Jumat, 15 Oktober 2010

aku, tanpa kopi, tetap dengan sekotak cerita


Aku, banana  split, summer fresh dan Black (Kamu), tak ada kopi disini  meski kita lagi ada di warung kopi tapi tetap ada sekotak cerita buram kita.

Kau tersenyum ketika aku menarik nafas melihat pesananku yang tidak sesuai. aku hanya suka banana split dengan ice cream cokelat saja bukan vanila atau strawberry tapi yang datang masih dengan satu scoop ice cream vanila meski yang dua scoop lainnya cokelat

"gak biasanya gak protes?"

"capek protes terus, sepertinya yang salah adalah otakku, kenapa sih aku gak berpikir seperti kebanyakan orang berpikir, akan lebih baik rasanya, dari pada merasa abnormal seperti ini" keluhku

orang lain mungkin merasa aneh dengan jawabanku yang tidak menjawab tapi tidak dengan Black, dia sudah sangat hafal dengan keburaman kataku yang berasal dari keburaman pikiranku.

"berpikir seperti pikiran banyak orang membuatku ingin jadi atheis?" ucapnya

aku tau mengapa dia berkata seperti itu, cintanya kandas karena agama, dan seperti dia, aku sangat hafal dengan keburaman katanya yang juga berasal dari keburaman pikirannya  "maksudmu mungkin tak beragama karena orang sepertimu tak mungkin tak berTuhan" Dia orang yang sangat mengamini Injil tak pernah jauh dari buku dan lagu rohani bagiku tak mungkin dia tak berTuhan,


aku melanjutkan kata-kataku "kamu tau? kemarin aku minta ijin untuk pergi dariNya, aku malu terus menyakitiNya, banyak dosa yang telah kuperbuat, aku tak mau jadi seperti mereka yang datang meminta ampunan lalu besok berbuat dosa lagi, memanfaatkan kemahaan, berlaku seperti orang yang tak mencinta, tapi setiap kali aku berpikir seperti itu hatiku bertanya 'mampukah kamu tak berTuhan?' dan aku menemukan kenyataan bahwa aku tak mampu kalau aku tak berTuhan. hal yang paling nyata dihidupku adalah Allah. kamu bisa hilang, orang-orang yang kita cinta, bumi, bintang bisa hilang, raga bisa mati tapi Allah akan tetap ada. Dialah hal yang paling nyata diantara yang nyata"

"aku berpikir di titik dimana semua ini berawal, sebelum big bang terjadi, titik dimana otakku tak lagi bisa berpikir yang kutemukan adalah kehampaan, ketika kau bilang nyata kenapa ku rasa Tuhan identik sekali dengan kehampaan"


kami tertawa, inilah keburaman kami, terlalu banyak pertanyaan di otak kami, mereka jawaban adalah hal yang tidak bisa kami lakukan karena hidup bagi kami bisa di logikakan. 


"kita perlu orang ketiga untuk menetralisir pikiran kita, jika hanya berdua kita hanya akan semakin sesat"
kami kembali tertawa


"mengapa tak beragama black? buatku berTuhan tapi tak beragama adalah sesuatu yang aneh. Agama adalah penggambaran keberadaanNya, Dia sangat ingin dikenal mahklukNya bahwa Dia ada dan sangat dekat dan agama adalah jalannya"


"karena aku merasa ini hanya sebagai lembaga saja suatu yang mengkotakkan dan memisahkan"
"kamu tau pasti yang kita bicarakan lebih dari sekedar kertas black. aku tak bertanya sesuatu yang ditulis di KTP tapi keyakinanmu"


black diam, aku juga, pertanyaan terakhirku menguap bersama pikiran kami.

Rabu, 13 Oktober 2010

telepon pagi ini

Suara serakku mengucapkan salam setelah menekan tombol yes.  Sedikit berbincang mengenai keberadaan ku di Malang dan kapan tepatnya aku pulang dari perjalanan ini sebelum akhirnya berakhir pada kalimat yang tak kusuka

"dia udah pergi" ucap suara di seberang sana

aku menarik nafas, memang tak lagi merasakan sakit tapi tak merasakan apa-apa lagi adalah hal aneh buatku, mungkin ini yang disebut dengan mati rasa.

"kita bicarakan nanti yah waktu aku pulang" jawabku untuk mengakhiri percakapan ini, jawaban iya dan nada telepon yang tak lagi tersambung menyisakan aku sendiri dikamar asing ini.

aku tak akan menahanmu, tapi untuk kau tau aku tak pernah berharap kau pergi.

Senin, 04 Oktober 2010

catatan untuk diri sendiri tentang perayaan keberagaman

Senyumku melebar saat membaca dua kata ini “merayakan keberagaman”, tergelitik untuk mengomentari “bukankah kita sudah sangat sering merayakan keberagaman, dengan aksi demo di jalanan, dengan aksi pukul di ruang sidang, dengan aksi bom bunuh diri, dengan aksi lempar batu atau saling menusukan senjata tajam, dengan aksi pengrusakan rumah ibadah dan aksi lainnya jadi kali ini perayaan yang seperti apa?”


Bayanganku tentang perayaan keberagaman ini adalah “aku punya blog kata, kamu punya blog nada, dia punya blog gambar, sedangkan dia yang lainnya punya blog informasi mulai dari kesehatan, makanan, tempat wisata yang menakjubkan dan sebagainya, berkumpul di satu tempat saling bertatap muka yang lebih dikenal dengan istilah kopdar dan ayo… kita rayakan keberagaman ini” hanya itu sajakah? Lalu apa? Ini bukan pandangan skeptisku tentang perayaan keberagaman tapi hanya sebuah catatan bagi diriku sendiri agar perayaan ini tidak hanya menjadi perhelatan sehari di hatiku.

Banyak yang ku tanyakan pada diriku sendiri mengenai keberagaman, apa makna darinya? dan hal-hal yang terkait dengannya seperti toleransi, cinta antar sesama mahkluk Tuhan (atau sesama manusia bagi yang atheis) serta sejauh apa aku mampu untuk merayakannya dengan kepositifan.

Pertanyaan awalku bukanlah mengapa ku harus merayakan keberagaman tapi mengapa ada keberagaman? Tuhan membuatku berpikir tentang apa yang kulihat, coba bayangkan fie jika tidak ada perbedaan pemikiran maka tak akan ada teknologi secanggih sekarang, kamu akan terus hidup nomaden dengan peralatan yang terbuat dari batu, kamu tak akan pergi jauh melintasi samudera karena manusia dulu menganggap bahwa bumi ini datar dan banyak hal lainnya. Perbedaan pemikiran saja telah memberikan begitu banyak hal positif apa lagi seribu perbedaan lainnya maka tak sepatutnya aku menjadikannya dalih sebagai pemisah antara aku dan mereka.

Perbedaan adalah sesuatu yang kubutuhkan bukan untuk mengetahui siapa yang lebih superior dari siapa atau apa yang lebih baik dari apa yang lainnya tapi karena kebutuhan. Aku butuh perbedaan itu untuk membuatku lengkap, contohnya: aku seorang plegmatis yang butuh seorang sanguinis untuk membuat denyut hidupku lebih cepat, aku butuh seorang koleris untuk belajar memimpin diri sendiri, aku butuh seorang melankolis untuk lebih bersimpati terhadap lingkungan, tanpa mereka aku hanyalah orang yang menghabiskan waktuku dalam diam, menghindari perubahan dan mati dalam kekeraskepalaan. Aku butuh mereka yang berbeda untuk melengkapiku. Tak ada hal yang tercipta dalam kesia-siaan.

