“Moy dah siang” sayup ku dengar suara khas yang sudah sangat ku kenal. “moy, dah jam berapa ini?” Telingaku semakin jelas menangkap suaranya seiring dengan semakin penuhnya kesadaranku. Kukerjapkan mataku untuk membuatnya terbiasa dengan cahaya. Pagi. Aku menemukan satu hari lagi pagi dalam waktuku. Pagi. Aku masih memiliki satu pagi lagi untuk bersama orang terkasih. Pagi. Batapa menakjubkannya hidup jika kamu bisa menikmati satu pagi lagi.
“Moy, ayo bangun katanya gak mau telat” aku melihatnya dan pagi ini rasanya ingin sedikit bermanja-manja. Aku mengulurkan tanganku, menggerakan jari-jariku membuat tanda padanya untuk membantuku duduk. Dia menarik nafas dan mengeleng kemudian mendekatiku. “dah gede kok masih gini!” aku tersenyum dengan suara parau berguman “maaasih ngantuuk loooh Maaa”. Mama tersenyum lalu membantuku untuk duduk dengan memelukku. “ayo cepet” bisiknya setelah menciumku lalu beranjak pergi. Aku mengangguk lalu diam sejenak, aku termasuk orang yang tak pernah berkeberatan dengan kalimat bahwa “anak tetaplah anak-anak bagi orang tuanya” karena pada kenyataannya setua apapun kita, orang tua kita pasti akan terus mengkhawatirkan kita, anak-anaknya, diucapkan atau tidak diucapkan, diperlihatkan atau tidak diperlihatkan. Dan oleh karena itu, sah-sah saja buatku sekali waktu bermanja-manja dengan mereka, pada dasarnya aku hanya ingin menikmati anugerah waktu yang diberikan padaku untuk bersama mereka itu saja tak ada yang lainnya.
Duduk diam menikmati anugerah pagi ini, mengisi paru-paruku dengan oksigen, membuka selimut dan membiarkan pori-pori kulitku menikmati dinginnya udara pagi. Merasakan jantungku berdegup pelan lalu mulai menggerakan kakiku yang masih pegal, “minggu yang unik yah kaki, pagi kau dengan high heels dan sore kau dengan sepatu futsal, bertahan yah ini demi kerjaan” aku terkekeh sendiri mendengar ucapanku. Setelah kesimbangan ku dapat dan kakiku kuat untuk menopang tubuh, aku mulai melangkah, tulang-tulangku bergerak seirama, kaki ku bergerak kearah yang sama bukan berlawanan itu artinya saraf-saraf otakku bekerja baik. Apa jadinya jika yang kaki kanan bergerak kedepan dan yang kiri bergerak kebelakang? Mungkin aku tak akan pernah tau bau harum apa ini yang tercium hidungku. “masak apa ma?” tanyaku setelah sampai di dapur. “nasi goreng, udah sana mandi dulu” kata Mama, aku menganguk tak sabar menikmati makanan favoritku.
Selesai sudah mandi, bersiap-siap dengan pakaian kerja terbaik yang artinya tidak ada yang sobek ^-^. Lalu beranjak pada anugerah pagi lainnya di atas meja makan, anugerah pagi untuk tubuhku. Sarapan nasi goreng dengan telur dadar dan segelas susu cokelat. Asupan energi sampai tengah hari, aku siap beraktifitas. Sebelum pergi aku kembali bercermin untuk memastikan aku berpenampilan dengan baik. Aku tersenyum melihat bayangku dalam cermin dan berbicara pada diri sendiri “banyak yang mengangapnya bukan anugerah karena selalu ada dalam hari-hari kita padahal itu adalah anugerah jika kita mau berpikir ^-^ "
Selamat beraktifitas semuanya, selamat menikmati minggu yang menyenangkan, selamat menikmati anugerah-anugerah dihidupmu.
8 komentar:
hmmm suka tulis2 rupanya... lanjut gan :D
sapi, kamu ngapain nyasar disini??!!!! balik sana ke padang rumput qeqeqe ^,^v
Wah, mesra banget itu Mamah bangunin sambil cium segala. Gw sih, dicipratin aer!! Hahaha...
eh Rhein itu masih enak dicipratin doang, kalo disiram gimana hayooo??? hehehe
Duh senangnya dibangunin tidur mamanya spt itu, kalo aku mah diteriak2in dulu baru deh bangun, haha!
selamat beraktivitas jg, Fie! :)
hahaha... satu dari seribu kejadian Ald.... tenang ajah nanti tante fie kasih duit ke Ibu Ald 2000 biar dibangunin seperti itu okeh :D
met menggambar ald.... ^-^
bukan salahku nyasar disini... gara2 ada lepi yang abis buka blog ini jadi aku nyasar di mari :p
ahhh... besok-besok aku gak mau minjemin lepy kuhhh.... bahaya sama anak teknik macam kamu... heheheheh.... ^-^
Posting Komentar