Rabu, 27 Oktober 2010

Pray for Indonesia, Status Mereka










 

Selasa, 26 Oktober 2010

Indahnya, Rafting di Songa

seneng.... di tengah jadwal yang bikin sesak nafas akhirnya bisa juga disisipkan satu hari untuk jalan-jalan dengan big family, Rafting di Songa ^-^. Songa terletak di probolinggo, perjalanan ditempuh sekitar 2 1/2 jam dari surabaya. berangkat jam 6 pagi (harusnya) dari kantor jadi molor jadi jam 7 sukses membuatku mayun, tapi ini tak akan merusak hariku saatnya senang-senang ya saatnya senang-senang hehehe....
sourceinfo 3 mobil beriringan menuju Sungai Pekalen, Songa, yang terletak 25 km dari kota Probolinggo tepatnya terbentang di antara tiga kecamatan berturut-turut yaitu kecamatan Tiris, kecamatan Maron, dan kecamatan Gading. Bantaran sungai yang bisa diarungi berjarak 29 km yang terbagi atas 3 area.  Karakteristik sungai berbelok dan bertebing, Panorama alam yang indah, puluhan jeram (grade 2 s/d 3+) yang exotic dan menantang, kemegahan air terjun, dan kemolekan gua-gua kelelawar, serta masih ditemuinya beberapa satwa langka seperti burung elang, burung kepodang, monyet, biawak, linsang, tupai dll menjadi daya tarik tersendiri yang dapat Anda nikmati selama perjalanan. Iklannya sih seperti itu tapi benar atau tidaknya lihat ajah nanti, sekarang kita menunggu lagi,  ada satu mobil yang gak punya navigator jadi yah beginilah ketika kehilangan jejak maka harus ditunggu.
perjalanan yang membuat otak ku kembali segar, sepanjang jalan terlihat alam yang begitu asri, sawah, gunung yang jauh disana, hutan yang terlihat bukan gedung-gedung angkuh dan dingin, membuat perjalan yang seharusnya sudah sampai dari tadi karena kegiatan saling tunggu menuggu gak terasa. jam 1/2 11 menginjakkan kaki di camp songa. disambut dengan welcome drink dan pilihan paket rafting. Songa membagi paketnya menjadi 3 bagian ; Sungai Pekalen Atas berjarak 12 km, Sungai Pekalen Tengah berjarak 7 km, dan Sungai Pekalen Bawah berjarak 10 km. kami memilih Sungai Pekalen Atas konsekuensinya setiap orang harus merogoh kocek sebesar Rp.185.000,- berhubung ada yang kenal jadi dapet diskon hehehe tapi harga aslinya cekdisini.
perlengkapan dipakai lengkap, safety first harus selalu di tegakan, kini kami siap,sebelum pergi  meyusuri alam pose dulu ^-^. naik pick up dan berjalan cukup jauh untuk mencapai sungai tetap membuat ku bersemangat melihat alam sungai pekalen, mereka bilang bagus, aku masih penasaran apakah sebagus itu. 

Rasa penasaran ku terjawab aku tak menyangka iklan tadi ternyata bukan hanya sekedar iklan, benar-benar menakjubkan. picfromhere lihatlah betapa indahnya ukiran air dibebatuan ini, tak akan ada tangan manusia manapun yang bisa menandinginya. sepertinya air mengerti, dia mengukir batu serupa rumah hingga kelelawar dan hewan-hewan lainnya bisa berteduh atau mungkin air ingin teman jadi dia membuat relung-relung di bebatuan untuk mereka apapun itu aku selalu merasa kecil jika berada di tengah kemegahan alam. pantone tak akan mampu membukukan warnanya hanya mataku yang mampu menangkap detail keindahan dari warna alam. foto tak akan mampu menangkap perasaan kagum yang memuai di hatiku. 12 km terasa pendek, 2 1/2 jam tidak ada artinya. aku ingin lebih lama menikmati alam. menikmati keindahan Tuhan.

Senin, 25 Oktober 2010

Happy Anniversary My Blog

Tidak terasa 1 tahun 1 hari dengan 160 catatan dari otak yang sedang drop wuehhh benar-benar rekor (rekor drop otaknya bukan catatannya ^-^), dimulai dengan keluhan sama langit 25 Oktober 2009 sampai sekarang 25 Oktober 2010 isinya setelah dibaca-baca lagi tetap keluhan gak berubah-berubah... hahaha... benar-benar mengenaskan. Kalo kata tetangga1 dan tetangga2 yang sedang mengulas image dengan media social nih bisa di kategorikan catatanmaya satu ini jauh dari kata informatif, edukatif apalagi inspiratif aaahhh...  jauh banget mau bagaimana lagi daripada kram otak atau keracunan otak sendiri lebih baik melampiaskannya disini tapi tetap berdoa siapapun yang lagi tersesat disini gak bertambah sesat sesudah membaca tulisan-tulisan yang menyesatkan hehehe....

dimulai dengan langitfie kemudian menjadi langkahfie, tahun lalu hingga hari ini, tulisan pertama hingga 160 dan mungkin akan terus berlanjut kalau melihat system kerja otak yang lebih sering drop, Sofie hanya ingin mengucapkan terimakasih pada orang-orang yang tersesat disini, membaca dan menyapa, yang terlihat spionase-phi , petAldAchie dan yang tak terlihat.

Happy day for you. Always.

Kamis, 21 Oktober 2010

musim yang berbeda

kakiku mungkin menapaki musim yang berbeda denganmu, jangan kau khawatirkan itu, jangan kau paksakan dirimu untuk berjalan dijalan yang sama denganku, biarlah beriringan seperti kemarau dan hujan, jika kau paksakan, jika ku paksakan maka kita akan jatuh sakit.
jangan bilang aku egois sayang, aku sangat mengerti kekhawatiranmu akan waktu, kegelisahanmu akan jarak, ketidakberdayaan mu akan rindu karena untuk kau ketahui aku juga merasakannya, tapi itu bukan pembenaran buat kita untuk memaksakan keadaan ini, ada waktunya untuk tanganku menggenggam tanganmu untuk menikmati musim yang berganti, percayalah.

Rabu, 20 Oktober 2010

trial and error, menjadi luar biasa

Aku pernah bertanya kepada seorang psikolog saat mengikuti kelas pengembangan diri.
“Ibu, sebelumnya saya ingin tahu apakah Ibu bersependapat dengan saya bahwa manusia itu terlahir dengan kemampuan yang luar biasa?”
Psikolog itu mengangguk mengiyakan pertanyaanku.
“lalu bagaimana kita bisa tau bahwa kita sudah benar-benar menggunakan kemampuan luar biasa itu, bahwa kita sudah benar-benar luar biasa?”
Psikolog itu tersenyum lalu menjawabnya “ketika kamu mulai mencoba, ketika kamu mencoba, mencoba dan mencoba lagi, dan ketika kamu berhenti mencoba”
Kali ini aku yang mengangguk tersenyum, aku lupa jika hidup ini adalah Trial and Error, hanya dengan mencoba kamu akan mengerti apakah hasilnya seperti yang kamu harapkan atau tidak seperti yang kamu harapkan, error, bukan kegagalan karena kegagalan bagiku adalah ketika kamu tidak pernah mencoba, tapi jika kamu sudah mencoba dan tidak seperti yang diharapkan maka itu hanya error.