Aku tahu bahwa aku butuh untuk berbeda tapi sejauh mana perbedaan itu aku butuhkan? Aku tidak akan munafik, ada titik dimana aku tidak akan menoleransi lagi perbedaan itu, ada titik dimana aku memilih untuk membenci daripada mencinta, ada titik dimana aku memutuskan untuk peduli atau tidak peduli pada perbedaan tapi titik-titik ini bukanlah tiket halal bagiku untuk menghina orang lain yang berbeda, mengintimidasi, melakukan tindak kekerasan, menghakimi, berbuat tidak adil, bahkan atas nama Tuhan-pun tidak akan pernah ada tiket halal bagiku untuk menyakiti secara fisik maupun psikis orang yang berbeda denganku sama halnya dengan tidak ada tiket halal bagiku untuk membalas penghinaan dengan penghinaan, kekerasan dengan kekerasan jika kubalas makian dengan makian lalu apa bedanya aku dengan orang-orang yang ku anggap pemasung perbedaan? Jika aku memiliki pilihan lebih baik maka aku akan memilih pilihan itu jika aku tak punya pilihan lebih baik maka aku akan membuatnya, membuat pilihan lebih baik dari pilihan yang ada.

Jadi beginilah aku merayakan keragaman dengan ‘memperlebar sudut pandang tapi tak kehilangan keyakinan’

Jumat, 01 Oktober 2010

Minipop Someone to Love

Kamis, 30 September 2010

Minipop: "A New Hope"

ini bukan tentang pengetahuan tapi tentang perasaan

Ada sebuah kalimat yang kuingat dari sebuah film yang tak ku ingat judulnya,

"ini bukan tentang pengetahuan tapi tentang perasaan"

kalimat ini diucapkan oleh seorang perempuan kepada seorang lelaki ketika perempuan itu mengatakan cinta dan ditanggapi dengan peryataan dingin dari lelaki itu

"kamu tidak tahu apa-apa tentang diriku"

Kalimat perempuan itu menyadarkanku, sejauh apa kita harus tau tentang seseorang baru bisa katakan cinta padanya? apakah kita harus benar-benar tau? Aku selalu mengatakan pada diriku bahwa aku akan bersama seseorang yang benar-benar mengerti aku (yang artinya benar-benar tau tentangku karena rasa mengerti hadir saat kau tau)  jika ada seseorang mendekatiku tapi dia tak mampu mengerti maka aku tak akan pernah menganggap cintanya sesuatu yang serius, tapi kalimat itu kini telah membuat lubang di hatiku. Haruskah kita benar-benar tau? kupikir kita tak akan pernah tau secara pasti, yang bisa kita tau secara pasti adalah apa yang kita rasakan bukan pengetahuan tentang seseorang tapi rasa kita yang ada di hati terhadap seseorang.

Selasa, 28 September 2010

rumah kedua

"Selamat pagi pada pengunjung toko buku gramedia surabaya expo, selamat datang di toko kami.. " sangat hafal dengan announcement ini, satu tahun lebih setiap hari kecuali hari libur ku ucapkan, rindu untuk melakukannya lagi.

Ini adalah rumah kedua bagiku, Gramedia Surabaya Expo, bukan hanya karena aku suka membaca sehingga ku merasa punya perpustakaan sendiri tapi karena wajah-wajah ini. aku menemukan teka-teki tentang diriku sendiri saat bersama mereka.

Black (dian), Cece Yenny, Panda, Moli, Bang Qei, Vivi, Got, Jangkung, Fala, Yudas, Entong, Tyo, Wisnu, Eko, Nyit-nyit, Ling-ling, Ny.Liem, Mas Rudi, Rini, Sulis, Nilam, Yudi, Fitri dan nama-nama yang berbekas di ingatan namun tak kusebutkan. rindu kalian, rindu kebersaman kita.



akhir minggu kemarin

Akhir minggu yang menyenangkan langit, sabtu malam dengan sandal merah pinjaman dari dedek, aku bersama doggy kesayangan menyusuri jalanan Surabaya. Perjalanan satu jam ke Sedayu tak terasa mungkin karena memang ini yang kutunggu-tunggu bertemu Sahabat-sahabat Gramedia setelah hampir setengah tahun berpisah karena kami tak lagi bekerja di sana, meski tak semuanya tapi aku senang, setidaknya aku bertemu sebagian dari mereka. Jeritan Mryna membuatku tutup telinga, dia menghampiri dan memelukku setalah itu  memukul lenganku “jarene nang Jakarta tiba’e nang suroboyo” aku tertawa cekikian mendengar ucapannya “gak, aku di Jakarta cuma 2 bulan buat pendidikan, trus penempatan disini jadi sekarang disini sayang” jawabku. hai sana hai sini peluk sana peluk sini dan denger sapaan khas Surabaya "nang di ae cuk?" membuat senyumku semakin lebar.
Tanpa komando dan tanpa permisi dari tuan rumah kami langsung menyerbu makanan yang tersedia dan mulai membuka percakapan dengan membongkar memori lalu.
“satu hal yang kuingat dari kamu fie” ucap Sekek “kata-katamu itu yang langsung nusuk di hati”
“ah masa sih?” ucapku membela diri
“iya” jawab fala dan moli sengit
“aku masih ingat banget tuh waktu training gak kenal gak apa tiba-tiba kamu ngomong gini ‘mbk, kalau seperti ini bikin bingung, kamu tau mana buku yang sudah selesai di display dengan yang belum kalau bertumpuk seperti ini. Pasti bingung. Kalau sudah selesai didisplay dan masih banyak sisa bukunya masukin ajah ke kardus kemudian bikin catatan biar tau buku apa saja di dalam kardus itu’ kamu tau dalam hatiku denger kamu ngomong gitu ‘jasik, sopo kon ngongkon-ngongkon’”
“haha.. ya ya aku ingat itu waktu persiapan soft opening tokokan”
“iyah, kamu tuh jarang ngomong tapi sekalinya ngomong langsung nancep di hati” ucap fala
“gak ah biasa ajah” bela diri lagi
“biasa ajah gimana, kamu tau anak-anak baru yang kamu training bilang gini ‘mbk sofie nyuruh keliling-keliling toko ajah dari kemarin, gak disuruh kerja, jadi capek dan bosan’ tapi mereka gak berani bilang sama kamu, mereka sampai takut ngomong sama kamu” moli menambahi
“hahaha… masa sih… yah wajar lah anak baru gak mungkin langsung kerja, pasti pengenalan toko dulu lah, kita ajah yang berbulan-bulan kadang masih bingung nyari buku apa lagi yang baru, gimana bisa melayani customer kalo gak ngerti toko sendiri” lagi lagi bela diri dari aku
“jadi sekarang, aku bilang sama anak baru ‘kalian masih mending aku yang ngajari, kalau kalian ketemu sofie em.. bisa sakit hati kalian’” ucap sekek dengan sumringah dikuti tawa anak-anak
“what? Pencemaran nama baik ituh”
“satu lagi, kamu tuh biang keributan yang gak kelihatan dan yang kena selalu aku” ucap sekek
Untuk yang satu ini aku gak bisa mengelak Sekek (nama aslinya Anita) ini adalah teman baikku dalam hal memberontak kebijakan toko, bedanya adalah cara kami memberontak, kalau Sekek dengan perkataan kalau aku dengan perbuatan. Pernah satu kali kami protes mengenai jadwal ketika Sekek beradu mulut dengan Supervisor kami tentang jadwal yang gak adil, aku asik mencoret-coret jadwal yang terpasang di papan lalu pulang begitu saja, besoknya jadi heboh seisi kantor dan ada ancaman SP di papan pengumuman “JADWAL ADALAH HAK SUPERVISOR UNTUK MENGATURNYA. SEMUA HARUS DATANG SESUAI JADWAL JIKA ADA PELANGGARAN AKAN DIBERIKAN SURAT PERINGATAN”

“la kamu suka banget bertengkar sama orang, mending kayak aku, gak suka yah mangkir, hehehe… lagian gak adil banget bikin jadwalnya, ya udah ku coret-coret ajah tuh papan”
Cerita tak berhenti sampai disitu saja karena ingin meneruskannya dan tak ingin pulang akhirnya kami memutuskan untuk buka kamar di IP sampai jam 11 esok hari baru kami pulang kerumah masing-masing. entah kapan lagi bisa berkumpul ku harap secepatnya.

