Senin, 30 Agustus 2010

Seharusnya kuucap rasa syukur

Menemukan diriku, bersama anak-anak yatim piatu membuatku mengerti kata-kata dari seseorang relawan kapal mavi marmara, dia mengatakan “Tanah Palestina tidak membutuhkan kita, mudah bagi Allah untuk membuat semuanya baik, kita yang butuh Palestina, kita yang butuh dicatatkan sebagai pejuang di jalan Allah, untuk perdamaian”
Aku tak sedang membicarakan mengenai agama ataupun politik, buatku segala bentuk penjajahan tak seharusnya ada. Aku hanya ingin merefleksikannya kata-kata itu terhadap diriku sendiri, memperluas inti dari kalimat itu. Hidupmu bukan untuk siapapun tapi untuk dirimu sendiri, kau adalah inti dari hidupmu, yang lain hayalah tetangga yang memiliki inti hidup sendiri, segala hal yang kau lakukan hanya untuk dirimu. Apakah ini yang dikatakan egois, buatku bukan, ini bukan seperti mendahulukan kepentingan pribadi tapi lebih kepada memenuhi kebutuhanmu untuk memahami hidup, mengapa? untuk apa? dan kemana semua ini berjalan?
Kata-kata itu membuatku mengerti, anak-anak ini tak membutuhkanku untuk bertahan hidup, tapi aku yang membutuhkan mereka untuk bertahan hidup. Aku membutuhkan mereka untuk mengerti dan menghargai hidup yang telah aku miliki. Aku selalu mengeluh bahwa hidup tak sejalan dengan inginku, merasa tidak beruntung karena rasa sakit yang membuatku membenci, marah jika tak sesuai dengan caraku, seribu hal baik tak terlihat ketika ada satu hal buruk yang menggangu hidupku. Segala hal negatif itu pupus ketika kulihat wajah-wajah mereka, aku diperkenalkan kembali dengan rasa syukur, keluargaku memang tak sempurna, sakit teramat sangat dan bahagia yang terkira adalah dari mereka, tapi aku masih memiliki mereka, aku punya rumah untuk pulang, hidupku tak seadanya karena aku bisa menentukan merk pakaian apa yang akan kukenakan, makanan apa yang akan kumakan, liburan kemana akhir minggu ini, memilih barang elektronik yang paling canggih. Tidak seperti hidup mereka yang apa adanya dan memanggil orang lain sebagai ayah dan ibu mereka.

Sudah seharusnya kuucap rasa syukur terlebih dahulu baru mengeluh.

0 komentar:

Posting Komentar