Lalu berapa banyak error yang harus terjadi hingga kamu mengerti bahwa kamu harus berhenti mencoba. Tak ada ukuran pasti itu yang aku tau. Ada yang mencoba 1000 kali dengan hasil error tapi tidak membuat dia berhenti mencoba untuk ke 1001 kalinya, ada yang mencoba 1 kali dengan hasil error tapi dia sudah sampai pada kesimpulan bahwa itu bukan untuknya dan tak pernah mencobanya lagi. Tapi bagaimanapun juga memulai untuk mencoba adalah hal yang luar biasa walaupun itu hanya sekali karena mencoba memulai itu adalah hal yang sulit.

Selasa, 19 Oktober 2010

Pernakah Tuhan merindukanku?

Pernakah Tuhan merindukan kita bukan kerinduan kepada Hamba yang selalu menyebutNya tapi kerinduan kepada sosok ciptaanNya?

Pertanyaan yang tak seharusnya ini tiba-tiba muncul dibenakku ketika seseorang mengatakan "Tuhan tidak membutuhkan kita, kita yang membutuhkan Tuhan".

lalu
"adakah arti aku dimata Tuhan?" 
jika pendapat itu salah, jika ada, jika ternyata Tuhan membutuhkanku
"pernakah Tuhan merindukan ku? bukan rindu sembahku tapi rindu aku?"

seorang sahabat menjawab pertanyaanku dengan pertanyaan lain "adakah seorang ibu meminta bayaran atas asi yang dia beri untuk anaknya?"

pertanyaannya memunculkan pertanyaan lain dibenakku hingga membuatku sedikit memahami,

adakah sembahku karena takut akan nerakanya? adakah sujudku karena kemahaannya?
Sembahku, sujudku bukan karena kemahaannya atau ketakutanku akan nerakanya tapi karena Ia, karena rinduku padaNya.
Jika aku yang hanya ciptaan saja merindu, apalagi Ia yang menciptakanku.

Minggu, 17 Oktober 2010

ketika dunia membisu

sms semalam

“ketika dunia membisu diantara serpihan waktu. Tutur katamu menyemarakan hati dan menyatukan waktu, bolehkah aku merindukanmu sof?”

Aku membaca sms dari seorang sahabat jauh di medan sana, hatinya pasti sedang tidak baik jika dia berkata seperti ini.

“Rindu selalu terasa tak berujung tapi disitulah letak keindahannya” balasku

“tidak banyak orang kurindukan karena hadirnya menentramkan hati”

Kata pujiannya bukanlah hal yang membuatku bangga tapi membuatku sedih karena pasti dia lagi sendiri dengan semua masalahnya

“ada apa sayang?” tanyaku

“sedih rasanya menyadari bahwa orang yang mengerti aku justru bukan keluarga yang kusayang tapi justru orang yang jaraknya jauh beribu kilometer dari sini, salahkah aku?”
Aku kehilangan kata. Pengertian hanya akan datang saat kita jujur dengan apa yang kita rasakan kepada orang lain tapi berapa banyak dari kita yang bisa berbicara bebas mengenai apa saja dengan orang tua kita, dengan kakak atau dengan adik. Berapa banyak dari kita yang mampu mengatakan ‘Ayah apa yang kau lakukan tidak baik, dan menyakiti keluargamu’ atau ‘kakak aku tidak suka dengan apa yang kaulakukan’ atau mungkin ‘ibu inilah aku, anakmu’ tanpa ada pertengkaran, tanpa ada amarah. Jika kalian termasuk salah satunya, beruntunglah kalian karena banyak orang yang tak bisa berbicara jujur tentang perasaan mereka kepada keluarga mereka sendiri, sesuatu yang menyakiti hati mereka atau hatimu akan diabaikan begitu saja saat menghadapi orang yang kita sayang yaitu keluarga yang pada akhirnya membuat kita selalu merasa sendiri dengan seluruh perasaan tidak menyenangkan ini.

Sabtu, 16 Oktober 2010

dikenal sebagai anak keras kepala?

Malam bersama Black
“jadi dikenal sebagai anak keras kepala?”

Aku mengangguk, kami memang telah lama saling mengenal, jalan pikiran kami mirip, sudut pandang kami tidak jauh beda itulah mengapa black tidak mengangap aku orang yang keras kepala.

“Ya, aku dikenal sebagai anak keras kepala di rumah, sulit merubah sikap dan tak kenal pendapat lain kecuali pendapat diri sendiri. Kakak dan Mama sudah sangat tau itu jika aku sudah diam dan tak bereaksi banyak, mereka akan membiarkan saja dengan kata lain ‘kamu udah gede bisa mikir sendiri’ ”

Black mengangguk tersenyum

“kamukan gak beda jauh sama aku black” ucapku

Dia tertawa “yup kita sama. Anehnya mengapa kita merasa kita adalah manusia yang paling bisa diajak bicara”

Hahaha… kali ini aku yang tertawa “ya, sebenarnya jika kita diajak bicara mengenai apa yang kita lakukan, kita akan bicara, tapi jangan pernah menghakimi kita dari awal bahwa apa yang telah kita lakukan adalah salah atau bodoh, kita lebih suka bicara mengenai mengapa, alasan sebenarnya dari apa yang kita lakukan. Yang kita inginkan adalah coba mengerti aku dengan pikiranku jangan mendeskriditkannya, jangan dikomparasi dengan pandangan umum atau standar pikiran mereka, ajaklah aku melihat sudut pandang lain jangan bikin pikiranmu jadi pikiranku, coba banyangkan jika mereka tidak ada kita bisa seperti anak ayam yang kehilangan induknya jika kita terus mengcopy pikiran mereka, tak bisa berpikir sendiri, manusia tanpa otak”