Jumat, 24 September 2010

Tepat buatku

Benar itu relatif begitu juga dengan salah
Cantik itu relatif begitu juga dengan jelek
Cinta itu relatif begitu juga dengan benci

tapi....
Kamu bukan relatif
Kamu itu 'tepat'
dan 'tepat' buatku bernilai mutlak

Kau harus tau 'tepat' itu berarti tak ada yang mampu menggantimu dihidupku.


ingin mendengar kata-kata ini suatu saat nanti

Life must go on

Banyak orang yang mengatakan 'Hidup harus terus berjalan" tapi akan selalu ada bagian dari kita yang  tertinggal di masa lalu. Dia terkadang menyapa dalam bentuk rindu dan... terkadang kesedihan. tapi apapun itu harusnya kamu mengerti bahwa itu hanya cerita di masa lalu.

Kamis, 23 September 2010

menjadi tau

Melihat buku-buku yang bertumpuk, catatan - catatan yang beralih tangan, manusia - manusia yang berdiskusi di lorong - lorong kampus, papan - papan pengumuman yang berisi nilai - mata kuliah - aktivitas - aktivitas kampus dan yang lainnya menyisipkan rasa takjub dihatiku.

Buatku manusia terbaik adalah manusia yang tak pernah berhenti belajar, kepintaran bukan tujuan utama tapi menjadi tau adalah impiannya.

05.00 am to 09.00 pm and Mama

05.00 am to 09.00 pm, kurang lebih itu jadwal baruku, 15 jam'an diluar rumah. Lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah mengingatkanku pada pesan Mama dulu saat aku sudah mengenal kata "Ma, aku pulang telat yah" atau "Ma, aku gak pulang".

Pesan yang sederhana dan satu-satunya tidak ada lagi setelah itu.
"Mama gak bisa untuk selalu cek apa yang kamu lakukan di luar, baik atau buruknya apa yang kamu lakukan di luar sana kamu yang paling tau. Kamu berbohong sama Mama atau enggak juga gak bisa Mama pastikan. Tapi satu yang harus kamu ingat baik dan buruk akan kembali ke kamu. kalau baik berarti itu bagus buat kamu, tapi kalau itu buruk maka kamu yang akan rugi sendiri. kalau hal itu memalukan, Mama sama Papa hanya malu sebentar karena sisa waktu kami juga sudah tidak banyak lagi sedangkan kamu, kamu akan menanggungnya seumur hidup dan mungkin ini juga berdampak sama keluarga barumu nantinya. Jadi pertimbangkan baik-baik dulu apa yang akan kamu lakukan untuk hidupmu"

Sederhana tapi itu yang membuatku selalu berpikir dua kali sebelum melakukan sesuatu dan dari kata-katanya aku tahu aku adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap diriku sendiri bukan orang lain jika terjadi sesuatu hal yang tidak baik dan Mama percaya padaku bahwa aku mampu mengambil keputusan untuk diriku sendiri.


Love U Mom ^-^
Tak pernah ingin mengecewakanmu

Sabtu, 18 September 2010

letih dan biru

Sebenarnya letih yang membuat hatimu biru atau hati birumu yang membuat mu letih? Ini yang sedang ku tanyakan pada diriku. aku tak lagi fokus, tak mampu mengartikan rasaku dengan benar, tak mampu menguraikan pikiranku dengan tepat karena hatiku yang sedang biru atau mungkin karena ragaku yang letih.

Jumat, 17 September 2010

aku suka...

aku suka berbicara hak daripada kewajiban
aku suka lari dari tanggung jawab
aku suka bersembunyi dari dari masalah
aku suka dibantu daripada membantu
aku suka memuji untuk satu tujuan pribadi
aku suka bercerita satu kebohongan
aku suka tersenyum menghina
aku suka mentertawakan kemalangan orang lain
aku suka memberi hal yang tak kusuka
dan
aku suka saat menemukan kenyataan bahwa banyak orang yang sepertiku

Sekolah

Mengisi paru-paruku lagi dengan udara kampus, menyenangkan rasanya setelah 4 tahun tertunda. Membaca kitab suci anak-anak pemasaran, Kotler, mengingatkanku pada masa-masa kuliah D3 dulu dimana banyak cerita terukir yang meninggalkan rasa rindu saat ini.

Sekolah buatku bukan hal yang mudah, tidak mudah dari segi otak kecilku tapi juga uangku yang pas-pasan.
aku adalah satu dari sekian ribu orang yang sadar bahwa beasiswa prestasi itu bukan untuk manusia yang punya otak sepertiku.
aku adalah satu dari sekian ribu orang yang sadar bahwa sekolah itu mahal harganya.
tapi aku juga adalah satu dari sekian ribu orang yang sadar bahwa menjaga semangat dan bersabar dengan waktu adalah hal terbaik yang bisa kulakukan untuk mewujudkan keinginan bersekolah menjadi nyata dalam hidupku.

Terimakasih Allah, untuk semuanya
16.09.2010/Maghrib

Kamis, 16 September 2010

Cantik, Hati-Hati

Kamu tak perlu cantik untuk merasa cantik terlebih saat mencuat fakta bahwa kecantikan itu tidak ada standarisasinya. Jangan bingung saat ada yang bilang cantik itu dari dalam atau cantik adalah fisik yang enak dilihat. gak perlu besar kepala saat ada seribu orang yang bilang kamu cantik dan gak perlu berkecil hati ketika ada satu orang yang bilang kamu tidak cantik yang harus kamu perhatikan dan camkam dengan benar adalah kamu harus berhati-hati agar tidak tertipu dirimu sendiri saat kamu mengucapkan kata "aku cantik" saat becermin. ^-^

Jadi jangan tertipu diri sendiri yah. :P

cerita hari raya

Weeeh.. langit aku lupa menceritakan padamu tentang hari rayaku emm… gak ada yang special sih cuma bagi-bagi duit sama anak-anak kecil di kampungku, makan ketupat yang ada sambal teri kacangnya (yummy yummy yummy), kue-kue lebaran yang bisa jadi camilan sepanjang hari tanpa harus takut batal puasa, saudara yang jam 3 subuh datang dari Jakarta, keliling kampung untuk mencicipi kue-lue unik sekaligus meminta maaf atas semua salah dan sebagainya.

