Senyumku melebar saat membaca dua kata ini “merayakan keberagaman”, tergelitik untuk mengomentari “bukankah kita sudah sangat sering merayakan keberagaman, dengan aksi demo di jalanan, dengan aksi pukul di ruang sidang, dengan aksi bom bunuh diri, dengan aksi lempar batu atau saling menusukan senjata tajam, dengan aksi pengrusakan rumah ibadah dan aksi lainnya jadi kali ini perayaan yang seperti apa?”
Bayanganku tentang perayaan keberagaman ini adalah “aku punya blog kata, kamu punya blog nada, dia punya blog gambar, sedangkan dia yang lainnya punya blog informasi mulai dari kesehatan, makanan, tempat wisata yang menakjubkan dan sebagainya, berkumpul di satu tempat saling bertatap muka yang lebih dikenal dengan istilah kopdar dan ayo… kita rayakan keberagaman ini” hanya itu sajakah? Lalu apa? Ini bukan pandangan skeptisku tentang perayaan keberagaman tapi hanya sebuah catatan bagi diriku sendiri agar perayaan ini tidak hanya menjadi perhelatan sehari di hatiku.
Banyak yang ku tanyakan pada diriku sendiri mengenai keberagaman, apa makna darinya? dan hal-hal yang terkait dengannya seperti toleransi, cinta antar sesama mahkluk Tuhan (atau sesama manusia bagi yang atheis) serta sejauh apa aku mampu untuk merayakannya dengan kepositifan.
Pertanyaan awalku bukanlah mengapa ku harus merayakan keberagaman tapi mengapa ada keberagaman? Tuhan membuatku berpikir tentang apa yang kulihat, coba bayangkan fie jika tidak ada perbedaan pemikiran maka tak akan ada teknologi secanggih sekarang, kamu akan terus hidup nomaden dengan peralatan yang terbuat dari batu, kamu tak akan pergi jauh melintasi samudera karena manusia dulu menganggap bahwa bumi ini datar dan banyak hal lainnya. Perbedaan pemikiran saja telah memberikan begitu banyak hal positif apa lagi seribu perbedaan lainnya maka tak sepatutnya aku menjadikannya dalih sebagai pemisah antara aku dan mereka.
Perbedaan adalah sesuatu yang kubutuhkan bukan untuk mengetahui siapa yang lebih superior dari siapa atau apa yang lebih baik dari apa yang lainnya tapi karena kebutuhan. Aku butuh perbedaan itu untuk membuatku lengkap, contohnya: aku seorang plegmatis yang butuh seorang sanguinis untuk membuat denyut hidupku lebih cepat, aku butuh seorang koleris untuk belajar memimpin diri sendiri, aku butuh seorang melankolis untuk lebih bersimpati terhadap lingkungan, tanpa mereka aku hanyalah orang yang menghabiskan waktuku dalam diam, menghindari perubahan dan mati dalam kekeraskepalaan. Aku butuh mereka yang berbeda untuk melengkapiku. Tak ada hal yang tercipta dalam kesia-siaan.
Aku tahu bahwa aku butuh untuk berbeda tapi sejauh mana perbedaan itu aku butuhkan? Aku tidak akan munafik, ada titik dimana aku tidak akan menoleransi lagi perbedaan itu, ada titik dimana aku memilih untuk membenci daripada mencinta, ada titik dimana aku memutuskan untuk peduli atau tidak peduli pada perbedaan tapi titik-titik ini bukanlah tiket halal bagiku untuk menghina orang lain yang berbeda, mengintimidasi, melakukan tindak kekerasan, menghakimi, berbuat tidak adil, bahkan atas nama Tuhan-pun tidak akan pernah ada tiket halal bagiku untuk menyakiti secara fisik maupun psikis orang yang berbeda denganku sama halnya dengan tidak ada tiket halal bagiku untuk membalas penghinaan dengan penghinaan, kekerasan dengan kekerasan jika kubalas makian dengan makian lalu apa bedanya aku dengan orang-orang yang ku anggap pemasung perbedaan? Jika aku memiliki pilihan lebih baik maka aku akan memilih pilihan itu jika aku tak punya pilihan lebih baik maka aku akan membuatnya, membuat pilihan lebih baik dari pilihan yang ada.
Jadi beginilah aku merayakan keragaman dengan ‘memperlebar sudut pandang tapi tak kehilangan keyakinan’
Bayanganku tentang perayaan keberagaman ini adalah “aku punya blog kata, kamu punya blog nada, dia punya blog gambar, sedangkan dia yang lainnya punya blog informasi mulai dari kesehatan, makanan, tempat wisata yang menakjubkan dan sebagainya, berkumpul di satu tempat saling bertatap muka yang lebih dikenal dengan istilah kopdar dan ayo… kita rayakan keberagaman ini” hanya itu sajakah? Lalu apa? Ini bukan pandangan skeptisku tentang perayaan keberagaman tapi hanya sebuah catatan bagi diriku sendiri agar perayaan ini tidak hanya menjadi perhelatan sehari di hatiku.
