Akhir minggu yang menyenangkan langit, sabtu malam dengan sandal merah pinjaman dari dedek, aku bersama doggy kesayangan menyusuri jalanan Surabaya. Perjalanan satu jam ke Sedayu tak terasa mungkin karena memang ini yang kutunggu-tunggu bertemu Sahabat-sahabat Gramedia setelah hampir setengah tahun berpisah karena kami tak lagi bekerja di sana, meski tak semuanya tapi aku senang, setidaknya aku bertemu sebagian dari mereka. Jeritan Mryna membuatku tutup telinga, dia menghampiri dan memelukku setalah itu memukul lenganku “jarene nang Jakarta tiba’e nang suroboyo” aku tertawa cekikian mendengar ucapannya “gak, aku di Jakarta cuma 2 bulan buat pendidikan, trus penempatan disini jadi sekarang disini sayang” jawabku. hai sana hai sini peluk sana peluk sini dan denger sapaan khas Surabaya "nang di ae cuk?" membuat senyumku semakin lebar.
Tanpa komando dan tanpa permisi dari tuan rumah kami langsung menyerbu makanan yang tersedia dan mulai membuka percakapan dengan membongkar memori lalu.
“satu hal yang kuingat dari kamu fie” ucap Sekek “kata-katamu itu yang langsung nusuk di hati”
“ah masa sih?” ucapku membela diri
“iya” jawab fala dan moli sengit
“aku masih ingat banget tuh waktu training gak kenal gak apa tiba-tiba kamu ngomong gini ‘mbk, kalau seperti ini bikin bingung, kamu tau mana buku yang sudah selesai di display dengan yang belum kalau bertumpuk seperti ini. Pasti bingung. Kalau sudah selesai didisplay dan masih banyak sisa bukunya masukin ajah ke kardus kemudian bikin catatan biar tau buku apa saja di dalam kardus itu’ kamu tau dalam hatiku denger kamu ngomong gitu ‘jasik, sopo kon ngongkon-ngongkon’”
“haha.. ya ya aku ingat itu waktu persiapan soft opening tokokan”
“iyah, kamu tuh jarang ngomong tapi sekalinya ngomong langsung nancep di hati” ucap fala
“gak ah biasa ajah” bela diri lagi
“biasa ajah gimana, kamu tau anak-anak baru yang kamu training bilang gini ‘mbk sofie nyuruh keliling-keliling toko ajah dari kemarin, gak disuruh kerja, jadi capek dan bosan’ tapi mereka gak berani bilang sama kamu, mereka sampai takut ngomong sama kamu” moli menambahi
“hahaha… masa sih… yah wajar lah anak baru gak mungkin langsung kerja, pasti pengenalan toko dulu lah, kita ajah yang berbulan-bulan kadang masih bingung nyari buku apa lagi yang baru, gimana bisa melayani customer kalo gak ngerti toko sendiri” lagi lagi bela diri dari aku
“jadi sekarang, aku bilang sama anak baru ‘kalian masih mending aku yang ngajari, kalau kalian ketemu sofie em.. bisa sakit hati kalian’” ucap sekek dengan sumringah dikuti tawa anak-anak
“what? Pencemaran nama baik ituh”
“satu lagi, kamu tuh biang keributan yang gak kelihatan dan yang kena selalu aku” ucap sekek
Untuk yang satu ini aku gak bisa mengelak Sekek (nama aslinya Anita) ini adalah teman baikku dalam hal memberontak kebijakan toko, bedanya adalah cara kami memberontak, kalau Sekek dengan perkataan kalau aku dengan perbuatan. Pernah satu kali kami protes mengenai jadwal ketika Sekek beradu mulut dengan Supervisor kami tentang jadwal yang gak adil, aku asik mencoret-coret jadwal yang terpasang di papan lalu pulang begitu saja, besoknya jadi heboh seisi kantor dan ada ancaman SP di papan pengumuman “JADWAL ADALAH HAK SUPERVISOR UNTUK MENGATURNYA. SEMUA HARUS DATANG SESUAI JADWAL JIKA ADA PELANGGARAN AKAN DIBERIKAN SURAT PERINGATAN”
“la kamu suka banget bertengkar sama orang, mending kayak aku, gak suka yah mangkir, hehehe… lagian gak adil banget bikin jadwalnya, ya udah ku coret-coret ajah tuh papan”
Cerita tak berhenti sampai disitu saja karena ingin meneruskannya dan tak ingin pulang akhirnya kami memutuskan untuk buka kamar di IP sampai jam 11 esok hari baru kami pulang kerumah masing-masing. entah kapan lagi bisa berkumpul ku harap secepatnya.
2 komentar:
Duhh.. jadi laper deh liat foto lauk makanannya.. Kayaknya enak tuh, hihi..
yummy deh pokoknya Ald. :P
Posting Komentar