“dari kecil aku sudah bertanya sesuatu yang tak wajar seperti mengapa apa itu disebut apa, mengapa siapa itu terdiri dari huruf s-i-a-p-a dan bagaimana kita bisa mengerti ucapan satu sama lain, orang tuaku hanya diam” black tersenyum menggeleng lalu melanjutkan ucapannya “pernah suatu hari aku berdebat dengan seorang guru, dia menjelaskan sesuatu yang berkaitan dengan ideologi dengan sangat yakin dia berkata bahwa ideologi a salah, ideologi b salah dan ideologi c yang paling benar, kukatakan padanya bapak adalah seorang guru yang memperkenalkan banyak hal pada kami bukan mendoktrin pikiran kami bukan mencetak pikiran kami, biarkan kami bebas menilai karena itu yang akan membuat kami berpikir, setelah pelajaran itu aku dipanggil, guru itu bertanya siapa orang tuaku keesokan harinya ibuku bilang gak usah tanya yang macem-macem udah belajar aja yang bener. Semenjak itu aku jadi merasa aku aneh mengapa aku tak berpikir seperti orang lain berpikir”

“aku juga terkadang merasa terasing dari dunia jika sudah seperti itu aku jadi merasa aku punya dua kepribadian karena aku akan berbincang-bincang dengan diriku sendiri mengenai apa dan mengapa” ucapku

“akan lebih enak jika kita bisa berpikir seperti dunia berpikir” nada suara black semakin merendah

“jika seperti itu, hidup tak ada bedanya dengan kamus, mengamini tanpa mengerti apa yang telah tertulis”

“benci sekali dengan kalimat ‘kata orang seperti itu ya udah’”

“atau itu dosa, ntar masuk neraka trus waktu ditanya kenapa dosa?, kenapa masuk neraka? Mereka bilang ya gitu pokoknya” kataku melanjutkan

Kami tertawa “gak bertanggung jawab banget”

“yah buatku segala sesuatu pasti ada alasan logisnya, mengapa kita disini, mengapa kita berbeda, mengapa kita diberi kehidupan”

yah kita harus berpikir mengapa kita hidup jangan hanya menjalakannya saja untuk berakhir di kematian.

Jumat, 15 Oktober 2010

aku berpikir tentang bunuh diri black

Malam bersama Black


“aku berpikir tentang bunuh diri black” ucapku. Beginilah kami jika sudah bertemu, menunggu pagi dengan berbincang tentang apa saja, tak perlu takut merasa abnormal dengan pikiran yang tidak umum, buram itu yang selalu kami gambarkan tentang pikiran kami.

“kau ingin melakukannya?” tanyanya

Aku menggeleng tertawa “tidak, kau sangat tau itu bukan pilihan yang yang dapat dipilih”

“lalu?”

“jika hidup dan mati adalah atas seijin Allah lalu mengapa hal yang paling dibenci Allah yaitu bunuh diri dapat terjadi?”

“jika itu bagian dari takdir, sesuatu yang telah tertulis mengapa itu menjadi hal yang dibenci? Jika dibenci lalu mengapa diijinkan? Lalu bagaimana ada orang yang selamat dari proses bunuh diri ini mengapa ada yang tidak? Ada yang kehilangan tangan karena kecelakaan tapi tidak mati ada yang hanya menyayat nadi bisa mati. Apa yang sedang kau pikirkan?”

“jika semua atas kematian adalah atas seijinnya, lalu dimana titik Dia mengijinkan atau tidak mengijinkan itu terjadi?” tanyaku

Balck diam, tangannya mengambil sebatang rokok dan menghisapnya dalam.

Aku melanjutkan kata-kataku “aku pernah dengar sebuah cerita orang yang selamat dari kecelakaan. Ada satu titik dimana dia mengingat masa-masa yang telah ia lalui dan satu titik dimana dia hanya bisa mengucap Allah titik dimana dia menjadi sadar ternyata dia lemah tak sekuat yang dia bayangkan dan Allah adalah harapan terakhirnya, dia memohon untuk hidup dan dia mendapatkannya”

“lalu?”

“aku coba membayangkan, ketika kita sayat nadi kita atau gantung leher kita, ketika kesadaran mulai menurun, adakah titik itu? Titik dimana kita mengingat semua yang telah kita lalui dan titik dimana kita mengingat Tuhan?”

“kurasa iya”

“lalu dimana titik Tuhan mengijinkan bunuh diri itu mengakibatkan kematian atau tetap membuatmu hidup?”

Black diam dan aku juga tapi ada hal yang tiba-tiba terlintas di kepalaku

“titik itu mungkin, titik dimana kita mengingat Tuhan dan memohon untuk tetap hidup atau tetap memohon kematian”

aku, tanpa kopi, tetap dengan sekotak cerita


Aku, banana  split, summer fresh dan Black (Kamu), tak ada kopi disini  meski kita lagi ada di warung kopi tapi tetap ada sekotak cerita buram kita.

Kau tersenyum ketika aku menarik nafas melihat pesananku yang tidak sesuai. aku hanya suka banana split dengan ice cream cokelat saja bukan vanila atau strawberry tapi yang datang masih dengan satu scoop ice cream vanila meski yang dua scoop lainnya cokelat

"gak biasanya gak protes?"

"capek protes terus, sepertinya yang salah adalah otakku, kenapa sih aku gak berpikir seperti kebanyakan orang berpikir, akan lebih baik rasanya, dari pada merasa abnormal seperti ini" keluhku

orang lain mungkin merasa aneh dengan jawabanku yang tidak menjawab tapi tidak dengan Black, dia sudah sangat hafal dengan keburaman kataku yang berasal dari keburaman pikiranku.

"berpikir seperti pikiran banyak orang membuatku ingin jadi atheis?" ucapnya

aku tau mengapa dia berkata seperti itu, cintanya kandas karena agama, dan seperti dia, aku sangat hafal dengan keburaman katanya yang juga berasal dari keburaman pikirannya  "maksudmu mungkin tak beragama karena orang sepertimu tak mungkin tak berTuhan" Dia orang yang sangat mengamini Injil tak pernah jauh dari buku dan lagu rohani bagiku tak mungkin dia tak berTuhan,


aku melanjutkan kata-kataku "kamu tau? kemarin aku minta ijin untuk pergi dariNya, aku malu terus menyakitiNya, banyak dosa yang telah kuperbuat, aku tak mau jadi seperti mereka yang datang meminta ampunan lalu besok berbuat dosa lagi, memanfaatkan kemahaan, berlaku seperti orang yang tak mencinta, tapi setiap kali aku berpikir seperti itu hatiku bertanya 'mampukah kamu tak berTuhan?' dan aku menemukan kenyataan bahwa aku tak mampu kalau aku tak berTuhan. hal yang paling nyata dihidupku adalah Allah. kamu bisa hilang, orang-orang yang kita cinta, bumi, bintang bisa hilang, raga bisa mati tapi Allah akan tetap ada. Dialah hal yang paling nyata diantara yang nyata"

"aku berpikir di titik dimana semua ini berawal, sebelum big bang terjadi, titik dimana otakku tak lagi bisa berpikir yang kutemukan adalah kehampaan, ketika kau bilang nyata kenapa ku rasa Tuhan identik sekali dengan kehampaan"


kami tertawa, inilah keburaman kami, terlalu banyak pertanyaan di otak kami, mereka jawaban adalah hal yang tidak bisa kami lakukan karena hidup bagi kami bisa di logikakan. 


