Kubasuh wajahku berkali-kali mencoba menghilangkan hawa panas Surabaya berharap dingin yang tertinggal mampu menyingkirkan penat yang terasa bertambah pekat saat terbakar matahari. Surabaya masih tetap sama, masih tetap panas yang tak bisa di ukur thermometer, masih tetap ada pantung suro dan buoyo, masih ada Dolly-area bisnis prostitusi terbesar di Surabaya, masih ada gang sempit delta dimana para gay bercinta, masih tetap ada bambu runcing tempat nongkrong para waria, masih ada rujak cingur pengusir rasa lapar, es degan yang menyegarkan badan, masih ada sahabat tempatku berbagi, masih ada keluarga yang mencintai, dan masih ada… pemilik… hatiku.
2 komentar:
Tau ga, Fie? Aku belum pernah ke Surabaya loh, hihihi.. Baca tulisanmu ini aku jd pingin ke sana.. :D Kok Surabaya bisa panas banget ya dibandingkan Jakarta? :)
Nanti kalau aku ke Surabaya (Amin! Dan mudah2an kamu masih di Surabaya ya! hehehe), ajak aku ke tempat2 yg kamu ceritakan itu ya, Fie.. Kayaknya Gang Delta itu menarik buat dikunjungi deh.. ;P
Oya, ada seorang seniman/pelukis yg berasal dari Surabaya (Gresik) namanya mbah 'Masmundari'. Aku sangat suka dg gaya gambarnya yg khas, 'anak-anak' sekali (naif), warna2 yg cerah, dan gambarnya selalu bercerita tentang sesuatu hal (naratif).
Aku tau profil beliau dari TVRI (waktu itu ga sengaja nonton). Beliau sempat berpameran di Bentara Budaya - Jakarta (2005), tidak lama setelah itu, beliau meninggal. Masmundari adalah salah satu pelukis favoritku, Fie.. :D
siap jadi tour guide non.. ^,^
iyah aku juga denger cerita tentang Mbah Masmundari, pernah melihat satu lukisannya, rasanya menyenangkan. ^.^
Posting Komentar