Senin, 14 Maret 2011

Sista First Job

Melihat senyumnya dengan baju dominan biru menyadarkan ku bahwa dia sudah besar sekarang, bukan dalam bentuk fisik tapi besar untuk menerima tanggung jawab lebih dari seorang anak yang harus menyelesaikan tanggung jawabnya dalam belajar.


Kira-kira sebulan yang lalu Vio, adikku, meminta ijin untuk bekerja. Mangapa aku? yang notabene hanya Kakaknya? Ini adalah aturan dari Mama, kami kakak beradik bertanggung jawab atas satu sama lainnya. Kami semua berhak mengingatkan, memarahi bahkan melarang tidak peduli apakah itu kakak atau adik (tentunya dengan cara yang baik) dan untuk aktivitas diluar aktivitas utama meminta "ijin" itu wajib dilakukan, tak pernah ada pilihan lain selain menurut jika kata “tidak” menjadi jawabannya.

“mbak, aku kerja ya?”
“kerja? Ngapain kerja?”
“ya sudah kalo gak boleh, tambahin duit jajanku? Atau beli in hp baru?”
“apa? Hp? Aku ajah seumur-umur gak pernah beli hp, kamu tau sendiri itu!”
Vio diam dan melihatku. Banyak pertimbangan sebenarnya salah satunya, kalau ada apa-apa akulah yang pertama bakal kena marah oleh Mama dan Kakak bukan hanya kamu adikku sayang meski kamu yang bikin salah tapi sepertinya sudah saatnya kamu tau bagaimana susahnya mencari uang, agar kamu lebih menghargainya dan tidak marah jika keinginanmu untuk beli ini dan itu belum bisa terpenuhi

“hemm… oke, boleh dengan syarat tidak mengganggu jam kuliah, kamu boleh kerja hanya dihari libur, sekali nilaimu turun maka gak akan ada kerja lagi sebelum kamu lulus, kamu juga harus ingat kamu punya target waktu lulus seperti kami kakak-kakakmu dan kalau kamu melewati target itu kamu tau konsekuensinya kan? Bayar kuliahmu sendiri dan aku harus tau apa pekerjaanmu sebelum kamu benar-benar kerja” cerocosku. Dengan wajah malas karena mendengar banyak syarat vio menjawab iya

Dihari minggu, aku mengatar Mama keriting yang khawatir akan anak bungsunya ini, apa adek bisa kerja? Tanyanya tapi saat melihat bagaimana adek bekerja dia berbisik padaku “adekmu bisa kerja tuh lihat, waktu dia merayu pelanggan” aku mengangguk, ah andai Mama tau update statusnya.


Tapi bagaimanapun juga kamu membuat kami bangga dan kami hanya ingin kamu ingat setiap tahap dalam hidup itu menyenangkan, hari ini kamu menjadi tanggung jawab orantuamu, besok kamu bertanggung jawab terhadap dirimu sendiri dan nanti kamu akan bertanggung jawab terhadap orang lain selain dirimu. Setiap tahap akan memberikan cerita - certia yang menakjubkan. Percayalah sayang. Selamat menikmati perkerjaan paruh waktumu. ^-^

Love for you always.

11 komentar:

Anonim mengatakan...

semoga sehebat kakaknya sang guru les
:)

langkah fie mengatakan...

kalo adik ku sudah pasti lebih hebat dari kakaknya... ^-^

Anonim mengatakan...

Amien Ya Rob
Keep on writing ya mpy....tempat dimana kamu bener bisa menjadi diri kamu sendiri

langkah fie mengatakan...

mpy? itu sapa? aku selalu jadi diriku sendiri dimanapun aku berada kok hahahaha.....

Anonim mengatakan...

iya bahkan dengan terlalu banyak wajah dah kekhawatiran hinggan sungguh pengen tahu wajah sebenarnya dibalik kabut ketakutan itu

langkah fie mengatakan...

hahaha di balik ketakutan emm... di balik kekhawatiran lebih pas kali :D

Anonim mengatakan...

jika kita selalu khawatir segala sesuatu itu buruk.....terkadang kita secara tidak sengaja menolak sebuah perasaan yang tulus dan hangat

langkah fie mengatakan...

siapa juga yang khawatir segala sesuatu itu buruk? hahaha... selalu saja menuduh yang bukan bukan :P

Anonim mengatakan...

mungkin ikut kena virus kekhawatiranmu moy

langkah fie mengatakan...

jangan asal nuduh deh...

Anonim mengatakan...

sip dah

Posting Komentar