Selasa, 11 Mei 2010

mimpi adalah jiwa bagi ragaku

Menepikan mimpi
Sejenak mengisi paru – paru dengan kalimat wasiat mu

“aku adalah manusia, pemilik dari mimpi, bukan Tuhan meski aku adalah milikNya, Dia tak akan mampu membuatku berhenti bermimpi kecuali Dia mengambil raga ini atau merusak otak ini. Mimpiku bukanlah boomerang setelah bergulir jauh lalu kembali ketitik awal, kemudian menggantinya dengan mimpi yang baru. Mimpiku akan ada dan terus tumbuh, kuat mengakar dengan ranting yang tak akan pernah patah oleh waktu meski hidup membakarnya dengan kenyataan, tak akan pernah hangus. Karena mimpiku adalah jiwa bagi ragaku”

Meresapi semangatmu, meniadakan ruang untuk putus asa. Orang mengangapmu tak realistis tapi alasanmu membuatku jadi pengikutmu.

“kau bisa mengambil tanganku dengan memotongnya, mengambil jantungku dengan membelah dadaku, mengambil uangku, rumah bahkan bajuku membuatku jadi telanjang dan gelandangan. Mengambil cinta dan orang yang kukasihi. Tapi kau tak akan bisa mengambil mimpiku kecuali aku yang menyerahkannya padamu”

Aku mengikutimu
Saat ini ku tepikan mimpi
Bukan untuk menyerah
Tapi untuk bersiap mempercepat lari

0 komentar:

Posting Komentar