Bagaimana bisa kau tak marah? tanyanya
Aku marah sangat marah, tapi menunjukannya dengan caci maki bukanlah yang terbaik. Aku membenci perbuatannya tapi aku tak bisa membenci dia, karena dia adalah salah satu orang yang kusayang. Bagaimanapun pada akhirnya dihadapan Allah kami akan mempertanggung jawabkan ikatan kami.
Aku bisa bayangkan Allah bertanya padaku “Mengapa kamu tidak berbuat baik pada dia?”
Lalu ku jawab “karena dia telah berbuat tidak baik padaku, ini balasannya”
Kemudian Allah bertanya lagi padaku “ingatkah kamu, ketika kamu lemah dulu, ketika tanganmu belum mampu kau pergunakan secara sempurna, dan kau hanya bisa menangis, dialah yang berbuat baik padamu? Jika kau tak mengingatnya, apakah kau tak ingat padaKu? Bukankah dalam kitab dan seribu kisah manusia telah tertulis bahwa Keburukan sepatutnya dibalas dengan Kebaikan karena itu adalah perbuatan yang paling Ku cintai, karena dengan itulah kau akan menyelesaikan masalah bukan mewariskannya pada masa depan. Tidakkah kau percaya dengan kuasaKu? Aku akan selalu berbuat adil padamu, segala hak yang diambil darimu akan Kukembalikan padamu, tak akan ada yang terlewat walupun itu hanya serupa duri.”
Lalu apa yang harus kukatakan kepada Allah untuk mempertanggungjawabkan semuanya. Aku tak akan punya kata lagi selain malu karena meragukanNya. Inilah mengapa aku tak menunjukan marahku dengan caci maki tapi dengan mengasihinya.
0 komentar:
Posting Komentar