Kamis, 22 Juli 2010

Karma

Karma
Banyak orang yang menggambarkannya sebagai bola liar dari kesalahan yang akan menghantam siapa saja yang berhubungan darah kental. Aku menggugatnya.

Sang Buddha berkata : " Sesuai dengan benih yang ditanam, itulah buah yang akan Anda peroleh. Pelaku kebaikan akan mengumpulkan kebaikan. Pelaku keburukan, memperoleh keburukan. Jika Anda menanamkan benih yang baik, maka Anda menikmati buah yang baik." (Samyutta Nikaya I, 227).

Aku mengamini kata-katanya bukan kepercayaannya. Aku mengamini bahwa siapa yang menabur dialah yang akan menuai, apakah itu hal baik atau hal buruk tetap namanya karma.

Penggambaran yang ku gugat adalah ketika Karma dikaitkan dengan kesalahan yang akan berbalik menjadi pembalasan, pembalasan yang sama dengan kesalahan yang kita buat jika bukan berbalik kepada kita langsung akan berbalik pada orang-orang yang kita sayangi seperti pewarisan dosa. Aku tak bisa membayangkannya bagaimana itu bisa berlaku terlebih jika pembalasan itu bukan dilakukan oleh orang yang kita sakiti tapi oleh orang lain. sedangkan nanti jika kita mati, kita sendirilah yang akan mempertanggungjawabkan kesalahan yang kita buat. bisakah kita bilang pada Tuhan “aku lakukan itu untuk membalas kejahatannya (dia / ibunya / ayahnya / kakaknya / adiknya / istrinya / suaminya / keluarganya), itu karmanya” padahal bukan dia yang berbuat salah padahal bukan kita yang disakitinya. Bisakah Tuhan menerima alasan itu?

Lalu bagaimana jika anaknya dibunuh karena ayahnya yang seorang pembunuh, bukankah itu karma? buatku itu namanya kejahatan. Coba bayangkan jika kau mengamininya sebagai karma maka kau mengamini bahwa pembunuhan itu pantas dilakukan sebagai pembalasan, betapa mengerikannya hal itu.

Kitalah yang akan mempertanggunjawabkan apa yang kita lakukan. Semua akan berbalik pada kita. Jika bukan dengan hal yang sama pasti dengan hal yang berbeda, jika bukan saat ini mungkin di akhir kemudian dan ini bukan hanya tentang keburukan tapi juga kebaikan.

5 komentar:

Pet mengatakan...

Aku pernah baca Fie, tapi lupa dimana. Kalau nggak salah nih, Islam itu nggak percaya ama karma loh...
Emang bener, kita bakal menuai apa yang kita tabur...
Tapi kayak contoh kamu tadi, yang pembunuhan itu. Sebenernya ada yang dilupakan orang-orang kebanyakan. Mereka lupa bahwa dalam hidup kita juga bisa memilih untuk melakukannya atau tidak. Sipembalas itu pun sebenarnya bisa memilih... tapi dengan kata karma justru terasa cuma sekedar alasan buat ngebenerin tindakan dia... tindakan yang seharusnya disebut balas dendam
NB: kompak banget ma numpang nyampah? dia juga nulis soal karma. Tapi dengan banyak tanda titik.

langkah fie mengatakan...

sebenarnya sama hanya istilahnya saja yang berbeda. dalam surat2 Al'quran juga di jelaskan kok siapa yang akan melakukan kebaikan akan mendapatkan balas kebaikan.

selalu banyak alasan untuk membenarkan tapi seperti katamu kita bisa memilih yang baik dan tidak menurut kita.

hahaha... kompak yah... bagus deh daripada musuhan ^,^

Pet mengatakan...

wah, ngajakin musuhin nih? huh... fie t'nyata tak seputih susu kedelai... ;P

langkah fie mengatakan...

hahaha siapa yang ngajak musuhan.

emang gak seputih susu kedelai tapi selembut sutra haahahah...

Pet mengatakan...

hahaha... apanya ulat tuh b'arti... tahu g yah gmn asalX sutra itu...:))

Posting Komentar