"kita perlu orang ketiga untuk menetralisir pikiran kita, jika hanya berdua kita hanya akan semakin sesat"
kami kembali tertawa


"mengapa tak beragama black? buatku berTuhan tapi tak beragama adalah sesuatu yang aneh. Agama adalah penggambaran keberadaanNya, Dia sangat ingin dikenal mahklukNya bahwa Dia ada dan sangat dekat dan agama adalah jalannya"


"karena aku merasa ini hanya sebagai lembaga saja suatu yang mengkotakkan dan memisahkan"
"kamu tau pasti yang kita bicarakan lebih dari sekedar kertas black. aku tak bertanya sesuatu yang ditulis di KTP tapi keyakinanmu"


black diam, aku juga, pertanyaan terakhirku menguap bersama pikiran kami.

Rabu, 13 Oktober 2010

telepon pagi ini

Suara serakku mengucapkan salam setelah menekan tombol yes.  Sedikit berbincang mengenai keberadaan ku di Malang dan kapan tepatnya aku pulang dari perjalanan ini sebelum akhirnya berakhir pada kalimat yang tak kusuka

"dia udah pergi" ucap suara di seberang sana

aku menarik nafas, memang tak lagi merasakan sakit tapi tak merasakan apa-apa lagi adalah hal aneh buatku, mungkin ini yang disebut dengan mati rasa.

"kita bicarakan nanti yah waktu aku pulang" jawabku untuk mengakhiri percakapan ini, jawaban iya dan nada telepon yang tak lagi tersambung menyisakan aku sendiri dikamar asing ini.

aku tak akan menahanmu, tapi untuk kau tau aku tak pernah berharap kau pergi.

Senin, 04 Oktober 2010

catatan untuk diri sendiri tentang perayaan keberagaman

Senyumku melebar saat membaca dua kata ini “merayakan keberagaman”, tergelitik untuk mengomentari “bukankah kita sudah sangat sering merayakan keberagaman, dengan aksi demo di jalanan, dengan aksi pukul di ruang sidang, dengan aksi bom bunuh diri, dengan aksi lempar batu atau saling menusukan senjata tajam, dengan aksi pengrusakan rumah ibadah dan aksi lainnya jadi kali ini perayaan yang seperti apa?”


Bayanganku tentang perayaan keberagaman ini adalah “aku punya blog kata, kamu punya blog nada, dia punya blog gambar, sedangkan dia yang lainnya punya blog informasi mulai dari kesehatan, makanan, tempat wisata yang menakjubkan dan sebagainya, berkumpul di satu tempat saling bertatap muka yang lebih dikenal dengan istilah kopdar dan ayo… kita rayakan keberagaman ini” hanya itu sajakah? Lalu apa? Ini bukan pandangan skeptisku tentang perayaan keberagaman tapi hanya sebuah catatan bagi diriku sendiri agar perayaan ini tidak hanya menjadi perhelatan sehari di hatiku.

Banyak yang ku tanyakan pada diriku sendiri mengenai keberagaman, apa makna darinya? dan hal-hal yang terkait dengannya seperti toleransi, cinta antar sesama mahkluk Tuhan (atau sesama manusia bagi yang atheis) serta sejauh apa aku mampu untuk merayakannya dengan kepositifan.

Pertanyaan awalku bukanlah mengapa ku harus merayakan keberagaman tapi mengapa ada keberagaman? Tuhan membuatku berpikir tentang apa yang kulihat, coba bayangkan fie jika tidak ada perbedaan pemikiran maka tak akan ada teknologi secanggih sekarang, kamu akan terus hidup nomaden dengan peralatan yang terbuat dari batu, kamu tak akan pergi jauh melintasi samudera karena manusia dulu menganggap bahwa bumi ini datar dan banyak hal lainnya. Perbedaan pemikiran saja telah memberikan begitu banyak hal positif apa lagi seribu perbedaan lainnya maka tak sepatutnya aku menjadikannya dalih sebagai pemisah antara aku dan mereka.

Perbedaan adalah sesuatu yang kubutuhkan bukan untuk mengetahui siapa yang lebih superior dari siapa atau apa yang lebih baik dari apa yang lainnya tapi karena kebutuhan. Aku butuh perbedaan itu untuk membuatku lengkap, contohnya: aku seorang plegmatis yang butuh seorang sanguinis untuk membuat denyut hidupku lebih cepat, aku butuh seorang koleris untuk belajar memimpin diri sendiri, aku butuh seorang melankolis untuk lebih bersimpati terhadap lingkungan, tanpa mereka aku hanyalah orang yang menghabiskan waktuku dalam diam, menghindari perubahan dan mati dalam kekeraskepalaan. Aku butuh mereka yang berbeda untuk melengkapiku. Tak ada hal yang tercipta dalam kesia-siaan.

Aku tahu bahwa aku butuh untuk berbeda tapi sejauh mana perbedaan itu aku butuhkan? Aku tidak akan munafik, ada titik dimana aku tidak akan menoleransi lagi perbedaan itu, ada titik dimana aku memilih untuk membenci daripada mencinta, ada titik dimana aku memutuskan untuk peduli atau tidak peduli pada perbedaan tapi titik-titik ini bukanlah tiket halal bagiku untuk menghina orang lain yang berbeda, mengintimidasi, melakukan tindak kekerasan, menghakimi, berbuat tidak adil, bahkan atas nama Tuhan-pun tidak akan pernah ada tiket halal bagiku untuk menyakiti secara fisik maupun psikis orang yang berbeda denganku sama halnya dengan tidak ada tiket halal bagiku untuk membalas penghinaan dengan penghinaan, kekerasan dengan kekerasan jika kubalas makian dengan makian lalu apa bedanya aku dengan orang-orang yang ku anggap pemasung perbedaan? Jika aku memiliki pilihan lebih baik maka aku akan memilih pilihan itu jika aku tak punya pilihan lebih baik maka aku akan membuatnya, membuat pilihan lebih baik dari pilihan yang ada.

