyak hal dirumah hanya tidur, makan dan mandi selebihnya Si Mama Keriting lah yang menangani dan sekarang dan selama 2 bulan ini dia akan melakukannya sendiri tanpa Si Mama Keriting. Bisakah???

Aku berdiri beranjak ke ruang tamu, memeriksa kunci lalu melihat sekeliling, "memang sudah saatnya belajar mandiri."

Dimulailah aktivitas baruku. Kerja, kuliah, belanja bahan makanan, nyuci, setrika, nyapu, ngepel, masak, bayar iuran ini itu dll. Awalnya sangat melelahkan tapi aku menikmatinya, ingin menunjukan pada Si Kriting bahwa anak manjanya ini bisa mandiri. ^^