Jumat, 26 November 2010

menatap ufuk

Merasakan pasir yang terbawa air dikakiku. Tenang rasanya menatap ufuk meski tak ada jingga. Pesan black membuatku tersenyum saat kukatakan padanya dimana saat ini kakiku berdiri

"jangan kelamaan main pasir yah, terkadang pasirpun menyisakan perih dikaki"

ya, sebelum dingin black, sebelum dingin aku akan mengentaskan diri dari ufuk tak berjingga ini tapi tidak dengan kata perih-mu, biarlah pasir ini memerihkan kaki bukankah itu adalah hadiah dari sebuah perjalanan, aku tak akan mengentaskan diri hanya karena perih.

Inilah yang dinamakan kesempurnaan seperti ufuk yang merekatkan bumi dan langit dimataku, seperti pasir yang meninggakkan dua rasa dikakiku.

0 komentar:

Posting Komentar