Jadi beginilah aku merayakan keragaman dengan ‘memperlebar sudut pandang tapi tak kehilangan keyakinan’

Jumat, 01 Oktober 2010

Minipop Someone to Love

Kamis, 30 September 2010

Minipop: "A New Hope"

ini bukan tentang pengetahuan tapi tentang perasaan

Ada sebuah kalimat yang kuingat dari sebuah film yang tak ku ingat judulnya,

"ini bukan tentang pengetahuan tapi tentang perasaan"

kalimat ini diucapkan oleh seorang perempuan kepada seorang lelaki ketika perempuan itu mengatakan cinta dan ditanggapi dengan peryataan dingin dari lelaki itu

"kamu tidak tahu apa-apa tentang diriku"

Kalimat perempuan itu menyadarkanku, sejauh apa kita harus tau tentang seseorang baru bisa katakan cinta padanya? apakah kita harus benar-benar tau? Aku selalu mengatakan pada diriku bahwa aku akan bersama seseorang yang benar-benar mengerti aku (yang artinya benar-benar tau tentangku karena rasa mengerti hadir saat kau tau)  jika ada seseorang mendekatiku tapi dia tak mampu mengerti maka aku tak akan pernah menganggap cintanya sesuatu yang serius, tapi kalimat itu kini telah membuat lubang di hatiku. Haruskah kita benar-benar tau? kupikir kita tak akan pernah tau secara pasti, yang bisa kita tau secara pasti adalah apa yang kita rasakan bukan pengetahuan tentang seseorang tapi rasa kita yang ada di hati terhadap seseorang.

Selasa, 28 September 2010

rumah kedua

"Selamat pagi pada pengunjung toko buku gramedia surabaya expo, selamat datang di toko kami.. " sangat hafal dengan announcement ini, satu tahun lebih setiap hari kecuali hari libur ku ucapkan, rindu untuk melakukannya lagi.

Ini adalah rumah kedua bagiku, Gramedia Surabaya Expo, bukan hanya karena aku suka membaca sehingga ku merasa punya perpustakaan sendiri tapi karena wajah-wajah ini. aku menemukan teka-teki tentang diriku sendiri saat bersama mereka.

Black (dian), Cece Yenny, Panda, Moli, Bang Qei, Vivi, Got, Jangkung, Fala, Yudas, Entong, Tyo, Wisnu, Eko, Nyit-nyit, Ling-ling, Ny.Liem, Mas Rudi, Rini, Sulis, Nilam, Yudi, Fitri dan nama-nama yang berbekas di ingatan namun tak kusebutkan. rindu kalian, rindu kebersaman kita.



akhir minggu kemarin

Akhir minggu yang menyenangkan langit, sabtu malam dengan sandal merah pinjaman dari dedek, aku bersama doggy kesayangan menyusuri jalanan Surabaya. Perjalanan satu jam ke Sedayu tak terasa mungkin karena memang ini yang kutunggu-tunggu bertemu Sahabat-sahabat Gramedia setelah hampir setengah tahun berpisah karena kami tak lagi bekerja di sana, meski tak semuanya tapi aku senang, setidaknya aku bertemu sebagian dari mereka. Jeritan Mryna membuatku tutup telinga, dia menghampiri dan memelukku setalah itu  memukul lenganku “jarene nang Jakarta tiba’e nang suroboyo” aku tertawa cekikian mendengar ucapannya “gak, aku di Jakarta cuma 2 bulan buat pendidikan, trus penempatan disini jadi sekarang disini sayang” jawabku. hai sana hai sini peluk sana peluk sini dan denger sapaan khas Surabaya "nang di ae cuk?" membuat senyumku semakin lebar.
Tanpa komando dan tanpa permisi dari tuan rumah kami langsung menyerbu makanan yang tersedia dan mulai membuka percakapan dengan membongkar memori lalu.
“satu hal yang kuingat dari kamu fie” ucap Sekek “kata-katamu itu yang langsung nusuk di hati”
“ah masa sih?” ucapku membela diri
“iya” jawab fala dan moli sengit
“aku masih ingat banget tuh waktu training gak kenal gak apa tiba-tiba kamu ngomong gini ‘mbk, kalau seperti ini bikin bingung, kamu tau mana buku yang sudah selesai di display dengan yang belum kalau bertumpuk seperti ini. Pasti bingung. Kalau sudah selesai didisplay dan masih banyak sisa bukunya masukin ajah ke kardus kemudian bikin catatan biar tau buku apa saja di dalam kardus itu’ kamu tau dalam hatiku denger kamu ngomong gitu ‘jasik, sopo kon ngongkon-ngongkon’”
“haha.. ya ya aku ingat itu waktu persiapan soft opening tokokan”
“iyah, kamu tuh jarang ngomong tapi sekalinya ngomong langsung nancep di hati” ucap fala
“gak ah biasa ajah” bela diri lagi
“biasa ajah gimana, kamu tau anak-anak baru yang kamu training bilang gini ‘mbk sofie nyuruh keliling-keliling toko ajah dari kemarin, gak disuruh kerja, jadi capek dan bosan’ tapi mereka gak berani bilang sama kamu, mereka sampai takut ngomong sama kamu” moli menambahi
“hahaha… masa sih… yah wajar lah anak baru gak mungkin langsung kerja, pasti pengenalan toko dulu lah, kita ajah yang berbulan-bulan kadang masih bingung nyari buku apa lagi yang baru, gimana bisa melayani customer kalo gak ngerti toko sendiri” lagi lagi bela diri dari aku
“jadi sekarang, aku bilang sama anak baru ‘kalian masih mending aku yang ngajari, kalau kalian ketemu sofie em.. bisa sakit hati kalian’” ucap sekek dengan sumringah dikuti tawa anak-anak
“what? Pencemaran nama baik ituh”
“satu lagi, kamu tuh biang keributan yang gak kelihatan dan yang kena selalu aku” ucap sekek
Untuk yang satu ini aku gak bisa mengelak Sekek (nama aslinya Anita) ini adalah teman baikku dalam hal memberontak kebijakan toko, bedanya adalah cara kami memberontak, kalau Sekek dengan perkataan kalau aku dengan perbuatan. Pernah satu kali kami protes mengenai jadwal ketika Sekek beradu mulut dengan Supervisor kami tentang jadwal yang gak adil, aku asik mencoret-coret jadwal yang terpasang di papan lalu pulang begitu saja, besoknya jadi heboh seisi kantor dan ada ancaman SP di papan pengumuman “JADWAL ADALAH HAK SUPERVISOR UNTUK MENGATURNYA. SEMUA HARUS DATANG SESUAI JADWAL JIKA ADA PELANGGARAN AKAN DIBERIKAN SURAT PERINGATAN”

“la kamu suka banget bertengkar sama orang, mending kayak aku, gak suka yah mangkir, hehehe… lagian gak adil banget bikin jadwalnya, ya udah ku coret-coret ajah tuh papan”
Cerita tak berhenti sampai disitu saja karena ingin meneruskannya dan tak ingin pulang akhirnya kami memutuskan untuk buka kamar di IP sampai jam 11 esok hari baru kami pulang kerumah masing-masing. entah kapan lagi bisa berkumpul ku harap secepatnya.

