Rabu, 14 Juli 2010

pertaruhan

Hidup adalah sebuah pertaruhan tanpa penyesalan. Aneh rasanya saat aku mulai memikirkan kalimat ini. Tapi itulah yang kurasakan sekarang. Hidupku memang sebuah pertaruhan dan tanpa penyesalan.
Yah… ini sebuah pertaruhan, mungkin aku bisa mereka seperti apa nanti dari setiap pilihan yang ku buat tapi hanya sebatas itu pada kenyataannya aku gak tau apakah itu akan terjadi atau hanya sebuah rekaan. Aku bertaruh saat aku memilih bahwa pilihan ini memang seperti yang talah kureka, bertaruh dengan segala kemungkinan terburuk yang akan ku hadapi jadi aku tak pernah akan pernah mengijinkan diriku menyesal mungkin aku menangis untuk beberapa hal tapi aku tak pernah menyesalinya.
aku akan mengamini semuanya sebagai bagian dariku. Malam-malam dengan tangis tertahan, hari-hari yang menyesakan, diri yang lelah dengan semua cerita yang mengukir rasa sakit atau banyak hal yang menyedihkan lainnya termasuk darah dan rantai-ratai pengekang ini serta masa lalu itu. Sama seperti aku mengamini tawa canda ceria, kekasih-kekasih hati yang baru, langit yang berwarna-warni, rantai yang ternyata tak terkunci hingga aku bisa berlari kesudut bumi yang dapat kurasakan setelah pertaruhan.

2 komentar:

Pet mengatakan...

Benarkah tanpa penyesalan? Masalahnya Fie, nggak semua keputusan yang kita ambil bener kan? Dan penyesalan pasti bakal datang diakhir. Gimana pun kita menyiapkan antisipasinya. Soalnya aku sering gitu. Itulah sebabnya aku selalu berpikir super rumit sebelum memutuskan sesuatu. Kenapa? Yah buat antisipasi hal-hal terburuk lah.
Sama kayak kamu, ibaratnya aku udah memperkirakan apa yang bakal kejadian entar. Tapi tetep aja bakal ada penyesalan... atau nggak semua bakal sesuai ama rencana kan?
Dan soal memberi kesempatan diri sendiri buat menangis, nggak tahu kenapa tapi aku ngerasa kalau kita begitu sama...

langkah fie mengatakan...

kalo dari awal itu namanya peringatan bukan penyesalan :P

yah tanpa penyesalan jika kita berpikir bahwa kita belajar segala sesuatunya dari sebuah kesalahan. ada yang bilang padaku seperti ini "beri ruang untuk salah agar kau mengerti apa yang benar" jika memang aku memberi ruang untuk salah maka mengapa aku harus menyesal.

dan soal rasa sama kamu, aku pernah bilangkan sebagian darimu adalah cermin dariku.

Posting Komentar