Yang special mungkin satu, lebaran tahun ini pertama kali ku rayakan tanpa Kakak dan Adik karena mereka lagi mengunjungi keluarga besar kakak iparku di Pacitan. Awalnya sih seneng Langit karena itu artinya aku bisa menguasai semua makanan yang dibuat special oleh si chef keriting tanpa harus berebut tapi ternyata aku menemukan fakta bahwa jadi anak tunggal itu tidak menyenangkan. Gak ada yang bisa diajak berantem, gak berebut apapun dan gak ada ritual tolak-tolakan kerjaan yang dikasih Si keriting. Tapi mau gimana lagi gak mungkin banget ikut ke Pacitan, kasihan Si Kriting dan Si Gaek (red : Mama dan Papa) dunk berdua ajah di rumah, jadi deh tinggal di Surabaya yang sepi karena penghuninya juga banyak yang pulkam.
Setelah keliling ke tetangga yang gak mudik, si Kriting nyuruh aku jadi ATM buat anak-anak kecil yang silih berganti datang ke rumah, “minta sama tante yah?” si keriting berbicara santai sambil menunjukku, what!!! TTTAAANNNTEEE!!! yang bener ajah, aku se angkatan sama anak-anak kecil itu cuma beda beberapa belas tahun ajah kok harusnya gak usah dipanggil TXXXX,catat yah Ting hal ini akan masuk ke evaluasi lebaran agar tahun depan tidak terjadi lagi.
Berhubung aku di rumah sendirian, akhirnya Si Kriting mengabulkan proposal THR ku, awalnya 2 juta tapi di hilangkan 2 nolnya jadi deh cuma 20 ribu tapi gak apa-apa yang penting dapat walaupun kalau dipikir-pikir ini sebagai ganti rugi karena ketupatnya habis di makan si Kriting dan Si Gaek, mereka makan lebih dari 5 piring hanya dalam satu hari dan aku cuma 2 piring, ckckc… kalah deh, gak sesuai dengan spiritnya Idul Fitri, Kemenangan ^-^
Bagaimanapun langit, hari itu adalah anugrah apapun cerita di dalamnya. :D lovely day.

Selasa, 14 September 2010

pilih suasana hatimu

"kesedihan itu indah, siapa yang percaya?" itu status fb-ku kemarin, seorang sahabat baik dari medan, Yopi, mengomentarinya "Esok hari pasti menerbitkan angin segar, mengusir semua kesedihan, dan menggantinya dgn keceriaan.." lalu kukatakan padanya "malam membuatnya tak kekal yopi" lalu dia menjawab sesuatu yang membuatku berpikir kembali


aku telah melupakan sesuatu, mungkin kita berpikir bisakah kita mengatur perasaan kita? jika sedih yah sedih jika bahagia ya bahagia. kita tidak bisa mengatur perasaan yang timbul di hati kita, tapi kita bisa memilih mendominankan suasana hati yang buruk atau meminimalkannya, dan tak seharusnya aku mendominankannya karena banyak hal yang harus kusyukuri dalam hidup.


"ketika malam tak pernah mengekalkan siang, ketika cerita silih berganti maka pastikan warna langitmu"

bolehkah aku pergi dariMu


Ya Allah, akulah hambamu yang selalu bersembunyi dibalik kata khilaf atau lupa, hamba yang mengagungkan kalimat “hamba adalah manusia biasa yang tak luput dari salah dan dosa” untuk menghalalkan segala salah dan dosa hamba. Hamba adalah hambamu yang sangat percaya bahwa Engkau Maha Memaafkan dan Mengampuni Segala Dosa dan memanfaatkan kemahaan itu untuk mengulangi kesalahan dan dosa-dosa hamba. Hamba adalah hamba yang tak memberikan Hak Mu sepenuhnya ketika saatnya sujud, ketika saatnya bersyukur, ketika melafalkan namaMu, ketika menjalani hidup.
Hamba malu jika harus memohon ampunanmu lagi, hamba telah mempermaikanMu, hamba telah menyakitiMu, hamba terus memintaMu untuk mengerti hamba tapi tak pernah sekalipun hamba mencoba untuk mengertiMu.
Apa yang harus hamba lakukan, hamba tak ingin terus menyakitiMu. Bolehkah hamba pergi dariMU, biar hamba tak terus mengulanginya lagi? Agar hamba berhenti membuatMu kecewa?

skeptisku akan kata maaf

aku berpikir kenapa aku harus berpikir. Otakku bekerja berlebihan, hatiku menambahkannya, perhitungan 1 + 1 tidak lagi menjadi 2, mempertanyakan hal-hal remeh membuatku terlihat semakin konyol saja.

Seperti kemarin, melihat banyak orang yang sibuk bertanya “ada kata-kata bagus gak untuk mengucapkan maaf dan selamat idul fitri?” membuatku berpikir kenapa kita harus merangkai kata untuk meminta maaf? Bukankah meminta maaf adalah hal yang paling susah sesusah mengucapkan terimakasih, di titik ini aku bertanya “apakah kita benar-benar meminta maaf?” atau “mungkin kita meminta maaf pada orang-orang yang memang tak berseteru dengan kita? jadi hal itu menjadi mudah”.
Skeptis? Manusia yang mengabaikan niat baik? Yah… itulah aku.
Banyak sekali Pesan-pesan singkat atau email-email yang sama yang hanya diganti nama pengirimnya saja, sebegitu pentingkah kata indah? Kupikir hanya sebaris kalimat “aku minta maaf, fie” lebih indah dari apapun karena ada kata “Aku” dan "Fie" sebuah nama yang disebutkan.

Apakah pikiran ini berlebihan? Jika jabatan tangan, pelukan, atau ucapan yang menggambarkan dengan jelas tentang kalimat “maafkan aku atas segala salahku” tidak bisa dilakukan karena jarak atau nominal pulsa yang tak mencukupi dan hanya ada pesan singkat setidaknya sebutkan namaku dalam pesan singkat itu.

Aku tak pernah ingin kata maaf yang terangkai indah hanya sebagai penghias di hari yang fitrah ini.

Rabu, 08 September 2010

Maaf



Lihat Kartu Ucapan Lainnya
(KapanLagi.com)

Senin, 06 September 2010

setelah hujan

menghilang suram
aroma tanah  yang menyerbak menemani langkahku
cermin sudah menjadi keping sekarang
bayangan menjadi teman yang tak hanya sekedarnya
mengukuhkah bahwa perjalan ini semakin dingin untuk jiwa ini

Minggu, 05 September 2010

monas, kemayoran, kota tua

setalah seharian berkutat dengan angka -angka ajaib akhirnya aku bisa jalan-jalan melihat kota jakarta yang sedikit lenggang . setelah makan di dekat Sarinah anak-anak memutuskan untuk ke melihat Monas  saat malam. nyaman itu yang kurasakan mungkin karena luasnya membuat ku lega bernafas.  tapi entah kenapa aku malah berpikir  lahan seluas ini harusnya bisa lebih produktif,  si endhar mengelangkan kepala saat kuucapkan pikiran itu "dasar orang ekonomi, gak bisa melihat lahan nganggur dikit udah gatel pengen bangun gedung" aku tertawa, aku tidak sedang membayangkan membangun gedung tapi aku merasa tempat ini harusnya bisa lebih produktif bukan hanya sekedar melihat monas.

setelah beberapa lama disana perjalanan berlanjut mencari kerak telor, seorang teman dari makasar penasaran ingin mencobanya,  aku juga  penasaran, akhirnya kami menemukannya di daerah  kemayoran, cukup jauh tapi  tidak ada pilihan tempat lain, si sasa yang jadi tour guide hanya tahu  tempat itu untuk mencari kerak telor, kami menemukannya di depan PRJ persis, sibapak inilah yang menuntaskan rasa penasaran kami. akan kerak telor, rasanya menarik buatku membayangkan bahwa dahulu makanan inilah yang menjadi favorit nenek kakek kita pada jamannya, sayangnya warisan kuliner ini tidak lagi dilirik generasi fastfood  saat ini dan akulah salah satunya. tapi kita akan bahas soal sejarah di entri lainnya.