Jumat, 24 September 2010

Tepat buatku

Benar itu relatif begitu juga dengan salah
Cantik itu relatif begitu juga dengan jelek
Cinta itu relatif begitu juga dengan benci

tapi....
Kamu bukan relatif
Kamu itu 'tepat'
dan 'tepat' buatku bernilai mutlak

Kau harus tau 'tepat' itu berarti tak ada yang mampu menggantimu dihidupku.


ingin mendengar kata-kata ini suatu saat nanti

Life must go on

Banyak orang yang mengatakan 'Hidup harus terus berjalan" tapi akan selalu ada bagian dari kita yang  tertinggal di masa lalu. Dia terkadang menyapa dalam bentuk rindu dan... terkadang kesedihan. tapi apapun itu harusnya kamu mengerti bahwa itu hanya cerita di masa lalu.

Kamis, 23 September 2010

menjadi tau

Melihat buku-buku yang bertumpuk, catatan - catatan yang beralih tangan, manusia - manusia yang berdiskusi di lorong - lorong kampus, papan - papan pengumuman yang berisi nilai - mata kuliah - aktivitas - aktivitas kampus dan yang lainnya menyisipkan rasa takjub dihatiku.

Buatku manusia terbaik adalah manusia yang tak pernah berhenti belajar, kepintaran bukan tujuan utama tapi menjadi tau adalah impiannya.

05.00 am to 09.00 pm and Mama

05.00 am to 09.00 pm, kurang lebih itu jadwal baruku, 15 jam'an diluar rumah. Lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah mengingatkanku pada pesan Mama dulu saat aku sudah mengenal kata "Ma, aku pulang telat yah" atau "Ma, aku gak pulang".

Pesan yang sederhana dan satu-satunya tidak ada lagi setelah itu.
"Mama gak bisa untuk selalu cek apa yang kamu lakukan di luar, baik atau buruknya apa yang kamu lakukan di luar sana kamu yang paling tau. Kamu berbohong sama Mama atau enggak juga gak bisa Mama pastikan. Tapi satu yang harus kamu ingat baik dan buruk akan kembali ke kamu. kalau baik berarti itu bagus buat kamu, tapi kalau itu buruk maka kamu yang akan rugi sendiri. kalau hal itu memalukan, Mama sama Papa hanya malu sebentar karena sisa waktu kami juga sudah tidak banyak lagi sedangkan kamu, kamu akan menanggungnya seumur hidup dan mungkin ini juga berdampak sama keluarga barumu nantinya. Jadi pertimbangkan baik-baik dulu apa yang akan kamu lakukan untuk hidupmu"

Sederhana tapi itu yang membuatku selalu berpikir dua kali sebelum melakukan sesuatu dan dari kata-katanya aku tahu aku adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap diriku sendiri bukan orang lain jika terjadi sesuatu hal yang tidak baik dan Mama percaya padaku bahwa aku mampu mengambil keputusan untuk diriku sendiri.


Love U Mom ^-^
Tak pernah ingin mengecewakanmu

Sabtu, 18 September 2010

letih dan biru

Sebenarnya letih yang membuat hatimu biru atau hati birumu yang membuat mu letih? Ini yang sedang ku tanyakan pada diriku. aku tak lagi fokus, tak mampu mengartikan rasaku dengan benar, tak mampu menguraikan pikiranku dengan tepat karena hatiku yang sedang biru atau mungkin karena ragaku yang letih.

Jumat, 17 September 2010

aku suka...

aku suka berbicara hak daripada kewajiban
aku suka lari dari tanggung jawab
aku suka bersembunyi dari dari masalah
aku suka dibantu daripada membantu
aku suka memuji untuk satu tujuan pribadi
aku suka bercerita satu kebohongan
aku suka tersenyum menghina
aku suka mentertawakan kemalangan orang lain
aku suka memberi hal yang tak kusuka
dan
aku suka saat menemukan kenyataan bahwa banyak orang yang sepertiku

Sekolah

Mengisi paru-paruku lagi dengan udara kampus, menyenangkan rasanya setelah 4 tahun tertunda. Membaca kitab suci anak-anak pemasaran, Kotler, mengingatkanku pada masa-masa kuliah D3 dulu dimana banyak cerita terukir yang meninggalkan rasa rindu saat ini.

Sekolah buatku bukan hal yang mudah, tidak mudah dari segi otak kecilku tapi juga uangku yang pas-pasan.
aku adalah satu dari sekian ribu orang yang sadar bahwa beasiswa prestasi itu bukan untuk manusia yang punya otak sepertiku.
aku adalah satu dari sekian ribu orang yang sadar bahwa sekolah itu mahal harganya.
tapi aku juga adalah satu dari sekian ribu orang yang sadar bahwa menjaga semangat dan bersabar dengan waktu adalah hal terbaik yang bisa kulakukan untuk mewujudkan keinginan bersekolah menjadi nyata dalam hidupku.

Terimakasih Allah, untuk semuanya
16.09.2010/Maghrib

Kamis, 16 September 2010

Cantik, Hati-Hati

Kamu tak perlu cantik untuk merasa cantik terlebih saat mencuat fakta bahwa kecantikan itu tidak ada standarisasinya. Jangan bingung saat ada yang bilang cantik itu dari dalam atau cantik adalah fisik yang enak dilihat. gak perlu besar kepala saat ada seribu orang yang bilang kamu cantik dan gak perlu berkecil hati ketika ada satu orang yang bilang kamu tidak cantik yang harus kamu perhatikan dan camkam dengan benar adalah kamu harus berhati-hati agar tidak tertipu dirimu sendiri saat kamu mengucapkan kata "aku cantik" saat becermin. ^-^

Jadi jangan tertipu diri sendiri yah. :P

cerita hari raya

Weeeh.. langit aku lupa menceritakan padamu tentang hari rayaku emm… gak ada yang special sih cuma bagi-bagi duit sama anak-anak kecil di kampungku, makan ketupat yang ada sambal teri kacangnya (yummy yummy yummy), kue-kue lebaran yang bisa jadi camilan sepanjang hari tanpa harus takut batal puasa, saudara yang jam 3 subuh datang dari Jakarta, keliling kampung untuk mencicipi kue-lue unik sekaligus meminta maaf atas semua salah dan sebagainya.