Banyak yang ku tanyakan pada diriku sendiri mengenai keberagaman, apa makna darinya? dan hal-hal yang terkait dengannya seperti toleransi, cinta antar sesama mahkluk Tuhan (atau sesama manusia bagi yang atheis) serta sejauh apa aku mampu untuk merayakannya dengan kepositifan.
Pertanyaan awalku bukanlah mengapa ku harus merayakan keberagaman tapi mengapa ada keberagaman? Tuhan membuatku berpikir tentang apa yang kulihat, coba bayangkan fie jika tidak ada perbedaan pemikiran maka tak akan ada teknologi secanggih sekarang, kamu akan terus hidup nomaden dengan peralatan yang terbuat dari batu, kamu tak akan pergi jauh melintasi samudera karena manusia dulu menganggap bahwa bumi ini datar dan banyak hal lainnya. Perbedaan pemikiran saja telah memberikan begitu banyak hal positif apa lagi seribu perbedaan lainnya maka tak sepatutnya aku menjadikannya dalih sebagai pemisah antara aku dan mereka.
Perbedaan adalah sesuatu yang kubutuhkan bukan untuk mengetahui siapa yang lebih superior dari siapa atau apa yang lebih baik dari apa yang lainnya tapi karena kebutuhan. Aku butuh perbedaan itu untuk membuatku lengkap, contohnya: aku seorang plegmatis yang butuh seorang sanguinis untuk membuat denyut hidupku lebih cepat, aku butuh seorang koleris untuk belajar memimpin diri sendiri, aku butuh seorang melankolis untuk lebih bersimpati terhadap lingkungan, tanpa mereka aku hanyalah orang yang menghabiskan waktuku dalam diam, menghindari perubahan dan mati dalam kekeraskepalaan. Aku butuh mereka yang berbeda untuk melengkapiku. Tak ada hal yang tercipta dalam kesia-siaan.
Aku tahu bahwa aku butuh untuk berbeda tapi sejauh mana perbedaan itu aku butuhkan? Aku tidak akan munafik, ada titik dimana aku tidak akan menoleransi lagi perbedaan itu, ada titik dimana aku memilih untuk membenci daripada mencinta, ada titik dimana aku memutuskan untuk peduli atau tidak peduli pada perbedaan tapi titik-titik ini bukanlah tiket halal bagiku untuk menghina orang lain yang berbeda, mengintimidasi, melakukan tindak kekerasan, menghakimi, berbuat tidak adil, bahkan atas nama Tuhan-pun tidak akan pernah ada tiket halal bagiku untuk menyakiti secara fisik maupun psikis orang yang berbeda denganku sama halnya dengan tidak ada tiket halal bagiku untuk membalas penghinaan dengan penghinaan, kekerasan dengan kekerasan jika kubalas makian dengan makian lalu apa bedanya aku dengan orang-orang yang ku anggap pemasung perbedaan? Jika aku memiliki pilihan lebih baik maka aku akan memilih pilihan itu jika aku tak punya pilihan lebih baik maka aku akan membuatnya, membuat pilihan lebih baik dari pilihan yang ada.
Jadi beginilah aku merayakan keragaman dengan ‘memperlebar sudut pandang tapi tak kehilangan keyakinan’
10 komentar:
Iya sedih ya Fie kemarin sempet rusuh begitu.. :'(
Padahal sesuatu yg seragam dan sama itu membosankan. Hidup kan lebih seru kalau warna-warni seperti pelangi *tsah* :D
buatku dua-duanya Ald, sama dan berbeda akan membuat hidup lebih menyenangkan dari yang pernah kita bayangkan.
^-^
Wah, itulah esensi perbedaan di mata tuhan fie.. salam kenal.. maaf lama balas komen di jembelisme.com
perbedaan bukan membuat kita saling menjauh, tapi dengan perbedaan kita bisa melengkapi..
Anas : Tuhan yang membuat kita berbeda jadi mengapa kita meributkan soal perbedaan, benar kan?
Yuni : kamu benar Uny,
Anas & Yuni, salam kenal yah, SMUXIkan? tujuh tahun aku udah menanggalkan baju putih abu-abu. kangen dengan bakso pak yono ^-^
semakin banyak beda bikin asyik. numpang komen, salam kenal....
salam kenal juga ^-^
well..
postingan yang bagus..klo ak d suruh nilai ak kasih nilai 90..hhe
Beragam, Warna wari hidup. Tanpa keragaman kan kurang lengkap. Bagaimana kita tau perbedaan kalau tiada ragam..? kok komentarku menjelimet ya hehehe
Ajeng : makasih ^-^, kok cuma 90 bukan 110 hehehe
arif : gak njelimet kok cuma kok yah muter2 hahahaha :P
Posting Komentar