karena malam masih terlalu panjang kami menyusuri kembali  ibukota yang terlihat berbeda, jauh dari kata macet, dan mobil kami berhenti di Kota Tua. aku suka sesuatu yang berbau kuno. terutama rumah, karena selalu terlihat 'adem' untuk di jadikan tempat tinggal. kupikir disana sepi, tapi ternyata rame, penuh sesak, banyak yang menjual aksesoris yang beraksen tempo dulu, ada sepeda antik, topi orang belanda, dan catur emm... meski aku gemar bermain catur tapi dengan duit enggak deh... menyusuri kota tua Nunk dan Ndaru berhenti di tempat meramal, mereka penasaran dengan yang satu ini. aku selalu tertarik dengan ramalam, mengagumkan melihat orang dengan yakin mengatakan sesuatu tentang masa depan. tapi aku tak terlalu memperhatikan karena ada sesuatu yang membuatku tertegun ketika menyadari kata yang tertulis di gedung ini.Bar jika satu artinya akan menyenangkan tapi

tapi jika di gandakan artinya akan berkebalikan. sepertinya  semua memang seperti itu jika digandakan akan selalu tidak baik jadinya. Nunk membuyarkan lamunanku dan mengajak untuk balik ke hotel. Akhirnya kami memutuskan untuk balik ke hotel, sudah jam satu lebih besok masih ada angka-angka ajaib yang harus di temukan dan membiarkan kaki ini beristirahat.

Senang melihat jakarta dari sisi lain, gak sabar dengan trip berikutnya. ^-^




Sabtu, 04 September 2010

this smile


Senyum manusia-manusia inilah yang membuat apa yang kulakukan semakin ringan. Undangan Rekonsiliasi audit datang dikamis sore, ketika ku sudah bersiap untuk pulang, isinnya tentu saja tentang penyelesaian data penjualan yang berbeda dengan data rekan-rekan audit, bukan auditnya yang membuat keningku berkerut tetapi tanggal pelaksanaannya, 3 hingga 6 September 2010 di Jakarta, ditanggal-tanggal yang seharusnya sibuk dengan persiapan hari raya atau ritual mudik dan dikota yang baru saja minggu lalu ku ucapkan selamat tinggal.


Di wajah-wajah itu memang ku temui rasa lelah tapi itu tak berarti apa-apa karena mereka tetap bersemangat menyelesaikan tanggung jawabnya, tak kudengar keluh hanya canda sepanjang hari walau tak menemukan titik terang dari semua selisih.


kata-kata ini muncul ditengah-tengan keseriusan kami memecah teka-teki angka
"bagaimana kalau kita naik roller coaster dulu 3 kali, mungkin ajah kan tiba-tiba muncul angkanya?"
"gimana kalo rapatnya di pindah di Bunaken, sambil menyelam minum air"
"jadi pengen belanja angka..."
"ternyata malam pertama sakit yah" mendengar kata-kata terakhir membuat angkaku berantakan, inikah efek angka-angka ini? jika iya aku harus cepat menyelesaikannya biar efeknya tak bertambah parah, setidaknya gak perlu ke dokter cukup dukun.


^-^ just smile make everything gonna be okey, banzai..

Kamis, 02 September 2010

Bagaimana bisa kau tak marah?

Bagaimana bisa kau tak marah? tanyanya
Aku marah sangat marah, tapi menunjukannya dengan caci maki bukanlah yang terbaik. Aku membenci perbuatannya tapi aku tak bisa membenci dia, karena dia adalah salah satu orang yang kusayang. Bagaimanapun pada akhirnya dihadapan Allah kami akan mempertanggung jawabkan ikatan kami.
Aku bisa bayangkan Allah bertanya padaku “Mengapa kamu tidak berbuat baik pada dia?”
Lalu ku jawab “karena dia telah berbuat tidak baik padaku, ini balasannya”
Kemudian Allah bertanya lagi padaku “ingatkah kamu, ketika kamu lemah dulu, ketika tanganmu belum mampu kau pergunakan secara sempurna, dan kau hanya bisa menangis, dialah yang berbuat baik padamu? Jika kau tak mengingatnya, apakah kau tak ingat padaKu? Bukankah dalam kitab dan seribu kisah manusia telah tertulis bahwa Keburukan sepatutnya dibalas dengan Kebaikan karena itu adalah perbuatan yang paling Ku cintai, karena dengan itulah kau akan menyelesaikan masalah bukan mewariskannya pada masa depan. Tidakkah kau percaya dengan kuasaKu? Aku akan selalu berbuat adil padamu, segala hak yang diambil darimu akan Kukembalikan padamu, tak akan ada yang terlewat walupun itu hanya serupa duri.”
Lalu apa yang harus kukatakan kepada Allah untuk mempertanggungjawabkan semuanya. Aku tak akan punya kata lagi selain malu karena meragukanNya. Inilah mengapa aku tak menunjukan marahku dengan caci maki tapi dengan mengasihinya.

Membenci

Pernah kau membenci seseorang dengan sangat, hingga ada ucapan sampai matipun tak akan pernah kumaafkan? Siapa tak pernah sakit hati, tapi pilhan membenci seperti itu bukanlah hal yang paling tepat menurutku. Sebagian teman mengatakan “mudah fie untuk dikatakan tapi jika kau sudah merasakannya, kamu pasti berpikir lain”.
Aku tak mengatakan ini akan mudah karena ini tentang hati yang tersakiti, aku hanya ingin katakan akan selalu ada sisi baik dalam kejahatan dan akan selalu ada sisi jahat dalam kebaikan. Jika kau menemukan orang melakukan hal jahat terhadapmu berpikirlah tentang kebaikan orang itu jika kau tak menemukannya berpikirlah bahwa hal ini baik buatmu untuk lebih kuat dalam menjalani hidup, agar lebih berhati-hati dan tak melakukan hal yang sama pada orang lain.
Aku terus belajar untuk tidak membenci orangnya tapi membenci perbuatannya. Ini akan menjadi peringatan keras buatku untuk tak melakukan hal yang sama terhadap orang lain, jika aku memilih membenci orangnya akan selalu ada kemungkinan aku lupa dan berbuat sama pada orang lain. Aku tak inginkan itu.

Senin, 30 Agustus 2010

hanya se...

hanya sebuah kata
hanya sebaris kalimat
hanya secarik cerita
tentang kita yang pernah bersama
kau tau?
banyangan pertemuan adalah sebuah kenangan
tak terelakan.
tapi...
tak ada yang salah dengan semua itu
karena ini hanyalah sebuah perjalalanan dengan beribu cerita
dia yang pergi akan terganti tapi tak akan pernah terlupakan selalu dalam memori.
aku kangen kalian