Yang special mungkin satu, lebaran tahun ini pertama kali ku rayakan tanpa Kakak dan Adik karena mereka lagi mengunjungi keluarga besar kakak iparku di Pacitan. Awalnya sih seneng Langit karena itu artinya aku bisa menguasai semua makanan yang dibuat special oleh si chef keriting tanpa harus berebut tapi ternyata aku menemukan fakta bahwa jadi anak tunggal itu tidak menyenangkan. Gak ada yang bisa diajak berantem, gak berebut apapun dan gak ada ritual tolak-tolakan kerjaan yang dikasih Si keriting. Tapi mau gimana lagi gak mungkin banget ikut ke Pacitan, kasihan Si Kriting dan Si Gaek (red : Mama dan Papa) dunk berdua ajah di rumah, jadi deh tinggal di Surabaya yang sepi karena penghuninya juga banyak yang pulkam.
Setelah keliling ke tetangga yang gak mudik, si Kriting nyuruh aku jadi ATM buat anak-anak kecil yang silih berganti datang ke rumah, “minta sama tante yah?” si keriting berbicara santai sambil menunjukku, what!!! TTTAAANNNTEEE!!! yang bener ajah, aku se angkatan sama anak-anak kecil itu cuma beda beberapa belas tahun ajah kok harusnya gak usah dipanggil TXXXX,catat yah Ting hal ini akan masuk ke evaluasi lebaran agar tahun depan tidak terjadi lagi.
Berhubung aku di rumah sendirian, akhirnya Si Kriting mengabulkan proposal THR ku, awalnya 2 juta tapi di hilangkan 2 nolnya jadi deh cuma 20 ribu tapi gak apa-apa yang penting dapat walaupun kalau dipikir-pikir ini sebagai ganti rugi karena ketupatnya habis di makan si Kriting dan Si Gaek, mereka makan lebih dari 5 piring hanya dalam satu hari dan aku cuma 2 piring, ckckc… kalah deh, gak sesuai dengan spiritnya Idul Fitri, Kemenangan ^-^
Bagaimanapun langit, hari itu adalah anugrah apapun cerita di dalamnya. :D lovely day.

Selasa, 14 September 2010

pilih suasana hatimu

"kesedihan itu indah, siapa yang percaya?" itu status fb-ku kemarin, seorang sahabat baik dari medan, Yopi, mengomentarinya "Esok hari pasti menerbitkan angin segar, mengusir semua kesedihan, dan menggantinya dgn keceriaan.." lalu kukatakan padanya "malam membuatnya tak kekal yopi" lalu dia menjawab sesuatu yang membuatku berpikir kembali


aku telah melupakan sesuatu, mungkin kita berpikir bisakah kita mengatur perasaan kita? jika sedih yah sedih jika bahagia ya bahagia. kita tidak bisa mengatur perasaan yang timbul di hati kita, tapi kita bisa memilih mendominankan suasana hati yang buruk atau meminimalkannya, dan tak seharusnya aku mendominankannya karena banyak hal yang harus kusyukuri dalam hidup.


"ketika malam tak pernah mengekalkan siang, ketika cerita silih berganti maka pastikan warna langitmu"

bolehkah aku pergi dariMu


Ya Allah, akulah hambamu yang selalu bersembunyi dibalik kata khilaf atau lupa, hamba yang mengagungkan kalimat “hamba adalah manusia biasa yang tak luput dari salah dan dosa” untuk menghalalkan segala salah dan dosa hamba. Hamba adalah hambamu yang sangat percaya bahwa Engkau Maha Memaafkan dan Mengampuni Segala Dosa dan memanfaatkan kemahaan itu untuk mengulangi kesalahan dan dosa-dosa hamba. Hamba adalah hamba yang tak memberikan Hak Mu sepenuhnya ketika saatnya sujud, ketika saatnya bersyukur, ketika melafalkan namaMu, ketika menjalani hidup.
Hamba malu jika harus memohon ampunanmu lagi, hamba telah mempermaikanMu, hamba telah menyakitiMu, hamba terus memintaMu untuk mengerti hamba tapi tak pernah sekalipun hamba mencoba untuk mengertiMu.
Apa yang harus hamba lakukan, hamba tak ingin terus menyakitiMu. Bolehkah hamba pergi dariMU, biar hamba tak terus mengulanginya lagi? Agar hamba berhenti membuatMu kecewa?

skeptisku akan kata maaf

aku berpikir kenapa aku harus berpikir. Otakku bekerja berlebihan, hatiku menambahkannya, perhitungan 1 + 1 tidak lagi menjadi 2, mempertanyakan hal-hal remeh membuatku terlihat semakin konyol saja.

Seperti kemarin, melihat banyak orang yang sibuk bertanya “ada kata-kata bagus gak untuk mengucapkan maaf dan selamat idul fitri?” membuatku berpikir kenapa kita harus merangkai kata untuk meminta maaf? Bukankah meminta maaf adalah hal yang paling susah sesusah mengucapkan terimakasih, di titik ini aku bertanya “apakah kita benar-benar meminta maaf?” atau “mungkin kita meminta maaf pada orang-orang yang memang tak berseteru dengan kita? jadi hal itu menjadi mudah”.
Skeptis? Manusia yang mengabaikan niat baik? Yah… itulah aku.
Banyak sekali Pesan-pesan singkat atau email-email yang sama yang hanya diganti nama pengirimnya saja, sebegitu pentingkah kata indah? Kupikir hanya sebaris kalimat “aku minta maaf, fie” lebih indah dari apapun karena ada kata “Aku” dan "Fie" sebuah nama yang disebutkan.

Apakah pikiran ini berlebihan? Jika jabatan tangan, pelukan, atau ucapan yang menggambarkan dengan jelas tentang kalimat “maafkan aku atas segala salahku” tidak bisa dilakukan karena jarak atau nominal pulsa yang tak mencukupi dan hanya ada pesan singkat setidaknya sebutkan namaku dalam pesan singkat itu.

Aku tak pernah ingin kata maaf yang terangkai indah hanya sebagai penghias di hari yang fitrah ini.

Rabu, 08 September 2010

Maaf



Lihat Kartu Ucapan Lainnya
(KapanLagi.com)

Senin, 06 September 2010

setelah hujan

menghilang suram
aroma tanah  yang menyerbak menemani langkahku
cermin sudah menjadi keping sekarang
bayangan menjadi teman yang tak hanya sekedarnya
mengukuhkah bahwa perjalan ini semakin dingin untuk jiwa ini

Minggu, 05 September 2010

monas, kemayoran, kota tua

setalah seharian berkutat dengan angka -angka ajaib akhirnya aku bisa jalan-jalan melihat kota jakarta yang sedikit lenggang . setelah makan di dekat Sarinah anak-anak memutuskan untuk ke melihat Monas  saat malam. nyaman itu yang kurasakan mungkin karena luasnya membuat ku lega bernafas.  tapi entah kenapa aku malah berpikir  lahan seluas ini harusnya bisa lebih produktif,  si endhar mengelangkan kepala saat kuucapkan pikiran itu "dasar orang ekonomi, gak bisa melihat lahan nganggur dikit udah gatel pengen bangun gedung" aku tertawa, aku tidak sedang membayangkan membangun gedung tapi aku merasa tempat ini harusnya bisa lebih produktif bukan hanya sekedar melihat monas.

