Minggu, 05 September 2010

monas, kemayoran, kota tua

setalah seharian berkutat dengan angka -angka ajaib akhirnya aku bisa jalan-jalan melihat kota jakarta yang sedikit lenggang . setelah makan di dekat Sarinah anak-anak memutuskan untuk ke melihat Monas  saat malam. nyaman itu yang kurasakan mungkin karena luasnya membuat ku lega bernafas.  tapi entah kenapa aku malah berpikir  lahan seluas ini harusnya bisa lebih produktif,  si endhar mengelangkan kepala saat kuucapkan pikiran itu "dasar orang ekonomi, gak bisa melihat lahan nganggur dikit udah gatel pengen bangun gedung" aku tertawa, aku tidak sedang membayangkan membangun gedung tapi aku merasa tempat ini harusnya bisa lebih produktif bukan hanya sekedar melihat monas.

setelah beberapa lama disana perjalanan berlanjut mencari kerak telor, seorang teman dari makasar penasaran ingin mencobanya,  aku juga  penasaran, akhirnya kami menemukannya di daerah  kemayoran, cukup jauh tapi  tidak ada pilihan tempat lain, si sasa yang jadi tour guide hanya tahu  tempat itu untuk mencari kerak telor, kami menemukannya di depan PRJ persis, sibapak inilah yang menuntaskan rasa penasaran kami. akan kerak telor, rasanya menarik buatku membayangkan bahwa dahulu makanan inilah yang menjadi favorit nenek kakek kita pada jamannya, sayangnya warisan kuliner ini tidak lagi dilirik generasi fastfood  saat ini dan akulah salah satunya. tapi kita akan bahas soal sejarah di entri lainnya.

karena malam masih terlalu panjang kami menyusuri kembali  ibukota yang terlihat berbeda, jauh dari kata macet, dan mobil kami berhenti di Kota Tua. aku suka sesuatu yang berbau kuno. terutama rumah, karena selalu terlihat 'adem' untuk di jadikan tempat tinggal. kupikir disana sepi, tapi ternyata rame, penuh sesak, banyak yang menjual aksesoris yang beraksen tempo dulu, ada sepeda antik, topi orang belanda, dan catur emm... meski aku gemar bermain catur tapi dengan duit enggak deh... menyusuri kota tua Nunk dan Ndaru berhenti di tempat meramal, mereka penasaran dengan yang satu ini. aku selalu tertarik dengan ramalam, mengagumkan melihat orang dengan yakin mengatakan sesuatu tentang masa depan. tapi aku tak terlalu memperhatikan karena ada sesuatu yang membuatku tertegun ketika menyadari kata yang tertulis di gedung ini.Bar jika satu artinya akan menyenangkan tapi

tapi jika di gandakan artinya akan berkebalikan. sepertinya  semua memang seperti itu jika digandakan akan selalu tidak baik jadinya. Nunk membuyarkan lamunanku dan mengajak untuk balik ke hotel. Akhirnya kami memutuskan untuk balik ke hotel, sudah jam satu lebih besok masih ada angka-angka ajaib yang harus di temukan dan membiarkan kaki ini beristirahat.

Senang melihat jakarta dari sisi lain, gak sabar dengan trip berikutnya. ^-^




2 komentar:

Aldriana mengatakan...

Huaaaaaaaaaa.. Asik banget jalan2 malam, Fie!
Salah satu jalan favoritku adalah jalan Sabang (di belakang Sarinah), aku bisa seharian jalan2 di situ, cuma menikmati suasananya aja, apalagi sore hari.. :)

Coba mampir ke jalan Cikini deh Fie, di situ suasannya juga menyenangkan di kala sore atau malam hari ;)

Have a nice trip ya! :D

langkah fie mengatakan...

huaaaa... asik dunk Ald, apalagi jakarta lagi jauh dari kata macet, lega rasanya...

baca commentnya telat neh, kalo dari sore enak bisa minta ditemi Ald wisata kuliner di sabang,trip berikutnya deh calling Ald buat di ajak ke cikini ma wisata kuliner di sabang *-* hehehe..... *ngerepotin mode on*

Posting Komentar