love for you

Kamis. 17 Mei 2007

Seharusnya kuucap rasa syukur

Menemukan diriku, bersama anak-anak yatim piatu membuatku mengerti kata-kata dari seseorang relawan kapal mavi marmara, dia mengatakan “Tanah Palestina tidak membutuhkan kita, mudah bagi Allah untuk membuat semuanya baik, kita yang butuh Palestina, kita yang butuh dicatatkan sebagai pejuang di jalan Allah, untuk perdamaian”
Aku tak sedang membicarakan mengenai agama ataupun politik, buatku segala bentuk penjajahan tak seharusnya ada. Aku hanya ingin merefleksikannya kata-kata itu terhadap diriku sendiri, memperluas inti dari kalimat itu. Hidupmu bukan untuk siapapun tapi untuk dirimu sendiri, kau adalah inti dari hidupmu, yang lain hayalah tetangga yang memiliki inti hidup sendiri, segala hal yang kau lakukan hanya untuk dirimu. Apakah ini yang dikatakan egois, buatku bukan, ini bukan seperti mendahulukan kepentingan pribadi tapi lebih kepada memenuhi kebutuhanmu untuk memahami hidup, mengapa? untuk apa? dan kemana semua ini berjalan?
Kata-kata itu membuatku mengerti, anak-anak ini tak membutuhkanku untuk bertahan hidup, tapi aku yang membutuhkan mereka untuk bertahan hidup. Aku membutuhkan mereka untuk mengerti dan menghargai hidup yang telah aku miliki. Aku selalu mengeluh bahwa hidup tak sejalan dengan inginku, merasa tidak beruntung karena rasa sakit yang membuatku membenci, marah jika tak sesuai dengan caraku, seribu hal baik tak terlihat ketika ada satu hal buruk yang menggangu hidupku. Segala hal negatif itu pupus ketika kulihat wajah-wajah mereka, aku diperkenalkan kembali dengan rasa syukur, keluargaku memang tak sempurna, sakit teramat sangat dan bahagia yang terkira adalah dari mereka, tapi aku masih memiliki mereka, aku punya rumah untuk pulang, hidupku tak seadanya karena aku bisa menentukan merk pakaian apa yang akan kukenakan, makanan apa yang akan kumakan, liburan kemana akhir minggu ini, memilih barang elektronik yang paling canggih. Tidak seperti hidup mereka yang apa adanya dan memanggil orang lain sebagai ayah dan ibu mereka.

Sudah seharusnya kuucap rasa syukur terlebih dahulu baru mengeluh.

jadi katakan saja

Jangan membentak, aku punya dua kuping untuk mendengarkanmu


Jangan memaki, aku punya hati dan pikiran untuk memahamimu

Jadi katakan saja dengan kata yang kau punya untuk menggambarkan apa yang kau rasa tanpa amarah

Batasan Marah

Ini sebuah kebiasaan buruk, aku mengabaikannya begitu saja dan menghapusnya dengan mimpi indah. Tapi ini seperti mercon kecil yang dikumpulan jadi satu, kupikir aku sudah melupakannya tapi ternyata itu tersimpan rapi di alam bawah sadar dengan baik, hanya menunggu waktu untuk muncul kembali, satu pemicu saja akan membuat mercon-mercon kecil itu meledak secara bersamaan seperti bom dan membakar segala sesuatu di dekatnya. seperti kemarin dan sekarang aku lagi belajar membuat batasan marah, kapan harus kukatakan kapan harus kulupakan, semoga bisa lebih baik.

Minggu Sibuk

Minggu yang sibuk, maaf blog tak bisa menyapamu. Workshop membuatku harus bertahan lebih lama di kantor, sebagian acara buka bersama harus ku balas dengan kata maaf, rapat satgas untuk hari raya, menolak acara ke kesambon, membantalkan acara dengan temen-teman kuliah dan anak-anak stren kali serta perjalan dinas ke jakarta. sepertinya minggu ini juga akan lebih banyak acara lagi baru duduk saja sudah ada udangan untuk hari selasa dan rabu jadi mungkin minggu ini juga akan lebih sering tidak menyapamu, maaf yah.


Rabu, 25 Agustus 2010

Gila, Kesempatan, Jodoh

GILA
“Gila ritual perjodohan ini bener-benar menggelikan, seperti men-skip rahasia alam tentang jodoh, kenapa kita tak menunggu saja alam memberikan tandanya tentang someone special in your life, menunggu yang terbaik untuk menikmati jantung yang berdebar saat merasakan reaksi kimia alami mengembang di hati kita”

KESEMPATAN
"Itu bukan gila, itu namanya memberikan kesempatan, kesempatan untuk saling mengenal"

BUKAN KESEMPATAN TAPI GILA
"Ini bukan kesempatan ini melebihi batas, kalian ingin mengatur dengan siapa aku bersama?"

INI KESEMPATAN TIDAK MENGATUR DAN BUKAN GILA
"Ini bukan mengatur dengan siapa kamu bersama, hanya memberikan kesempatan kalian mengenal dan ini bukan gila, kamu masih punya pilihan untuk melanjutkan atau tidak melanjutkan perjodohan ini. apa yang salah? kamu bisa melihatnya sebagai cara lain dalam menemukan pasangan hidup, ingat banyak jalan menuju roma. kalau cocok biasa kamu lanjutkan kalau tidak minimal temanmu bisa bertambah"

INI GILA INI MENGATUR BUKAN TENTANG KESEMPATAN INI PERJODOHAN BUKAN TRAVELING
"Roma? ini bukan traveling dimana kamu bisa singgah di satu tempat kemudian pindah ketempat lain. aku gak takut dengan ini, bukan juga tentang rasa malu karena perjodohan selalu dikaitkan dengan ketidakmampuan mencari pasangan hidup. tapi ini benar-benar diluar batas, ini mengatur hati.


Okey... okey STOP gimana kalo kita ambil jalan tengahnya hati dan pikiran, anggap ini sebagai opsi lain dari opsi-opsi yang sudah ada, bukan harga mati, masih bisa ditawar, okey...

Sarjana pasti lebih baik, nah loh... Part 2

Sedikit Capture comment status FB tentang kejadian kemarin sore yang bikin aku jengkel. semuanya menyuruh ku sabar kenapa gak ada yang nyuruh ku berantem yah? apa karena ini bulan puasa? ^-^

kalau di inget-inget lagi agak lucu juga, aku gak marah hanya jengkel buktinya aku tetap acuh sama dia dan memperkenalkan diri mencari tau memang apa bedanya sarjana dan bukan sarjana? ada perasaan kasihan saat itu dan pertanyaan berapa banyak yah musuh orang ini karena kata-katanya? :P

aku hanya tau, ketika kamu bisa respect sama orang lain berarti kamu respect sama diri kamu sendiri itu yang artinya dia gak bisa respect sama dirinya sendiri buktinya dia gak respect sama orang lain. dan untuk mendapatkan respect kamu harus memberikan respect terlebih dahulu. kenyataannya kita memang dilahirkan berbeda tapi jangan itu dijadikan pemisah, tapi pelengkap hidup. gak ada orang yang bisa hidup sendiri. aku respect terhadap dia. karena aku ingin hidup lebih baik, dengan berpikir lebih baik, mungkin karena ini yang bikin aku tetap acuh sama dia.


Perkenalkan, fie, lulusan D3 - Marketing Unair. Dan aku bangga dengan gelar Ahli Madya Ku. *-*

Selasa, 24 Agustus 2010

Sarjana pasti lebih baik, nah loh...

ah... benci... ketemu manusia yang masih mendeskriminasikan manusia lainnya karena pendidikan. dengan entengnya bicara "oh... kalo Sarjana pasti lebih baik, karena pendidikannya lebih lama". rasanya mau uch...

Sauh pada masa lalu

Bukankah kita telah mengangkat sauh yang tertambat pada masa lalu dan memaafkan segala sesuatunya. lalu untuk apa kau ungkit lagi? membuatku ku merasa kita tak pernah benar-benar beranjak dari kisah itu. kau dan aku mengerti memaafkan tanpa melupakan adalah kesiaan. kau benar ketika kau bilang untuk membangun masa depan kita harus belajar pada masa lalu, tapi bukan seperti ini, mengungkitnya dan mengatakan lagi siapa yang bersalah atas semua ini.