setelah beberapa lama disana perjalanan berlanjut mencari kerak telor, seorang teman dari makasar penasaran ingin mencobanya,  aku juga  penasaran, akhirnya kami menemukannya di daerah  kemayoran, cukup jauh tapi  tidak ada pilihan tempat lain, si sasa yang jadi tour guide hanya tahu  tempat itu untuk mencari kerak telor, kami menemukannya di depan PRJ persis, sibapak inilah yang menuntaskan rasa penasaran kami. akan kerak telor, rasanya menarik buatku membayangkan bahwa dahulu makanan inilah yang menjadi favorit nenek kakek kita pada jamannya, sayangnya warisan kuliner ini tidak lagi dilirik generasi fastfood  saat ini dan akulah salah satunya. tapi kita akan bahas soal sejarah di entri lainnya.

karena malam masih terlalu panjang kami menyusuri kembali  ibukota yang terlihat berbeda, jauh dari kata macet, dan mobil kami berhenti di Kota Tua. aku suka sesuatu yang berbau kuno. terutama rumah, karena selalu terlihat 'adem' untuk di jadikan tempat tinggal. kupikir disana sepi, tapi ternyata rame, penuh sesak, banyak yang menjual aksesoris yang beraksen tempo dulu, ada sepeda antik, topi orang belanda, dan catur emm... meski aku gemar bermain catur tapi dengan duit enggak deh... menyusuri kota tua Nunk dan Ndaru berhenti di tempat meramal, mereka penasaran dengan yang satu ini. aku selalu tertarik dengan ramalam, mengagumkan melihat orang dengan yakin mengatakan sesuatu tentang masa depan. tapi aku tak terlalu memperhatikan karena ada sesuatu yang membuatku tertegun ketika menyadari kata yang tertulis di gedung ini.Bar jika satu artinya akan menyenangkan tapi

tapi jika di gandakan artinya akan berkebalikan. sepertinya  semua memang seperti itu jika digandakan akan selalu tidak baik jadinya. Nunk membuyarkan lamunanku dan mengajak untuk balik ke hotel. Akhirnya kami memutuskan untuk balik ke hotel, sudah jam satu lebih besok masih ada angka-angka ajaib yang harus di temukan dan membiarkan kaki ini beristirahat.

Senang melihat jakarta dari sisi lain, gak sabar dengan trip berikutnya. ^-^




Sabtu, 04 September 2010

this smile


Senyum manusia-manusia inilah yang membuat apa yang kulakukan semakin ringan. Undangan Rekonsiliasi audit datang dikamis sore, ketika ku sudah bersiap untuk pulang, isinnya tentu saja tentang penyelesaian data penjualan yang berbeda dengan data rekan-rekan audit, bukan auditnya yang membuat keningku berkerut tetapi tanggal pelaksanaannya, 3 hingga 6 September 2010 di Jakarta, ditanggal-tanggal yang seharusnya sibuk dengan persiapan hari raya atau ritual mudik dan dikota yang baru saja minggu lalu ku ucapkan selamat tinggal.


Di wajah-wajah itu memang ku temui rasa lelah tapi itu tak berarti apa-apa karena mereka tetap bersemangat menyelesaikan tanggung jawabnya, tak kudengar keluh hanya canda sepanjang hari walau tak menemukan titik terang dari semua selisih.


kata-kata ini muncul ditengah-tengan keseriusan kami memecah teka-teki angka
"bagaimana kalau kita naik roller coaster dulu 3 kali, mungkin ajah kan tiba-tiba muncul angkanya?"
"gimana kalo rapatnya di pindah di Bunaken, sambil menyelam minum air"
"jadi pengen belanja angka..."
"ternyata malam pertama sakit yah" mendengar kata-kata terakhir membuat angkaku berantakan, inikah efek angka-angka ini? jika iya aku harus cepat menyelesaikannya biar efeknya tak bertambah parah, setidaknya gak perlu ke dokter cukup dukun.


^-^ just smile make everything gonna be okey, banzai..

Kamis, 02 September 2010

Bagaimana bisa kau tak marah?

Bagaimana bisa kau tak marah? tanyanya
Aku marah sangat marah, tapi menunjukannya dengan caci maki bukanlah yang terbaik. Aku membenci perbuatannya tapi aku tak bisa membenci dia, karena dia adalah salah satu orang yang kusayang. Bagaimanapun pada akhirnya dihadapan Allah kami akan mempertanggung jawabkan ikatan kami.
Aku bisa bayangkan Allah bertanya padaku “Mengapa kamu tidak berbuat baik pada dia?”
Lalu ku jawab “karena dia telah berbuat tidak baik padaku, ini balasannya”
Kemudian Allah bertanya lagi padaku “ingatkah kamu, ketika kamu lemah dulu, ketika tanganmu belum mampu kau pergunakan secara sempurna, dan kau hanya bisa menangis, dialah yang berbuat baik padamu? Jika kau tak mengingatnya, apakah kau tak ingat padaKu? Bukankah dalam kitab dan seribu kisah manusia telah tertulis bahwa Keburukan sepatutnya dibalas dengan Kebaikan karena itu adalah perbuatan yang paling Ku cintai, karena dengan itulah kau akan menyelesaikan masalah bukan mewariskannya pada masa depan. Tidakkah kau percaya dengan kuasaKu? Aku akan selalu berbuat adil padamu, segala hak yang diambil darimu akan Kukembalikan padamu, tak akan ada yang terlewat walupun itu hanya serupa duri.”
Lalu apa yang harus kukatakan kepada Allah untuk mempertanggungjawabkan semuanya. Aku tak akan punya kata lagi selain malu karena meragukanNya. Inilah mengapa aku tak menunjukan marahku dengan caci maki tapi dengan mengasihinya.

Membenci

Pernah kau membenci seseorang dengan sangat, hingga ada ucapan sampai matipun tak akan pernah kumaafkan? Siapa tak pernah sakit hati, tapi pilhan membenci seperti itu bukanlah hal yang paling tepat menurutku. Sebagian teman mengatakan “mudah fie untuk dikatakan tapi jika kau sudah merasakannya, kamu pasti berpikir lain”.
Aku tak mengatakan ini akan mudah karena ini tentang hati yang tersakiti, aku hanya ingin katakan akan selalu ada sisi baik dalam kejahatan dan akan selalu ada sisi jahat dalam kebaikan. Jika kau menemukan orang melakukan hal jahat terhadapmu berpikirlah tentang kebaikan orang itu jika kau tak menemukannya berpikirlah bahwa hal ini baik buatmu untuk lebih kuat dalam menjalani hidup, agar lebih berhati-hati dan tak melakukan hal yang sama pada orang lain.
Aku terus belajar untuk tidak membenci orangnya tapi membenci perbuatannya. Ini akan menjadi peringatan keras buatku untuk tak melakukan hal yang sama terhadap orang lain, jika aku memilih membenci orangnya akan selalu ada kemungkinan aku lupa dan berbuat sama pada orang lain. Aku tak inginkan itu.