Selasa, 01 Juni 2010

Menghayati hidup

Kutipan Koran kompas

Pemikiran Martin Heidegger (1889-1976)

Ada dua cara menghayati hidup, secara otentik dan tidak otentik. Manusia hidup di dunia (umwelt) melalui tiga cara. Manusia tidak hanya hidup dengan sesama (being-with-others) tetapi juga berdampingan dengan benda (being-alongside-things) dan bereksistensi pada dirinya sendiri (selbstein). Ketidak otentikan penghayatan hidup terjadi saat pertama manusia hanyut dalam dunia benda-benda dan dikuasai sepenuhnya oleh alat-alat yang diciptakan oleh manusia sendiri. Selain itu juga bagaimana manusia membiarkan diri dikuasai oleh mass (dasman-hilang dalam massa).
Yang benar adalah individu memahami dirinya sendiri sebagai “Ada” bukan hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bersama orang lain di dunia fisik. Ketidaksanggupan “Mengada bersama orang lain adalah bagian dari ketidaksanggupan untuk hidup”

2 komentar:

Pet mengatakan...

maksudnya, pentingnya kemampuan bersosialisasi? Kalo nggak mampu b'sossialisasi sama aja nggak sanggup idup? kenapa? hampa... manusia adalah makhluk sosial. sebenci apa pun dia ma dunia ato hidup dia, waktu kesepian dia butuh ramai, orang lain, ato sekedar di dengarkan... begitu kah?

langkah fie mengatakan...

aku gak tau ini benar atau salah tapi aku marasakan kemarahan dari komentar mu.

tak akan ada yang mampu kubenarkan dari kata-katamu karena itu lah yang kamu percaya.

tapi bacalah sekali lagi pemikiran ini, persepsi hidup dan ada di sini adalah sebuah penghayatan bukan hanya sebatas nyawa dan nafas. aku yakin kita semua mampu untuk hidup dan ada tanpa orang lain. tapi apakah kita mampu menghayatinya?

tanyakan pada dirimu untuk apa kamu hidup?

Posting Komentar