Kasihan atau Peduli

tak sampai selangkah jarak beda antara kasihan dan peduli
salah satu diantaranya menyedihkan diantara yang lainnya, bagiku

Jumat, 20 Agustus 2010

iseng foto-foto karena pusing

lagi iseng foto-foto karena pusing dengan setumpuk laporan yang wajib diselesaikan. inilah meja kerja ku, simple dan paperless loh karena emang sedikit sekali hal yang harus dicetak kebanyakan laporan dalam bentuk Soft File dikirim lewat email. kerjaan baru yang menyenangkan, Keuangan, karena sebelumnya di bagian Promosi dan Sales. Membuat laporan sales setiap bulan lengkap dengan grafik dan monitoring pergerakan stock serta anggaran adalah hal wajib.  Biasanya yang bikin otak kram adalah kalau laporan system tidak sesuai dengan pencatatan manual maka harus dicek hari per hari, produk per produk, dan wilayah pemasaran yang meliputi Jatim - Bali - Nusa Tenggara nah loh... gak usah dibayangkan... cukup berdoa saja bahwa tiap bulan gak ada yang selisih walaupun sampai hari ini doanya belum terkabul   T.T   (hehehe...mengenaskan)  seperti sekarang ini harus koreksi kerjaan tahun buku 2009. setelah di cek banyak banget selisihnya, capture ini cuma seperkiannya dari satu plant saja sedangkan plantnya ada.. em.. hahaha gak usah dikalikan deh tambah bikin pusing.
di meja kerja ini juga bayak tulisan-tulisan di buat untuk blog ini. contohnya hujan biru kemarin dan tulisan ini, salah satu cara biar otak ku fresh kembali selain ngejail'in temen-temen kerja yang lain. ^-^

Kamis, 19 Agustus 2010

Membatasi Keyakinan

Seorang sahabat menggugat hidup “kenapa sih, Tuhan selalu mengambil orang-orang yang kusayangi dan hal-hal yang kucintai? Apakah Dia tidak tahu, aku telah belajar menghargai apa yang aku miliki, menjaganya, harus berapa kali lagi aku harus kehilangan agar Dia yakin aku telah belajar. Aku gak sanggup menjalani rasa sakit ini lagi. Kenapa dia tidak membiarkan aku mati saja, meski mungkin aku tidak bahagia ketika mati setidaknya aku tak perlu merasa sakit lagi akan kehilangan” kau bertanya dalam keputusasaan dan kemarahan.

Aku menjawabnya dengan menyadur kata-kata orang bijak yang sering terdengar untuk membuatmu lebih tenang “Karena kamu istimewa dimata Tuhan. Dia melihatmu mampu menjalani semuanya”

Kau tertawa kecil, tawa yang miris kudengar “aku tak butuh dilihat istimewa, kenapa Dia tidak melihat orang lain saja yang mampu menjalaninya, mengapa harus aku? Mengapa harus berkali-kali kehilangan?” suaramu melirih

“entahlah, yang aku tahu tak ada yang melebihi batas kemampuan kita, tentang mengapa kamu dan mengapa harus berulang kali, aku tidak punya jawabannya”

Percakapan lama yang masih menyisakan pertanyaan dihatiku hingga kemarin dalam ketidaksengajaan menonton sekilas Para Pencari Tuhan ketika bang Jek berkata “cobaan itu ada untuk melihat seberapa yakin kamu dengan dirimu mengenai Tuhanmu?”, aku menemukan jawabannya, jawaban yang paling sederhana yang bisa kupahami.

Mengapa aku?
Kau tau kan kau adalah mahkluk ciptaan Tuhan, siapa yang paling memahami dirimu jika bukan Tuhanmu, Dia tahu detail kelemahanmu dan sangat tau seberapa besar kekuatanmu, yang tak akan mampu kau reka karena Dia yang menciptakanmu. Jadi tak perlu ragu, tak ada masalah yang melebihi batas kemampuan kita.

Mengapa aku diberi cobaan?
Untuk melihat sekuat apa keyakinanmu, untuk menghilangkan segala keraguanmu akan keberadaan Tuhanmu, untuk membuatmu mengerti Dia selalu memberi yang terbaik untuk kita.

Lalu mengapa harus berulang kali?
Aku tak punya penjelasan untuk ini, tapi aku punya pertanyaan, mengapa kau memberi batas waktu untuk keyakinan akan Tuhanmu? Ketika kau menghitung rasa sakit bukankah itu artinya kau membatasi keyakinanmu?

Hujan Biru

Sisi kanak-kanakku kini merindukan keceriaan hujan setelah sekian lama dia bergeming. Di tanganku yang penuh dengan tinta diletakannya crayon warna-warni

“untuk apa sayang? aku sudah lupa bagaimana menggambar, menyusun komposisi warna yang apik, membuat bentuk yang simetris”

Kau tak acuh dengan pertanyaan dan peryataanku.

“apa yah warna hujan yang bagus?” tanyamu

“hujan itu tidak berwarna, dia transparan, sama seperti a…” belum selesai penjelasanku kau telah memekik kegirangan menemukan warnamu

“aku mau warna biru, biar warnanya seperti laut, jadi kalau banjir asik, pasti nanti banyak ikannya, kan seperti laut” kau melihatku dengan mata bulat yang berbinar.

Aku terdiam.

Kemarilah sayang, mendekatlah, biar kupeluk dirimu lebih erat lebih dekat hingga tak ada ruang antara kita, agar segala sesuatunya terlihat indah, seperti melihat bumi sebagai tempat terindah untuk berkelana, sepertimu, seperti aku ketika kanak-kanak dulu.

Rabu, 18 Agustus 2010

Bosan, remote.

Memainkan remote kontrol TV, memindahkan satu channel ke channel lainnya, bosan akut. Banyak yang ingin ditulis tapi tak kunjung menemukan kata pertama untuk memecah cerita jadi tak acuh dengan lattop yang terus menyala.
Ini hanya beberapa detik tapi cukup untuk membuatku berhenti memainkan remote kontrol ada sesuatu yang menarik perhatianku saat menekan angka 2 untuk ANTV, seseorang sedang berteriak menantang seseorang. Aku penasaran dengan apa yang terjadi, ternyata melihat orang yang akan berkelahi mampu mengusir rasa bosanku pantas saja semua channel tayangannya tak jauh-jauh dari konflik dan intrik, meski hidup sudah penuh dengan masalah ternyata melihat orang bermasalah bisa jadi hiburan tersendiri ckckck… benar-benar tak sehat.

Senin, 16 Agustus 2010

Selamat datang teman lama, Politik.

