Rabu, 15 Desember 2010

Lalu apakah aku?

Lalu apakah aku adalah kamu atau aku adalah dia?

Apakah aku adalah kamu yang selalu mempertanyakan bagaimana segala sesuatunya berlaku?
atau
Apakah aku adalah dia yang hanya menjalani hidup dan berpikir segala sesuatunya memang sudah semestinya?

Ketika aku menjadi kamu maka dia akan menudingku sebagai orang gila, pembuat onar yang bertanya tentang hal aneh dan tak seharusnya. “bukankah lebih baik kamu beribadah untuk surga setelah kehidupan ini” kata dia, pernyataan yang jelas tidak untuk dibantah yang membuat aku yang telah jadi kamu tercekat tak mampu berkata apapun lagi.
Ketika aku menjadi dia maka kamu akan menudingku sebagai orang yang menutup mata dari kenyataan hidup, bergelut dengan kenyamanan semu, takut untuk berselisih kata, menjadi manusia umum. “dasar pengikut, aku yakin sekali kamu tak tau apa yang kamu ikuti, karena kamu tak pernah bertanya mengapa semua ini berlaku bagimu, tak ada gunanya otak dikepalamu” kata kamu, pernyataan yang jelas tidak untuk dibantah yang membuat aku yang telah jadi dia tercekat tak mampu berkata apapun lagi.

Lalu apakah aku? ketika kubilang aku adalah kamu dan dia maka kamu dan dia serentak berkata "dasar tidak punya pendirian!" tidak, aku bukan tidak punya pendirian, aku tak akan memilih kamu atau dia karena dari kamu dan dia tidak ada yang lebih baik dari yang lainnya, buatku sama baiknya.

Ada hari dimana aku ingin menyelesaikannya begitu saja tanpa bertanya mengapa ada hari ini untukku, menyelesaikan tanggung jawabku, makan dan minum tanpa berpikir itu merupakan rejeki hari ini, tapi ada hari dimana ketika aku terbangun dengan pertanyaan mengapa aku tetap terbangun pagi ini, ada apa hari ini hingga Tuhan masih membuatku dapat bernafas, berpikir dan bergerak, mengapa aku masih bisa bersendagurau dengan orang-orang yang kusayangi dan banyak pertanyaan lainnya.

Jadi aku adalah kamu dan dia dan itu adalah yang paling tepat.

0 komentar:

Posting Komentar