Kita duduk berdampingan lagi, menikmati kopi yang sama seperti dulu. Kupikir aku tak akan berjumpa denganmu lagi tapi ternyata aku salah. Kau menyapaku dengan sebuah kesadaran “selama kamu berada di lingkungan yang menjanjikan kesejahteraan dan kedudukan, aku akan selalu ada di situ”. Sesungguhnya miris saat ku tau kau menyapa dengan cara khasmu (yang harusnya aku tidak perlu heran) yaitu melalui seorang teman yang men-cc-kan email candaku mengenai pekerjaan ke atasan kami. Aku terkejut tak pernah menyangka sebelumnya. Tapi ini menjadi sebuah peringatan padaku, bahwa dia menyimpan senjata di balik keramahannya, bahwa kami ada dalam pusaran POLITIK KANTOR.
Aku tak berpandangan buruk terhadap politik karena politik itu adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan. Bukan berarti aku tergila-gila dengan kekuasaan malah sebaliknya aku sangat tidak menyukainya apalagi harus berebut uch… bukan caraku (mungkin karena aku produk gotong royong(ayah ibu), bukan kapitalis(investasi) hehehe… ), tapi ini menjadi menarik terlebih saat kamu melihat orang-orang yang saling tidak menyukai duduk bersama dan mencoba beramah tamah hanya karena tujuan yang “terkatakan” sama. Yang “terkatakan” sama, pertanyaannya adalah memang ada yang tidak terkatakan?. Banyak yang tak terkatakan tapi tonggak untuk memunculkan tujuan yang tak terkatakan itu adalah yang terkatakan sama. Skema tujuan harus di rancang sempurna, satu tindakan akan mempengaruhi tindakan lain, kisah dibuat setelah ending dicanangkan. Siapa yang harus berperan dan tidak harus di tentukan, pemain cadangan harus disiapkan, skenario terburuk hanya untuk orang lain, tanpa jejak tanpa bekas harus mampu menghilang adalah semboyan yang harus dikibarkan.
Mengherankan bagaimana aku sangat mengenalmu, tapi seperti aku, kau selalu tau aku selalu dengan caraku, bukan dengan caramu POLITIK.

Kamis, 12 Agustus 2010

Puisi Cahaya Bulan - Soe Hok Gie

Akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yang biasa
Pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
Apakah kau masih selembut dahulu
Memintaku minum susu dan tidur yang lelap
Sambil membenarkan letak leher kemejaku


Kabut tipis pun turun pelan pelan di Lembah Kasih
Lembah Mandalawangi
Kau dan aku tegak berdiri
Melihat hutan-hutan yang menjadi suram
Meresapi belaian angin yang menjadi dingin

Apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
Ketika kudekap
Kau dekaplah lebih mesra
Lebih dekat

Apakah kau masih akan berkata
Kudengar detak jantungmu
Kita begitu berbeda dalam semua
Kecuali dalam cinta

Cahaya bulan menusukku
Dengan ribuan pertanyaan
Yang takkan pernah kutahu dimana jawaban itu
Bagaikan letusan berapi
Membangunkanku dari mimpi
Sudah waktunya berdiri
Mencari jawaban kegelisahan hati

Selasa, 10 Agustus 2010

all the peace and joy in your mind

Everything about you pains my envying
Your soul can't hate anything
Everything about you is so easy to love
They're watching you from above
Give me all the peace and joy in your mind
I want the peace and joy in your mind
Give me the peace and joy in your mind
Everything about you resonates happiness
Now I won't settle for less
 
copy catatan si Black

Senin, 09 Agustus 2010

Untuk lebih baik

Langit, lama tidak menyapamu ternyata bumi dengan segala warnanya benar-benar menarik untuk dijelajah membuatku sangat lelah dan tertatih – tatih melangkah tapi anehnya saat bersamaan membuatku bahagia karena menemukan satu persatu jawaban dari pertanyaan – pertanyaanku.
Kau tau langit, kemarin aku menjadi sangat jengah dengan kata, ketika membaca kembali apa yang pernah ku tulis aku menyadari bahwa aku adalah manusia yang tak meyakini pemikirannya. Tak ingin lagi menulis, tak ingin lagi berteori, untuk apa semua ini jika hanya kupertanyakan kembali tentang kebenarannya, semua menjadi omong kosong.
Tapi kini aku mengerti tak ada yang salah dengan mempertanyakan kembali keyakinan/pemikiran bukankah aku menginginkan hidup yang lebih baik inilah salah satu jalannya. Tak pernah ada kata salah untuk masa lalu, pemikiranku benar pada saat itu karena itulah yang aku hadapi setelah berjalannya waktu dengan banyak hal yang terjadi wajar jika pemikiran itu berubah bukan plin-plan tapi ini adalah perjalanan untuk lebih baik.

Hal Baik

Hal baik selalu berasal dari Allah kan langit. Dia menghapus jengah itu dan memberikan ketetapan hati padaku. Dia memberikannya melalui sebuah film, obrolan ringan dengan sahabat dan melalui seseorang yang memberiku semangat untuk terus menulis yang mengenalku dari tulisanku dan kukenal dari goresan tangannya. Terima kasih Allah.

Jawaban Sederhana Tentang Hati

Kemarin aku bertanya tentang Hati. Mengapa Engkau tak mengubah hati yang seorang ayah untuk tetap bertanggung jawab terhadap keluarganya bukan meninggalkan keluarganya begitu saja, mengubah hati seorang ibu untuk tidak membuang anaknya apalagi membunuhnya, mengubah hati seseorang yang meyakini bahwa hidup adalah neraka hingga ia membunuh dirinya sendiri. Tiada yang sulit tapi kenapa Allah, Engkau tak memilih untuk mengubahnya?
Aku menemukan satu kata sebagai jawaban paling sederhana untuk saat ini yaitu PEDULI. Agar kamu PEDULI fie karena dari peduli maka ada Kasih dan Sayang yang berujung pada keinginan berbagi hal baik untuk meringankan segala beban hati. Saling membantu, saling mengingatkan akan merekatkan hati dan menghapus perbedaan yang akan membuat hidup lebih baik dan bermakna jika segala sesuatunya Allah yang mengubah menjadi baik, kamu bisa membayangkan apa yang akan terjadi.

The Bitter sea

Ada sebuah kepercayaan di Cina saat perperangan dengan Jepang terjadi. Dari sebuah kisah perjalanan George Hogg yang membawa anak-anak korban perang untuk berjalan 1000 kilometer ke Shadan.
 
Kepercayaan itu adalah bahwa hidup serupa lautan pahit (bitter Sea), setiap manusia di dalamnya berusaha untuk mempertahankan kepala tetap di atas, tak melihat adanya masa depan karena merasa tak pantas untuk mendapatkannya yang ada hanya kepahitan.
Hanya tidak melihat bukan berarti tidak ada dan mengapa harus merasa tak pantas?. Itulah yang diyakini George Hogg. Perjalanan impian ditempuh, melewati gunung salju, gurun pasir dalam panas dan dingin lebih dari 3 bulan berjalan untuk mendapatkan hidup yang lebih baik, untuk sebuah masa depan. Meyakini orang – orang disekelilingnya bahwa masa depan patut diperjuangkan. Diakhir kisah dia menemukan masa depan itu, kehidupan yang lebih baik.
 
George Hogg telah menunjukan padaku hanya orang – orang yang memiliki keyakinan yang kuat yang mampu meraih impiannya, yang mampu melewati keterbatasannya.

Kamis, 05 Agustus 2010

Bercabang

Pikiranku bercabang. Hal yang kuyakini kini kupertanyakan. Filosofi hidup yang didengungkan kini bagai nada yang tak menemukan iramanya.

Pilihan

Kita terlahir sebagai pemilih tapi ternyata ada hal yang tidak bisa kita pilih.

bertanya?

Hamba hanya ingin bertanya dengan segala ke fakiran hamba,

Tiada yang sulit bagi Mu Allah untuk merubah hati.
Merubah hati seorang ayah untuk bertanggung jawab terhadap keluarganya, merubah hati seorang ibu untuk tidak membuang anaknya, merubah hati seseorang yang meyakini bahwa hidup adalah neraka hingga ia bunuh diri. Tiada yang sulit tapi kenapa Allah, Engkau tak memilih untuk merubahnya?
Manusia-manusia itu mengatakan ini bagian dari nasib atau takdir atau kesialan tapi aku mengatakan bukan itu karena Engkau mengijinkan kami memilih. Lalu mengapa?
Maafkan Hamba yang tak mampu melihat Kebesaran Kasih Sayangmu.